Dolar AS Sudah Rp15.000-an, Sri Mulyani: Tetap Waspada
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa nilai tukar rupiah sudah berada pada level Rp15.000-an sejak beberapa hari terakhir.
Meski rupiah menguat, menurut Sri Mulyani pasar keuangan masih penuh ketidakpastian sehingga tetap perlu waspada karena dolar AS masih menguat.
“Tapi kalau dilihat rupiah sudah di bawah Rp16 ribu lagi. Meskipun secara year to date depresiasinya 3,48 persen,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Agustus 2024, Selasa (13/8/2024).
Jika dibandingkan dengan negara lain, rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang negara setara. Hal ini merupakan dampak dari penguatan dolar Amerika Serikat terhadap seluruh mata uang dunia.
Sri Mulyani melihat situasi ketidakpastian masih ada, walaupun baru saja ada rencana pemangkasan suku bunga acuan AS lebih cepat oleh Bank Sentral Federal Reserve (Fed).
"US Treasurty masih akan cenderung menekan karena defisit yang besar karena itu mereka akan keluarkan US Treasury yang banyak yang sebabkan yield jatuh," jelasnya.
Dengan US Treasury seperti itu, Sri Mulyani menekankan kita harus mewaspadai pergerakan pasar.
"Oleh karena itu kita di dalam negeri untuk bond kita hati hati, ini ada hubungannya dengan APBN kita yang harus dijaga sehingga tidak timbulkan surprise," tegas Sri Mulyani.
Meski rupiah menguat, menurut Sri Mulyani pasar keuangan masih penuh ketidakpastian sehingga tetap perlu waspada karena dolar AS masih menguat.
“Tapi kalau dilihat rupiah sudah di bawah Rp16 ribu lagi. Meskipun secara year to date depresiasinya 3,48 persen,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Agustus 2024, Selasa (13/8/2024).
Jika dibandingkan dengan negara lain, rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang negara setara. Hal ini merupakan dampak dari penguatan dolar Amerika Serikat terhadap seluruh mata uang dunia.
Sri Mulyani melihat situasi ketidakpastian masih ada, walaupun baru saja ada rencana pemangkasan suku bunga acuan AS lebih cepat oleh Bank Sentral Federal Reserve (Fed).
"US Treasurty masih akan cenderung menekan karena defisit yang besar karena itu mereka akan keluarkan US Treasury yang banyak yang sebabkan yield jatuh," jelasnya.
Dengan US Treasury seperti itu, Sri Mulyani menekankan kita harus mewaspadai pergerakan pasar.
"Oleh karena itu kita di dalam negeri untuk bond kita hati hati, ini ada hubungannya dengan APBN kita yang harus dijaga sehingga tidak timbulkan surprise," tegas Sri Mulyani.
(fch)