Narada Dukung Literasi Keuangan Modern untuk Ibu-ibu PKK

Selasa, 20 Agustus 2019 - 16:37 WIB
Narada Dukung Literasi Keuangan Modern untuk Ibu-ibu PKK
Narada Dukung Literasi Keuangan Modern untuk Ibu-ibu PKK
A A A
JAKARTA - Peran pelaku industri keuangan semakin penting untuk meningkatkan literasi keuangan modern di masyarakat, khususnya segmen ibu rumah tangga.

Sadar akan hal tersebut, perusahaan manajer investasi Narada Asset Management (NAM) menggelar pelatihan yang menyasar ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga).

Harapannya, para peserta bisa memperkenalkan dan menerapkan literasi keuangan modern di lingkungan komunitas yang lebih kecil.

Literasi dan inklusi ini mencakup pentingnya menabung dan berinvestasi, pengenalan berbagai produk dan instrumen keuangan, juga mengenal risiko dan imbal hasil produk keuangan, hingga literasi hak-hak konsumen.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengetahuan yang baik tentang keuangan menjadi kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat secara makro dan dalam jangka panjang dapat menggerakkan roda perekonomian nasional.

Chief Marketing Officer (CMO) Narada Asset Management N. Anie Puspitasari menyatakan, program literasi keuangan bersama ibu-ibu PKK merupakan wujud komitmen dan dukungan program literasi dan inklusi keuangan yang menjadi prioritas OJK khususnya untuk para perempuan sebagai pengelola keuangan keluarga dan critical economic players dalam perekonomian nasional.

Menurut dia, program ini akan dilakukan secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Sebagai permulaan, dipilih PKK Kotamadya Jakarta Barat (Jakbar).

“Kami bekerja sama dengan PKK Kotamadya Jakarta Barat dan QM Finansial melakukan literasi keuangan yang dikemas khusus sesuai perspektif perempuan sebagai manajer investasi keluarga,” ujar Anie di Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Kelas tersebut dihadiri oleh 80 anggota PKK Kotamadya Jakarta Barat, yang terdiri dari anggota 8 TP PKK Kecamatan Se-Jakbar, dan 56 Ketua PKK Kelurahan Se-Jakbar.

Pelatihan ditujukan bagi para kader PKK tingkat Kotamadya (20 Agustus) dan tingkat RW (9–12 September). Keberhasilan program akan dinilai dalam sebuah kompetisi dimana setiap kader PKK wajib menyebarkan materi tentang pengelolaan keuangan minimal satu kali ke paling sedikit ke 10 orang.

"Visi kami, roadshow pelatihan Ibu Cerdas Keuangan dari NAM ini dapat menjangkau lebih banyak perempuan Indonesia," kata Anie.

Hingga akhir 2019, pemerintah menargetkan tingkat inklusi keuangan di masyarakat mencapai 75%. Target tersebut menjadi bagian dari Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 82 Tahun 2016.

Menurut survei nasional OJK di tahun 2016 tingkat literasi dan inklusi perempuan Indonesia hanya mencapai 22,5% dan 66,2%, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi dan inklusi laki-laki di angka 33,2% dan 69,6%.

Sebelumnya, Anggota Dewan Komisioner Bidang Literasi dan Perlindungan OJK Tirta Segara mengatakan, literasi dan inklusi keuangan di kalangan perempuan harus terus ditingkatkan karena perempuan memiliki peran penting sebagai pihak yang menentukan prioritas dan mengelola keuangan keluarga.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5862 seconds (0.1#10.140)