Dua Bandara Ini Siap Dukung Pengembangan Ibu Kota Baru di Kaltim

Senin, 26 Agustus 2019 - 21:46 WIB
Dua Bandara Ini Siap Dukung Pengembangan Ibu Kota Baru di Kaltim
Dua Bandara Ini Siap Dukung Pengembangan Ibu Kota Baru di Kaltim
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo pada Senin (26/8) siang, telah mengumumkan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur, lokasi tepatnya sebagian di Penajam Paser Utara dan sebagian di Kutai Kartanegara.

Menyusul hal tersebut, bandara-bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero), khususnya di Kalimantan menyatakan siap mendukung operasional dan pengembangan ibu kota baru, serta memperkuat konektivitas udara di pulau tersebut.

Saat ini, Angkasa Pura II mengelola dua bandara di Kalimantan yaitu Bandara Tjilik Riwut di Palangka Raya (Kalimantan Tengah) dan Bandara Supadio di Pontianak (Kalimantan Barat).

President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan perseroan telah memiliki rencana pengembangan kedua bandara itu agar dapat optimal mendukung ibu kota yang baru di Kaltim.

"Bandara Tjilik Riwut dan Supadio siap mendukung ibu kota Indonesia yang baru di Kaltim. Selain membangun infrastruktur untuk mendukung operasional bandara, AP II juga mengembangkan bandara dengan konsep multi airport system," ujar Awaluddin di Jakarta, Senin (26/8/2019).

Konsep multi airport system, lanjut Muhammad Awaluddin, secara umum akan membuat operasional bandara saling mendukung satu sama lain sehingga penerbangan dapat optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Pengembangan berkonsep multi airport system saat ini diimplementasikan di Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Husein Sastranegara (Bandung), dan Kertajati (Majalengka).

Adapun terkait dengan pengembangan infrastruktur, di Bandara Tjilik Riwut, AP II menyiapkan investasi Rp480 miliar untuk pembangunan terminal baru seluas 20.553 meter persegi dan perpanjangan runway dari 2.600 meter menjadi 3.000 meter.

Saat ini, Bandara Tjilik Riwut beroperasi dengan terminal baru seluas 29.124 meter persegi dan dapat menampung hingga 2.200 orang per hari. Terminal baru itu dioperasikan oleh Angkasa Pura II sejak 28 Maret 2019.

Sebelumnya, Angkasa Pura II memperolah hak pengelolaan Bandara Tjilik Riwut pada 19 Desember 2018 dari Kementerian Perhubungan. Kemudian, pada 8 April 2019, terminal baru tersebut diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

"Kita harapkan bandar udara ini bisa menjadi sebuah motor pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah. Itu terlihat dari jumlah penumpang yang meningkat tinggi dan pertumbuhan kargo yang juga tinggi," ujar Presiden Jokowi saat meresmikan terminal baru Bandara Tjilik Riwut.

Sementara, untuk Bandara Supadio di Pontianak (Kalbar), AP II saat ini tengah memperpanjang runway menjadi 2.600 x 45 meter. Proyek tersebut sudah dimulai tahun ini dan ditargetkan tuntas dalam 1,5 tahun ke depan.

Perpanjangan runway bertujuan agar Supadio dapat melayani penerbangan pesawat berbadan lebar atau widebody seperti Airbus A330. Seiring dengan itu, maka nantinya Bandara Internasional Supadio dapat melayani penerbangan langsung untuk ibadah umroh dan haji.

Pengembangan Bandara Tjilik Riwut dan Supadio, ditambah dengan implementasi konsep multi airport system yang menyelerasakan rute penerbangan, akan sangat membantu pengembangan ibu kota yang baru di Kalimantan.

"Tentunya, AP II akan mengupayakan lebih banyak lagi penerbangan dari dan ke Kalimantan, baik itu rute domestik mau pun rute internasional," jelas Muhammad Awaluddin.

AP II saat ini mengelola 16 bandara di seluruh Indonesia. Dalam waktu dekat, sebanyak 3 bandara lagi akan dikelola oleh AP II yaitu HAS Hanandjoeddin di Tanjung Pandang, Radin Inten II di Lampung, dan Fatmawati Soekarno di Bengkulu.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6373 seconds (0.1#10.140)