Syedih, Anggota DPR Nangis ke Sri Mulyani Minta Pemerintah Gesit Serap Anggaran PEN

Senin, 24 Agustus 2020 - 16:58 WIB
loading...
Syedih, Anggota DPR Nangis ke Sri Mulyani Minta Pemerintah Gesit Serap Anggaran PEN
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyoroti minimnya realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) . Pasalnya, hingga 19 Agustus 2020 realisasinya baru mencapai Rp174,79 triliun atau sekitar 25,1% dari pagu anggaran Rp695,2 triliun.

Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Demokrat Siti Mufattahah menyatakan, dampak dari rendahnya realisasi PEN banyak masyarakat yang belum terbantu. Sembari menitikan air mata dia pun memohon kepada pemerintah agar dapat lebih gesit merealisasikan anggaran PEN. ( Baca juga:Catat!, BI Mulai Besok Buka Layanan Tukar Uang Khusus Rp75.000 Secara Kolektif )

"Saya ingin nangis Bu Menteri (Sri Mulyani) karena saya melihat di pedesaan ada yang kadang tidak makan. Saya kadang-kadang menangis, jadi saya mohon tolong pemerintah perhatian. Jadi tersentuh saya Bu karena memang melihat sendiri ada yang dapat perhatian bantuan satu orang, sementara yang lain tidak mendapat bantuan. Jadi artinya data penerima PEN ini sangat-sangat perlu diperhatikan, tolong diperhatikan," katanya saat rapat kerja Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Gedung DPR, Senin (24/8/2020).

Dia menilai seharusnya pemerintah di kuartal III-2020 sudah bisa menyerap realisasi PEN sebesar 70%. Untuk itu, pemerintah diminta menciptakan inovasi dalam mempercepat realisasi.

"Jika hal ini terjadi pertumbuhan ekonomi di kuartal III (negatif) ini disebabkan karena PEN gagal diimplementasikan, harusnya bulan ini PEN sudah mencapai 70%. Saya mohon agar progres pengadaan program dan jasa harus ada inovasi. Itu sangat penting untuk memudahkan birokrasi bagi PEN," ujarnya. ( Baca juga:Hampir Menangis, Soetrisno Bachir Harapkan Amien Rais Tetap Bersama PAN )

Menurutnya, jika dilihat dari implementasi bisa dibilang nilainya masih merah, kalau bisa disimpulkan di sini pemerintah kurang gesit dalam implementasinya.

"Itu sangat lambat kalau lihat seharusnya progres bukan bulanan tetapi harus harian karena ini sudah masuk kuartal III," tandasnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0982 seconds (0.1#10.140)