5 Mata Uang Pengganti Dolar AS, Jika USD Runtuh
loading...
A
A
A
Pada Maret 2023, yuan hanya menyumbang 2,3% dari pembayaran global melalui SWIFT, sistem keuangan global yang digunakan oleh bank. Sebaliknya, hampir 42% dari semua pembayaran dilakukan dalam dolar AS.
Seperti diketahui euro sudah menjadi mata uang cadangan kedua yang paling umum dipegang di dunia. Sementara itu hubungan Uni Eropa (UE) dan AS sebagai sekutu, tidak menghentikan ambisi Komisi Eropa untuk meningkatkan penggunaan euro dalam pembayaran internasional dan menantang greenback.
Hal ini terbukti dari proposal pada tahun 2018 yang berisikan upaya untuk meningkatkan peran euro setelah mantan Presiden AS Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran secara sepihak.
Sejak saat itu sikap agresif blok mulai mereda, tetapi muncul komentar baru-baru ini dari negara-negara utama Uni Eropa menunjukkan ketegangan dan persaingan blok dengan sekutu terpentingnya.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron memperingatkan soal "ekstrateritorialitas dolar AS," dalam sebuah wawancara dengan Politico bahwa Eropa harus mengurangi ketergantungan pada greenback. Dolar AS sendiri mulai ditinggalkan oleh negara Eropa.
Berdasarkan data Atlantic Council yang mengutip data dari bank sentral AS (Federal Reserve/The) pada periode 1999-2019, hanya 23,1% saja yang menggunakan greenback.
Mata uang yang satu ini digunakan oleh 20 negara-negara besar Eropa. Meski tak semua anggota Uni Eropa menggunakannya, pengguna euro merupakan negara-negara besar dengan kekuatan ekonomi besar dunia seperti Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, dan Belanda
Euro menyumbang 20% dari devisa global dan utang internasional, masih jauh dari greenback, menurut Bank Sentral Eropa. Namun, "tidak ada mata uang lain yang memiliki popularitas, stabilitas, dan kekuatan ekonomi di belakangnya," kata manajer uang yang berbasis di Afrika Selatan Vestact dalam sebuah catatan kepada klien, menurut Bloomberg pada 10 Mei.
"Satu-satunya mata uang yang samar-samar hampir dapat menggantikan dolar adalah euro."
Kelompok negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan atau yang dikenal dengan sebutan BRICS telah mendorong terbentuknya mata uang bersama. Gagasan tersebut dilontarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada awal Juni 2022.
Belakangan konsep tersebut mulai mendapatkan daya tarik lagi di tengah gerakan de-dolarisasi. "Mengapa kita tidak bisa melakukan perdagangan berdasarkan mata uang kita sendiri?" ungkap Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva selama kunjungan kenegaraan ke China pada April, lalu menurut The Financial Times.
"Siapa yang memutuskan bahwa dolar adalah mata uang setelah hilangnya standar emas?" tambahnya.
2. Euro
Seperti diketahui euro sudah menjadi mata uang cadangan kedua yang paling umum dipegang di dunia. Sementara itu hubungan Uni Eropa (UE) dan AS sebagai sekutu, tidak menghentikan ambisi Komisi Eropa untuk meningkatkan penggunaan euro dalam pembayaran internasional dan menantang greenback.
Hal ini terbukti dari proposal pada tahun 2018 yang berisikan upaya untuk meningkatkan peran euro setelah mantan Presiden AS Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran secara sepihak.
Sejak saat itu sikap agresif blok mulai mereda, tetapi muncul komentar baru-baru ini dari negara-negara utama Uni Eropa menunjukkan ketegangan dan persaingan blok dengan sekutu terpentingnya.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron memperingatkan soal "ekstrateritorialitas dolar AS," dalam sebuah wawancara dengan Politico bahwa Eropa harus mengurangi ketergantungan pada greenback. Dolar AS sendiri mulai ditinggalkan oleh negara Eropa.
Berdasarkan data Atlantic Council yang mengutip data dari bank sentral AS (Federal Reserve/The) pada periode 1999-2019, hanya 23,1% saja yang menggunakan greenback.
Mata uang yang satu ini digunakan oleh 20 negara-negara besar Eropa. Meski tak semua anggota Uni Eropa menggunakannya, pengguna euro merupakan negara-negara besar dengan kekuatan ekonomi besar dunia seperti Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, dan Belanda
Euro menyumbang 20% dari devisa global dan utang internasional, masih jauh dari greenback, menurut Bank Sentral Eropa. Namun, "tidak ada mata uang lain yang memiliki popularitas, stabilitas, dan kekuatan ekonomi di belakangnya," kata manajer uang yang berbasis di Afrika Selatan Vestact dalam sebuah catatan kepada klien, menurut Bloomberg pada 10 Mei.
"Satu-satunya mata uang yang samar-samar hampir dapat menggantikan dolar adalah euro."
3. Mata Uang BRICS
Kelompok negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan atau yang dikenal dengan sebutan BRICS telah mendorong terbentuknya mata uang bersama. Gagasan tersebut dilontarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada awal Juni 2022.
Belakangan konsep tersebut mulai mendapatkan daya tarik lagi di tengah gerakan de-dolarisasi. "Mengapa kita tidak bisa melakukan perdagangan berdasarkan mata uang kita sendiri?" ungkap Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva selama kunjungan kenegaraan ke China pada April, lalu menurut The Financial Times.
"Siapa yang memutuskan bahwa dolar adalah mata uang setelah hilangnya standar emas?" tambahnya.