Bank Mandiri Dorong Implementasi ESG & Transisi Nasabah Menuju Ekonomi Rendah Karbon
loading...
A
A
A
“Kami juga bertransisi dengan mengganti kendaraan operasional Bank Mandiri dengan kendaraan listrik dan instalasi solar panel di gedung kantor operasional secara bertahap. Bank Mandiri juga sudah memiliki gedung yang tersertifikasi sebagai green building,“ ujarnya.
Terakhir untuk pilar Sustainability Beyond Banking, Alexandra mengatakan, bahwa Bank Mandiri berfokus pada pemberdayaan masyarakat yang selaras dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), melalui Corporate Social Responsibility (CSR), dan inklusi keuangan.
Misalnya melalui program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang telah melahirkan 751 orang wirausaha, Mandiri Sahabatku yang telah menyasar 18.403 Pekerja Migran Indonesia, Rumah BUMN yang telah diserap oleh 6.590 UMKM, serta Rice Milling Unit yang telah membantu lebih dari 27.520 petani.
“Tentu dalam mewujudkan target-target ESG tersebut, Bank Mandiri juga menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya, pilihan project green yang ada di pasar keuangan relatif terbatas atau tidak banyak. Hal ini terjadi karena berdasarkan persepsi nasabah hal tersebut tergolong masih mahal, jika dibandingkan dengan benefit jangka pendek dan regulasinya masih terus berkembang,” ujar Alexandra.
“Bank Mandiri turut mengapresiasi pemerintah Indonesia, banyak regulasi yang telah diterbitkan juga dengan launching-nya bursa karbon pada tahun 2023 lalu, saya optimis perkembangannya ke depan akan semakin baik lagi,” jelas Alexandra.
Menyeimbangkan antara peluang bisnis dan kepatuhan regulasi adalah hal yang krusial. Bank Mandiri percaya bahwa beralih dari partisipasi voluntary menjadi mandatory dapat meningkatkan dampak kolektif kami dan memperkuat upaya keberlanjutan.
“Saya berharap dapat menggerakkan upaya kolaboratif di antara semua pihak untuk mengembangkan serangkaian kebijakan inisiatif iklim yang komprehensif, yang diharmonisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan dan memastikan adanya mutual alignment,” tegas Alexandra.
Terakhir untuk pilar Sustainability Beyond Banking, Alexandra mengatakan, bahwa Bank Mandiri berfokus pada pemberdayaan masyarakat yang selaras dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), melalui Corporate Social Responsibility (CSR), dan inklusi keuangan.
Misalnya melalui program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang telah melahirkan 751 orang wirausaha, Mandiri Sahabatku yang telah menyasar 18.403 Pekerja Migran Indonesia, Rumah BUMN yang telah diserap oleh 6.590 UMKM, serta Rice Milling Unit yang telah membantu lebih dari 27.520 petani.
“Tentu dalam mewujudkan target-target ESG tersebut, Bank Mandiri juga menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya, pilihan project green yang ada di pasar keuangan relatif terbatas atau tidak banyak. Hal ini terjadi karena berdasarkan persepsi nasabah hal tersebut tergolong masih mahal, jika dibandingkan dengan benefit jangka pendek dan regulasinya masih terus berkembang,” ujar Alexandra.
“Bank Mandiri turut mengapresiasi pemerintah Indonesia, banyak regulasi yang telah diterbitkan juga dengan launching-nya bursa karbon pada tahun 2023 lalu, saya optimis perkembangannya ke depan akan semakin baik lagi,” jelas Alexandra.
Menyeimbangkan antara peluang bisnis dan kepatuhan regulasi adalah hal yang krusial. Bank Mandiri percaya bahwa beralih dari partisipasi voluntary menjadi mandatory dapat meningkatkan dampak kolektif kami dan memperkuat upaya keberlanjutan.
“Saya berharap dapat menggerakkan upaya kolaboratif di antara semua pihak untuk mengembangkan serangkaian kebijakan inisiatif iklim yang komprehensif, yang diharmonisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan dan memastikan adanya mutual alignment,” tegas Alexandra.
(akr)