5 Mata Uang Pengganti Dolar AS, Jika USD Runtuh

Kamis, 29 Agustus 2024 - 09:50 WIB
loading...
5 Mata Uang Pengganti...
Hegemoni dolar AS (USD) mendapat perlawanan seiring sanksi Berat terkait dengan perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Dolar AS (USD) adalah mata uang cadangan utama dunia, dan juga merupakan yang paling banyak digunakan dalam perdagangan dan transaksi internasional. Namun hegemoni dolar AS mendapat perlawanan seiring sanksi Berat terkait dengan perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan.

"Risiko dedolarisasi berulang secara berkala sepanjang sejarah pasca-perang. Kini kembali menjadi fokus karena pergeseran geopolitik dan geostrategis," kata Alexander Wise yang melakukan Penelitian Strategis di J.P. Morgan.



Secara khusus, sanksi AS terhadap Rusia membuat beberapa negara waspada karena terlalu bergantung pada greenback. Selain itu dengan latar belakang tren kenaikan suku bunga, dolar AS yang kuat menjadi lebih mahal bagi negara-negara berkembang, menyebabkan beberapa orang mulai berdagang dengan mata uang lain.



Pada Juli 2023, Bolivia menjadi negara Amerika Selatan terbaru -setelah Brasil dan Argentina- yang membayar impor dan ekspor menggunakan renminbi China. Tak hanya itu, penantang dominasi dolar AS juga datang dari mata uang alternatif lainnya.

Berikut daftar 5 mata uang calon pengganti dolar AS

1. Yuan China


Pesaing paling terkenal untuk dolar AS adalah Yuan China, ketika Beijing mencoba mengajak dunia untuk mengadopsinya. Dalam setahun terakhir, China membayar hampir semua impor minyak Rusia dengan mata uangnya sendiri di tengah sanksi Barat terhadap Moskow terkait perang Ukraina.

"Jelas dari langkah yang dilakukan China, seperti membayar hampir semua impor minyak Rusia dalam yuan atau berdagang dengan Brasil berdenominasi yuan. China tidak ingin mata uangnya tetap domestik," kata Abishur Prakash, kepala The Geopolitical Business kepada Insider.

Ditambah, memiliki kendali atas mata uang yang dibutuhkan seluruh dunia memperkuat kekuatan suatu negara. Namun yang menjadi diskusi saat ini seputar yuan sebagai mata uang cadangan utama adalah lebih tentang ketegangan geopolitik dan kekuatan ekonomi China daripada utilitas aktual yuan sebagai mata uang cadangan.

Hal itu disampaikan oleh Kepala ekonom China di konsultan TS Lombard yang berbasis di London, Rory Green yang menulis dalam sebuat catatan 28 April. "Penting untuk membedakan antara peningkatan penggunaan RMB internasional dan de-dolarisasi," tambah Green.

Dia mengacu pada yuan yang memiliki nama resmi, renminbi atau RMB. Sederhananya, yuan terikat oleh pembatasan – sebagian besar karena nilainya masih dikelola oleh Beijing.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Realisasi Investasi...
Realisasi Investasi Kuartal I/2025 Capai Rp465,2 Triliun, Rosan: Sesuai Target
Suku Bunga Acuan Ditahan...
Suku Bunga Acuan Ditahan 5,75 Persen, Begini Penjelasan Lengkap BI
Dolar AS Ambruk ke Level...
Dolar AS Ambruk ke Level Terendah 3 Tahun Gegara Tarif Trump
Cara Daftar Koperasi...
Cara Daftar Koperasi Merah Putih, Simak Panduan Lengkapnya
Dukung Swasembada Pangan,...
Dukung Swasembada Pangan, Pengolahan Gabah Modern Garapan Waskita Hasilkan Beras Berkualitas
Indonesia Bukan Lagi...
Indonesia Bukan Lagi Tempat Parkir Kereta Bekas, Begini Kata Bos KCI
Wisatawan Asing Mulai...
Wisatawan Asing Mulai Berkurang, Ekonomi AS Diprediksi Rugi Rp1.511 Triliun
Freeport Setor Rp7,73...
Freeport Setor Rp7,73 Triliun ke Pusat dan Daerah atas Keuntungan Bersih 2024
Industri Bahan Bangunan...
Industri Bahan Bangunan Menuju Konstruksi Hijau
Rekomendasi
Diselimuti Jutaan Telur...
Diselimuti Jutaan Telur Raksasa, Gunung Berapi Bawah Laut Purba Ditemukan
Pertokoan di Malang...
Pertokoan di Malang Kebakaran, Sejumlah Kendaraan Hangus
Apa Itu Rumah Modular?...
Apa Itu Rumah Modular? Smart Cottage LG yang Jadi Tempat Tinggal Masa Depan Berteknologi Canggih
Berita Terkini
Prudential Dukung Keberlanjutan...
Prudential Dukung Keberlanjutan Lingkungan di Kepulauan Seribu
5 jam yang lalu
Deretan Gedung Pendidikan...
Deretan Gedung Pendidikan Garapan Waskita, Lengkap dengan Nilai Proyeknya
6 jam yang lalu
Genjot Transformasi...
Genjot Transformasi Digital, Anak Usaha Raksasa Telekomunikasi Jerman Perluas Pasar di RI
6 jam yang lalu
LG Batal Bangun Pabrik...
LG Batal Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di RI, Menteri Rosan Ungkap Penggantinya
6 jam yang lalu
Deposito Emas Pegadaian...
Deposito Emas Pegadaian Capai 1 Ton, Direktur Utama Dorong Masyarakat untuk Investasi Aktif
7 jam yang lalu
Realisasi Investasi...
Realisasi Investasi Kuartal I/2025 Capai Rp465,2 Triliun, Rosan: Sesuai Target
7 jam yang lalu
Infografis
5 Alasan Kapal Induk...
5 Alasan Kapal Induk AS Tak Lagi Relevan dalam Perang Masa Depan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved