Harga Minyak Jatuh Karena Washington-Beijing Masih Berselisih

Jum'at, 13 September 2019 - 11:09 WIB
Harga Minyak Jatuh Karena Washington-Beijing Masih Berselisih
Harga Minyak Jatuh Karena Washington-Beijing Masih Berselisih
A A A
TOKYO - Harga minyak mentah jatuh pada perdagangan Jumat (13/9/2019), karena perselisihan dagang Washington dan Beijing masih jauh dari kata sepakat. Hal ini membuat investor mengabaikan komitmen OPEC yang terus memangkas produksi.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan Reuters, hampir 80% dari 60 ekonom mengatakan hubungan dagang Amerika Serikat dan China masih memburuk hingga tahun depan. Hal ini ditambah kemungkinan resesi AS dalam dua tahun mendatang, dimana 45% ekonom mengatakan AS bakal resesi.

Masih jauhnya kesepakatan dagang meningkatkan kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi global. Jika perekonomian dunia melambat maka permintaan akan minyak menjadi berkurang. Komitmen OPEC untuk memangkas produksi pun menjadi tidak banyak berarti dalam menaikkan harga.

Melansir Reuters, harga minyak Brent International turun 17 sen atau 0,3% ke level USD60,21 per barel pada pukul 00:53 GMT. Sementara harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) berkurang 14 sen atau 0,3% menjadi USD54,95 per barel.

Meski melemah pada akhir pekan ini, harga minyak Brent telah naik USD5 dalam sepekan ini, merespon komitmen OPEC dan negara non OPEC dalam memangkas produksi.

"Sekali lagi masalah pertempuran dagang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global termasuk permintaan akan minyak," kata Greg McKenna, ahli strategi komoditas di McKenna Macro.

Sebelumnya, pasar minyak sempat optimis seiring pertemuan OPEC+ di Abu Dhabi, yang sepakat memperpanjang pemangkasan produksi, jelang pertemuan akhir tahun di Wina pada Desember mendatang.

OPEC+ (OPEC dan negara non OPEC) sepakat memperpanjang pemangkasan produksi 1,2 juta barel per hari. Hal ini untuk mengimbangi dua anggota OPEC lainnya, yaitu Irak dan Nigeria yang telah memproduksi minyak melebihi kuota yang ditetapkan.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3920 seconds (0.1#10.140)