Kisah Menjadi Entrepreneur: Menghadapi Kesendirian untuk Menemukan Kekuatan Diri

Sabtu, 03 Agustus 2024 - 17:39 WIB
loading...
Kisah Menjadi Entrepreneur:...
Dalam dunia kewirausahaan, sering kali kita melihat kesuksesan yang gemilang dan kehidupan serba mewah. Namun di balik gemerlap tersebut, ada perjalanan panjang yang penuh dengan kesendirian dan tantangan. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Dalam dunia kewirausahaan , sering kali kita melihat kesuksesan yang gemilang dan kehidupan serba mewah. Namun di balik gemerlap tersebut, ada perjalanan panjang yang penuh dengan kesendirian dan tantangan.

Seorang entrepreneur tidak hanya harus menghadapi persaingan bisnis yang ketat, tetapi juga harus selalu berjuang secara mandiri dalam menemukan solusi dari setiap masalah yang dihadapi.



Kehidupan seorang entrepreneur sering kali penuh dengan malam-malam panjang dalam kegiatan usaha mereka, jauh dari keluarga dan teman. Mereka harus membuat keputusan besar yang bisa mengubah arah bisnis mereka tanpa ada jaminan keberhasilan.

Bahkan ketika mereka dikelilingi oleh tim dan karyawan, seringkali perasaan kesendirian tetap ada. Tak jarang mereka merasa terisolasi akibat dari keputusan-keputusan yang diambil.

Dampak Psikologis Entrepreneurship: Fakta dan Data Terbaru


Kesuksesan pengusaha kerap identik dengan kekayaan materi, pertumbuhan bisnis dan pengakuan publik yang sering kali dipandang sebagai pencapaian gemilang dan menjadi kebanggaan setiap entrepreneur. Namun, pada kenyataannya narasi kesuksesan ini sering kali mengabaikan aspek lain yang tak kalah penting, seperti tantangan dan tekanan mental yang dapat menghambat produktivitas para entrepreneur muda.



Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Small Business Economics pada tahun 2023, terdapat sekitar 72% entrepreneur melaporkan bahwa mereka mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan stres kronis.

Laporan dari Harvard Business Review di tahun yang sama mengungkapkan, bahwa entrepreneur dua kali lebih mungkin untuk mengalami depresi dibandingkan dengan pekerja umum. Selain itu data dari Global Entrepreneurship Monitor (GEM) 2023 juga menunjukkan meskipun tingkan kepuasan hidup entrepreneur cenderung lebih tinggi, tingkat stres dan kecemasan juga meningkat signifikan dibanding populasi umum.

Menjadi pengusaha di usia muda bukanlah hal yang mudah, tak jarang pengusaha gagal bertahan dalam menjalani proses merintis bisnis. Terlebih, ketika mereka dihadapi oleh berbagai gejolak yang menyebabkan bisnis tidak stabil, tentu akan membuat entrepreneur merasakan stress dan rentan terhadap masalah kesehatan mental.

Stres dan Kesepian : Sisi Gelap Entrepreneur Hadapi Tekanan Psikologis


Ria Andriana, Founder Street Sushi Indonesia, alumni DSC Season 14 ini menuturkan sisi gelap yang dirasakannya selama menjadi entrepreneur. Rasa kesepian (loneliness) dan stress paling sering ia rasakan dan terkadang membuatnya ingin menyerah dengan bisnisnya.

“Menjadi entrepreneur harus memikirkan semuanya sendirian, memutuskan segala sesuatunya sendiri, benar-benar merasa sendirian dan bikin stress,” ujarnya.

Perjalanan usaha pun naik turun, terkadang diterpa musibah yang tak terduga. "Outletku pernah kebanjiran, omset nol rupiah padahal biaya sewa jalan terus. Kulkas terendam banjir, tidak ada dana untuk beli baru sehingga kami keringkan dengan hairdryer," tambah Ria.

Menjadi entrepreneur sering menghadapi kondisi under pressure. Banyak dari mereka merasa terisolasi karena tidak memiliki banyak orang untuk berbagi beban dan tantangan yang dihadapi. Tekanan untuk terus berkembang dan mencapai target menjadi ekspektasi yang bisa menjadi sumber stres yang besar.

Ekosistem kewirausahaan menjadi support system membentuk entrepreneur berkarakter tangguh

Diplomat Success Challenge (DSC) sebagai ekosistem kewirausahaan terus konsisten mengambil peran untuk turut serta memberikan dukungan kepada para pengusaha agar mampu bertahan di tengah ketidakpastian. Sejak kehadirannya di tahun 2010, Diplomat Success Challenge menawarkan solusi bisnis yang tidak hanya berfokus pada kewirausahaan, melainkan juga membantu para entrepreneur dalam mengelola tekanan dan dampak psikologis melalui program pelatihan, seminar, dan dukungan komunitas.

“DSC memahami bahwa lawan terberat tidak datang dari luar, melainkan berasal dari diri sendiri. Rasa takut gagal, pesimis, dan ragu terhadap potensi diri lah yang kerap menjadi sebab pengusaha gagal, untuk itu DSC tidak tutup mata atas masalah kerentanan mental yang dialami pengusaha,” ujar Founding Father dan Dewan Komisioner DSC, Surjanto Yasaputera.

Maka dari itu DSC memberikan kesempatan kepada setiap peserta untuk mengungkapkan perasaan, emosi, dan ketakutan mereka dalam menghadapi tantangan bisnis dan ketidakpastian masa depan. Setiap program dirancang menjadi wadah pertemuan antara peserta, mentor, dan alumni, di mana mereka dapat saling berbagi dan mendengarkan. Dengan demikian, diharapkan setiap peserta dapat merasakan dukungan dan menjadi bagian dari komunitas yang saling mendukung.

Dengan bergabung dan berkolaborasi dalam ekosistem kewirausahaan, banyak entrepreneur menemukan kekuatan mereka. Mereka belajar untuk menjadi mandiri, mengandalkan diri sendiri, dan terus maju meskipun menghadapi rintangan. Kesendirian ini mengajarkan mereka untuk menemukan solusi kreatif dan inovatif, serta membangun ketahanan mental yang kuat.

“Sejak mengikuti DSC dan menjadi bagian dari Diplomat Entrepreneur Network (DEN), saya menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan ingin mencoba banyak hal baru. Bertemu dengan banyak peserta dan mentor, membuat saya lebih banyak tempat untuk bercerita, mengeluarkan keluh kesah, mendapatkan motivasi dan saling menguatkan satu sama lain. Lebih dari itu, secara bisnis pun semakin banyak peluang melalui kerjasama dan kolaborasi baik dengan mentor ataupun sesama alumni,” tutur Ria Andriana.

Edric Chandra, Program Initiator DSC, mengungkapkan pentingnya bagi setiap pengusaha untuk mampu mengenal sisi gelap dari kesuksesan, sehingga menjadi pengingat bahwa sukses bukanlah hanya tentang materi, melainkan bagaimana entrepreneur dapat mengelola dampak psikologis dan emosional.

“Ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kita tidak berjuang sendirian, ada banyak dari kita yang berjalan di jalur yang sama, menghadapi tantangan yang sama, dan mencari cara untuk tetap kuat. Di sinilah peran Diplomat Success Challenge menjadi sangat penting,” ujar Edric.

“Kesuksesan adalah perjalanan, bukan tujuan akhir. Mengelola tekanan, merayakan kemenangan kecil, dan menjaga kesehatan mental adalah bagian penting dari perjalanan tersebut. Melalui berbagai program, kolaborasi, dan pendampingan, DSC berusaha menciptakan ekosistem yang mendukung keseimbangan emosional para entrepreneur,” tambah Edric.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1527 seconds (0.1#10.140)