Eropa Masih Terpikat Gas Rusia, Pengiriman LNG ke Perancis Naik Dua Kali Lipat

Kamis, 08 Agustus 2024 - 13:07 WIB
loading...
Eropa Masih Terpikat...
Pengiriman gas alam cair (LNG) Rusia ke Perancis meningkat lebih dari dua kali lipat pada paruh pertama tahun 2024. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pengiriman gas alam cair (LNG) Rusia ke Perancis meningkat lebih dari dua kali lipat pada paruh pertama tahun 2024, berdasarkan analisis baru data perdagangan. Kabar ini menjadi pukulan buat Uni Eropa (UE) yang sedang mencoba menghentikan pembelian energi yang membantu membiayai invasi Kremlin ke Ukraina.



Eropa sudah menerapkan pembatasan impor minyak dari Rusia, tetapi gas alam masih diperbolehkan. Ketika Perancis mengimpor lebih besar, ditemukan bahwa negara-negara Uni Eropa secara keseluruhan mengimpor LNG Rusia 7% lebih banyak

Sebagai informasi LNG merupakan gas alam yang telah didinginkan dan dicairkan agar transportasi laut lebih mudah. Pada paruh pertama tahun ini terjadi peningkatan pada negara-negara penikmat LNG asal Rusia dibandingkan dengan periode saham tahun lalu.



Oleh Savytskyi, anggota pendiri organisasi nirlaba Razom We Stand, yang mengkampanyekan sanksi lebih keras terhadap bahan bakar fosil Rusia, mengatakan tujuan Uni Eropa untuk menghapus semua bahan bakar fosil Rusia secara bertahap pada tahun 2027 "sangat keluar jalur."

Dia mengatakan, negara-negara yang membeli LNG Rusia menyabotase transisi energi benua itu dan menyumbang miliaran dolar terhadap perang Rusia.Pemerintah Eropa mengatakan, melarang impor gas Rusia sepenuhnya akan membuat tagihan energi dan pemanas meroket dan pengguna gas industri paling merasakan akibatnya.

Sebelumnya Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), sebuah organisasi nirlaba AS dengan tujuan mempercepat transisi dunia ke energi yang lebih berkelanjutan, sempat memeriksa data dari Kpler, pelacak pengiriman, dan ICIS, penyedia data komoditas, yang keduanya juga memberikan analisis mereka sendiri.

Lembaga itu mengungkapkan, perusahaan mengimpor hampir 4,4 miliar meter kubik LNG Rusia ke Prancis pada paruh pertama tahun ini, dibandingkan dengan lebih dari 2 miliar meter kubik pada periode yang sama tahun lalu. Importir terbesar berikutnya adalah, Spanyol dan Belgia, masing-masing mengalami kenaikan 1% dan penurunan 16%, kata IEEFA.

Perusahaan raksasa energi Prancis, TotalEnergies menyumbang bagian terbesar dari impor dalam daftar kargo antara Januari dan Juni yang dilihat oleh The Associated Press. Diungkapkan bahwa mereka terikat oleh kontrak yang ditandatangani sebelum perang Rusia Ukraina pecah.

Selain itu Kementerian Keuangan dan Ekonomi Prancis mengatakan kepada AP bahwa serangan pemberontak Houthi terhadap kapal-kapal yang bergerak melalui Terusan Suez telah memaksa pembentukan kembali impor LNG. Hal itu lantarasn gas dari Timur Tengah tidak lagi dapat dengan mudah sampai ke Eropa, sementara rute Rusia dari Arktik tidak terpengaruh.

Kementerian mencatat bahwa Prancis adalah salah satu titik masuk utama Eropa untuk LNG. Prancis dan Spanyol, masing-masing mempunyai 7 terminal LNG untuk menjadi yang terbanyak di Eropa.

Pada saat yang sama Prancis mengimpor lebih banyak LNG Rusia, mereka mengimpor lebih sedikit dari pemasok lain termasuk Amerika Serikat, Angola, Kamerun, Mesir dan Nigeria – jumlah yang mendekati lonjakan LNG Rusia, menurut analisis. Tak satu pun dari ekspor LNG negara lain yang terpengaruh oleh serangan Laut Merah.

Di sisi lain hata harga untuk LNG Rusia tidak dipublikasikan. Tapi biasanya LNG Rusia dijual dengan diskon kecil karena beberapa pembeli tidak menginginkannya, kata Jason Feer, kepala intelijen bisnis global di konsultan energi Poten and Partners.

Gas ekstra tidak digunakan oleh rumah atau industri Prancis. Permintaan di Prancis turun 9% pada paruh pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Sedangkan ekspor gas Prancis melalui pipa ke Belgia naik hampir 10% dalam enam bulan pertama, menurut Kpler. Tidak mungkin untuk mengungkap berapa banyak dari ekspor itu adalah LNG Rusia.

"Apa yang bisa menerangkannya kepada Anda adalah orang-orang menghasilkan uang dari perdagangan ini," kata Feer.

Proyek LNG terbesar Rusia berada di Semenanjung Yamal di Lingkaran Arktik, sebuah usaha patungan dengan TotalEnergies, yang memiliki saham 20%. Di bawah kontrak yang ditandatangani pada tahun 2018, TotalEnergies berkomitmen untuk membeli 4 juta ton gas dari sana setiap tahun.

TotalEnergies mengatakan melalui email bahwa mereka terikat secara hukum untuk menghormati kontraknya dan akan melakukannya "selama pemerintah Eropa menganggap gas Rusia diperlukan untuk keamanan pasokan Uni Eropa."

Hanya jika sanksi baru diberlakukan, pembelian bakal dihentikan katanya. TotalEnergies mengungkapkan, impor LNG Rusia ke Eropa sebenarnya mengalami penurunan selama periode yang diteliti.

Seorang juru bicara Komisi Uni Eropa menerangkan, impor gas Rusia turun drastis antara 2021 dan 2023. "Kami telah mendiversifikasi impor kami dan sebagian besar gas yang diperlukan dipasok oleh mitra yang dapat diandalkan, seperti Norwegia dan AS," kata juru bicara Adalbert Jahnz.

Tetapi Savytskyi dari Razom We Stand menyerukan Uni Eropa untuk menerapkan embargo penuh pada komoditas tersebut. TotalEnergies "seharusnya tidak memiliki izin bebas untuk membuat Eropa terpikat pada gas Rusia," katanya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1252 seconds (0.1#10.140)