Harga Logam Tanah Jarang Ambles, Pendapatan Penambang Ikut Menyusut

Rabu, 24 Juli 2024 - 09:33 WIB
loading...
Harga Logam Tanah Jarang...
Lynas Rare Earths membukukan penurunan pendapatan kuartalan usai terimbas menyusutnya produksi pada fasilitas Kalgoorlie di Australia Barat dan rendahnya harga dasar logam tanah jarang. Foto/Dok Reuters
A A A
JAKARTA - Lynas Rare Earths membukukan penurunan pendapatan kuartalan usai terimbas menyusutnya produksi pada fasilitas Kalgoorlie di Australia Barat dan rendahnya harga dasar logam tanah jarang (Rare Earths). Sentimen tersebut mengirim saham Lynas menyentuh level terendah dalam lebih dari tiga bulan.



Saham penambang tanah jarang itu turun sebanyak 2,8% menjadi 5,880 dolar Australia, atau terperosok hingga level terendah sejak 11 April. Operasi Lynas di Malaysia juga mengalami penutupan karena ada pemeliharaan selama periode yang dilaporkan, dimana menurut penambang tanah jarang itu bakal memakan waktu lebih dari sebulan.



Total produksi oksida tanah jarang untuk kuartal keempat yang berakhir 30 Juni berada di posisi 2.188 ton REO, angka tersebut anjlok lebih dari 50% dibandingkan tahun lalu.

"Bantalan utama pada salah satu tungku mengalami kegagalan dan membutuhkan penutupan untuk pemeliharaan yang memakan waktu lebih dari sebulan," kata Lynas, mengacu pada operasi hilirnya di Malaysia.

Melambatnya permintaan dari perusahaan energi hijau dan pembuat mobil listrik, ditambah dengan meningkatnya pasokan global, terus menekan harga produk tanah jarang.

"Pasar tanah jarang terus dipengaruhi oleh permintaan China yang melemah dan persediaan rantai pasokan yang tinggi.... saat ini tidak ada dukungan jangka pendek pada harga," tulis analis Jefferies dalam sebuah catatan.

Lynas mengatakan, harga pasar tetap rendah meskipun ada sedikit peningkatan dalam permintaan produk akhir di domestik China.

Harga jual rata-rata Rare Earths yakni 42,3 per kilogram dolar Australia pada kuartal tersebut, kata perusahaan, dibandingkan dengan 43,5 dolar Australia per kg setahun sebelumnya.

Awal bulan ini, Lynas fokus pada adanya gangguan pada kemampuan BHP untuk memasok asam sulfat, bahan utama dalam pemrosesan tanah jarang, ke fasilitas Kalgoorlie, setelah BHP menangguhkan operasi nikel di Australia Barat.

Lynas mengatakan, telah mengerjakan kontingensi dengan penambang terbesar di dunia yang bertujuan untuk melanjutkan pasokan asam ke pabrik Kalgoorlie.

Produsen tanah jarang terbesar di dunia di luar China itu membukukan pendapatan penjualan sebesar 136,6 juta dolar Australia atau USD90,72 juta yang setara Rp1,4 triliun (Kurs Rp16.166 per USD) untuk kuartal keempat 2023, dibandingkan dengan 157,5 juta dolar Australia setahun yang lalu.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Progres Pembangunan...
Progres Pembangunan Pelabuhan Patimban Tembus 78,9%, Menhub Target Rampung Oktober 2025
21 Ribu Karyawan Intel...
21 Ribu Karyawan Intel Bakal Kena PHK, Apa Masalahnya?
IHSG Hari Ini Berakhir...
IHSG Hari Ini Berakhir Perkasa di Level 6.678, Nilai Transaksi Tembus Rp10,05 T
China Ancam Perusahaan...
China Ancam Perusahaan Korea yang Kirim Produk Tanah Jarang ke AS
Tarik Ulur Kenaikan...
Tarik Ulur Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Begini Kabar Terbarunya
Logam Tanah Jarang Jadi...
Logam Tanah Jarang Jadi Primadona, Pengembangan REE di Tanjung Ular Digenjot
Perusahaan Tambang Wanti-wanti...
Perusahaan Tambang Wanti-wanti AS Kekurangan Pasokan Mineral Tanah Jarang
Realisasi Investasi...
Realisasi Investasi Kuartal I/2025 Capai Rp465,2 Triliun, Rosan: Sesuai Target
Suku Bunga Acuan Ditahan...
Suku Bunga Acuan Ditahan 5,75 Persen, Begini Penjelasan Lengkap BI
Rekomendasi
Pramono Anung Bakal...
Pramono Anung Bakal Turun Langsung Pantau Pemutihan Ijazah Siswa yang Ditahan Sekolah
Buka Kornas Penyuluh...
Buka Kornas Penyuluh Pertanian, Mentan Pastikan PPL Wujudkan Swasembada Pangan
Tarif Trump dan Ilusi...
Tarif Trump dan Ilusi Perlindungan
Berita Terkini
Iwan Sunito Bagikan...
Iwan Sunito Bagikan Tips Sukses Bisnis di Industri Properti Australia
5 jam yang lalu
Progres Pembangunan...
Progres Pembangunan Pelabuhan Patimban Tembus 78,9%, Menhub Target Rampung Oktober 2025
5 jam yang lalu
DAmandita Sentul Tawarkan...
D'Amandita Sentul Tawarkan Rumah Smart Living Pure Nature Rp700 Jutaan
5 jam yang lalu
Perusahaan AS Tetap...
Perusahaan AS Tetap Ekspansi di Tengah Kebijakan Efisiensi Pemerintah
6 jam yang lalu
Atasi Kesenjangan Pasokan...
Atasi Kesenjangan Pasokan Gas Bumi, Pemerintah Diminta Buka Kebijakan Impor
6 jam yang lalu
Perluas Layanan Pembiayaan,...
Perluas Layanan Pembiayaan, SIF Perluas Jangkauan hingga Makassar
6 jam yang lalu
Infografis
5 Negara Penguasa Harta...
5 Negara Penguasa Harta Karun Logam Tanah Jarang di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved