Terancam Krisis Bahan Bakar, Negara UE Ini Coba Pulihan Pasokan Minyak Rusia

Minggu, 28 Juli 2024 - 15:52 WIB
loading...
Terancam Krisis Bahan...
Slovakia mengaku sudah menawarkan solusi teknis kepada Ukraina untuk memulihkan pasokan minyak Rusia yang dihentikan ke kilang Slovakia dan Hongaria. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Slovakia mengaku sudah menawarkan solusi teknis kepada Ukraina untuk memulihkan pasokan minyak Rusia yang dihentikan ke kilang Slovakia dan Hongaria. Upaya mengembalikan aliran minyak Rusia terus dilakukan negara Uni Eropa (UE) ini, menyusul efek dari blokade itu bisa memicu krisis bahan bakar pada awal September, mendatang.



Anggota Uni Eropa Timur yakni Slovakia dan Hongaria tidak lagi mendapatkan pasokan minyak dari Rusia melalui Ukraina, setelah Kiev menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan Lukoil. Kebijakan ini menjadi tekanan buat kilang Hongaria dan Slovakia yang dimiliki oleh grup minyak dan gas Hongaria, MOL.

Perselisihan itu telah menunjukkan bagaimana beberapa negara Uni Eropa masih bergantung pada energi Rusia lebih dari dua tahun setelah keputusan blok tersebut untuk menghentikan impor minyak menyusul invasi Moskow ke Ukraina.



Pemerintah di Bratislava dan Budapest, yang menentang sanksi terhadap Moskow dan mengirim bantuan militer ke Kiev mengecam langkah Ukraina atas penghentian pasokan Lukoil dan masih mencoba mediasi Uni Eropa dalam perselisihan tersebut.

Kepala staf Perdana Menteri Hongaria, Gergely Gulyas mengatakan, bahwa keputusan Ukraina adalah pemerasan untuk posisi Hongaria dan Slovakia tentang perang Rusia di Ukraina.

Sementara itu Kantor pemerintah Slovakia mengatakan, Perdana Menteri Robert Fico telah berbicara dengan mitranya dari Ukraina Denys Shmyhal pada hari Jumat.

"(Fico) mengusulkan kepada mitra Ukraina solusi teknis di mana beberapa negara termasuk Slovakia harus berpartisipasi," kata kantor itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Disebutkan bahwa pasokan alternatif lebih mahal dan mungkin tidak cocok secara teknologi untuk kilang Slovnaft Slovakia. Negosiasi intensif akan terjadi pada tingkat tertinggi dalam beberapa jam dan hari mendatang, tambahnya.

Pengiriman minyak dari pemasok Rusia lainnya disebutkan tidak mengalami gangguan. Dalam kasus Lukoil, kedua negara ingin Komisi Eropa menggunakan perjanjian asosiasi dengan Ukraina, yang mengatakan Kiev tidak dapat memblokir transit minyak.

Slovakia yang mengaku tersandera dengan Ukraina dan Uni Eropa dalam perselisihan tersebut, meminta Komisi pada hari Kamis untuk tidak menunda pembicaraan. Pejabat Hongaria juga mendesak ada tindakan cepat untuk menyelesaikan masalah pasokan minyak.

"Jika situasinya tidak terselesaikan, akan ada kekurangan bahan bakar ... solusi harus ditemukan pada bulan September," kata Gulyas dalam konferensi pers.

"Ukraina memeras dua negara yang membela perdamaian dan gencatan senjata," bebernya.

Di sisi lain Pembantu presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak menolak tuduhan Budapest, dengan mengatakan bahwa keputusan Ukraina untuk menangguhkan transit minyak Rusia ke Hongaria dan Slovakia tidak ada hubungannya dengan pemerasan.

Gulyas mengatakan, Budapest juga mencari solusi. "Salah satunya adalah Ukraina mengakui bahwa mereka tidak dapat melakukan ini ke dua negara Uni Eropa," katanya.

"Yang lain adalah bahwa Komisi Eropa membantu kami, dan yang ketiga adalah bahwa kami menemukan celah hukum yang memungkinkan minyak ditransfer oleh seseorang yang tidak terpengaruh oleh sanksi," ucapnya.

Tamas Pletser, seorang analis minyak dan gas di Erste Group Bank di Budapest, mengatakan kekurangan bahan bakar dalam jumlah besar, tidak mungkin terjadi usai musim panas. Akan tetapi Ia mengakui, bahwa pasokan Lukoil bukan "tidak tergantikan tetapi masih menyakitkan untuk kehilangan."

Sebagai informasi Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap minyak Rusia pada tahun 2022 meskipun Slovakia, Hongaria, dan Republik Ceko memperoleh pengecualian karena ketergantungan mereka pada minyak Rusia. Kilang Ceko, yang dimiliki oleh Orlen Polandia, tidak menerima pasokan dari Lukoil sehingga tidak terkena dampak langsung dari perselisihan tersebut.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1835 seconds (0.1#10.140)