Lapangan Migas Raksasa Ini Segera Dikembangkan, Investasi Capai Rp280 Triliun

Minggu, 25 Agustus 2024 - 09:59 WIB
loading...
Lapangan Migas Raksasa...
Persetujuan POD Lapangan Pertama Geng North WK North Ganal dan Lapangan Gehem WK Ganal dan WK Rapak mendorong investasi hingga Rp280 triliun masuk ke Indonesia. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah menyetujui rencana pengembangan lapangan pertama dari Lapangan MigasGeng North Wilayah Kerja North Ganal dan Lapangan Gehem Wilayah Kerja Ganal dan Wilayah Kerja Rapak (North Hub Development Project Selat Makassar). Persetujuan tersebut tertuang dalam Surat Menteri ESDM Nomor: T-351/MG.04/MEM.M/2024 sebagai jawaban atas surat Kepala SKK Migas nomor SRT-0318/SKKIA0000/2024/S1 perihal Rekomendasi POD North Hub Development Project Selat Makassar Wilayah Kerja North Ganal, Wilayah Kerja Ganal dan Wilayah Kerja Rapak.

"Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) Hulu Migas, maka persetujuan POD Lapangan Pertama Geng North WK North Ganal dan Lapangan Gehem WK Ganal dan WK Rapak menjadi kado terbaik pada perayaan HUT ke-79 Republik Indonesia," ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro, baru-baru ini.



Pengembangan lapangan ini menurutnya akan menjadi milestone penting bagi industri hulu migas dalam memantapkan perannya sebagai kontributor utama dalam mendukung pencapaian ketahanan energi Indonesia. Hudi menambahkan, persetujuan POD pada proyek PSN Hulu Migas tersebut terhitung cepat karena sejak penemuan cadangan di Geng North pada Oktober 2023, hanya dalam waktu 10 bulan POD-nya sudah disetujui.

"Ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan produksi migas dan implementasi salah satu strategi yaitu mengonversi sumber daya ke produksi," tegas Hudi.

Pemerintah berharap persetujuan POD Lapangan Pertama Geng North WK North Ganal dan Lapangan Gehem WK Ganal dan WK Rapak ini semakin meningkatkan gairah investasi di sektor hulu migas. Hudi menuturkan, dengan persetujuan POD ini, maka akan ada investasi raksasa yang masuk ke Indonesia.

Diperkirakan, biaya investasi (di luar sunk cost) sebesar USD11.847 juta dan biaya operasi (termasuk biaya ASR, PPN dan PBB) sebesar USD5.643 juta. Sehingga, total keseluruhan investasi untuk pengembangan lapangan ini mencapai USD17.490 juta atau sekitar Rp280 triliun (kurs Rp16.000 per USD). Adapun untuk total sunk cost WK North Ganal dan WK Rapak ditetapkan sebesar USD859 juta. "Investasi Rp280 triliun tentu sangat besar karena 2,5 kali lebih besar daripada investasi kereta cepat Jakarta-Bandung yang sekitar Rp112 triliun," cetusnya.

Sementara itu, potensi pendapatan secara keseluruhan (gross revenue) dari lapangan ini diperkirakan mencapai sekitar USD39.457 juta atau setara dengan Rp631 triliun. Dari pendapatan tersebut, alokasi bagian Pemerintah sebesar USD12.993 juta atau setara dengan Rp208 triliun atau sekitar 31,5% dari gross revenue. Adapun bagian kontraktor adalah USD8.128 juta atau sekitar 19,7% dari gross revenue, dan biaya cost recovery sebesar USD18.336 juta atau sekitar 44,4%.



"SKK Migas akan melakukan pengawasan dan kontrol semaksimal mungkin agar cost recovery bisa lebih efisien, sehingga penerimaan negara dapat didorong lebih besar lagi," kata Hudi.

Terkait dukungan bagi pemenuhan kebutuhan energi untuk domestik, produksi dari lapangan ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya industri dalam negeri yang membutuhkan gas, khususnya di kawasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Dengan begitu, nilai tambah yang diperoleh negara pun akan semakin besar.

Hudi, multiplier effect yang dihasilkan pun luas, mengingat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi rata-rata sekitar 58%. "Kami berharap industri dalam negeri dapat menyiapkan diri dengan meningkatkan kapasitas produksinya, sehingga saat proyek ini sudah berjalan maka pabrikan dalam negeri dapat memasok barang/jasa secara optimal," tandasnya.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Ini Para Perwira Pertamina...
Ini Para Perwira Pertamina Penjaga Ketahanan Energi saat Libur Lebaran
Jaga Ketahanan Energi,...
Jaga Ketahanan Energi, PHE Produksi Minyak 553.670 Bph per Januari
Pasokan Gas Bumi Turun,...
Pasokan Gas Bumi Turun, DEN Anjurkan Impor Jaga Ketahanan Energi
Dukung Misi Ketahanan...
Dukung Misi Ketahanan Energi, ASPEBINDO Jadi Mitra Strategis Pemerintah
Swasembada Energi Butuh...
Swasembada Energi Butuh Kolaborasi Sektor Hulu dan Hilir
SKK Migas-PetroChina...
SKK Migas-PetroChina Gelar First Aid Competition Peringati Bulan K3
Resmikan Proyek Listrik...
Resmikan Proyek Listrik Rp72 Triliun, Prabowo Singgung Waspada Energi
PLN EPI Kick Off Proyek...
PLN EPI Kick Off Proyek Gasifikasi 13 Pembangkit di NTB dan NTT
8 Jejak Keberhasilan...
8 Jejak Keberhasilan PIS Jadi Urat Nadi Ketahanan Energi Nasional
Rekomendasi
PSSI Tepis Rumor Naturalisasi...
PSSI Tepis Rumor Naturalisasi Tristan Gooijer: Belum Ada Proses Sampai Hari Ini
5 Ikan Paling Beracun...
5 Ikan Paling Beracun di Dunia, Sekali Sentuh Nyawa Melayang!
Oleksandr Usyk Serius...
Oleksandr Usyk Serius Jajal MMA, Bos PFL: Saya Pikir Dia Mematikan!
Berita Terkini
1,9 Juta Kendaraan Tinggalkan...
1,9 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Sampai Hari Pertama Lebaran
48 menit yang lalu
2 Juta Orang Sudah Mudik...
2 Juta Orang Sudah Mudik Lebaran Gunakan Kereta Api
1 jam yang lalu
Menhub Pastikan Kelancaran...
Menhub Pastikan Kelancaran Pelabuhan Bakauheni Lampung Jelang Arus Balik
3 jam yang lalu
Hari Kedua Lebaran,...
Hari Kedua Lebaran, Mentan Tancap Gas Sidak 4 Gudang Bulog di Sulsel
5 jam yang lalu
Harga Cabai Rawit Merah...
Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp100.000 per Kg, Wamendag Salahkan Cuaca
5 jam yang lalu
Aturan Pajak Reklame...
Aturan Pajak Reklame di Jakarta Diperbarui, Ini Penjelasannya
7 jam yang lalu
Infografis
AS Gelontorkan Ribuan...
AS Gelontorkan Ribuan Triliun untuk Ukraina, Hasilnya Mengecewakan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved