Negara NATO Turki Kepincut Gabung BRICS, AS Beri Respons Tak Terduga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekutu utama NATO Turki, Amerika Serikat (AS) sejauh ini masih bungkam mengenai niat Turki untuk bergabung dengan aliansi BRICS. Namun, seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih memecah kebisuan tentang masalah ini.
Berbicara kepada Voice of America edisi Turki, juru bicara tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa AS percaya bahwa negara-negara dapat memilih sendiri negara-negara dan kelompok-kelompok yang akan menjalin hubungan dengan mereka.
Pernyataan singkat tersebut muncul setelah komentar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengenai masalah ini, di mana ia mengatakan bahwa Turki akan tetap menjadi sekutu penting AS.
Baca Juga: 159 Negara Siap Ceraikan Dolar AS, Gabung Sistem Pembayaran BRICS
Duta Besar AS untuk Ankara, Jeff Flake, yang meninggalkan jabatannya bulan ini, menyatakan harapannya agar Turki tidak bergabung dengan BRICS dalam sebuah wawancara pada bulan Juni lalu. Namun, Flake menambahkan bahwa langkah seperti itu tidak akan mengubah keberpihakan Ankara kepada Barat.
"Saya rasa mereka menyadari bahwa ekonomi Rusia sedang beralih ke ekonomi masa perang. Tidak banyak masa depan di sana, terutama dengan sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh Barat," kata Flake kepada Reuters pada Juni.
Rusia mengatakan bahwa negara-negara anggota BRICS akan mempertimbangkan aplikasi resmi Turki untuk keanggotaan penuh.
"Turki telah mengajukan permohonan keanggotaan penuh. Kami akan mempertimbangkan tawaran ini," kata ajudan Kremlin Yury Ushakov kepada para wartawan di Vladivostok, dilansir dari Daily Sabah, Rabu (11/9/2024).
Seorang juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) yang berkuasa di Turki mengkonfirmasi niatnya untuk bergabung dengan BRICS pada awal minggu ini, dan menambahkan bahwa belum ada tindakan konkret yang diambil.
Dorongan diplomatik baru negara ini mencerminkan aspirasi untuk membina hubungan dengan semua pihak di dunia yang multipolar sambil tetap memenuhi kewajibannya sebagai anggota utama NATO, sumber-sumber mengatakan kepada Bloomberg awal minggu ini.
Berada di antara Eropa dan Asia, TĂĽrkiye mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS beberapa bulan yang lalu di tengah-tengah rasa frustasi karena kurangnya kemajuan dalam upayanya selama beberapa dekade untuk bergabung dengan Uni Eropa, sumber-sumber tersebut menambahkan.
Berbicara kepada Voice of America edisi Turki, juru bicara tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa AS percaya bahwa negara-negara dapat memilih sendiri negara-negara dan kelompok-kelompok yang akan menjalin hubungan dengan mereka.
Pernyataan singkat tersebut muncul setelah komentar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengenai masalah ini, di mana ia mengatakan bahwa Turki akan tetap menjadi sekutu penting AS.
Baca Juga: 159 Negara Siap Ceraikan Dolar AS, Gabung Sistem Pembayaran BRICS
Duta Besar AS untuk Ankara, Jeff Flake, yang meninggalkan jabatannya bulan ini, menyatakan harapannya agar Turki tidak bergabung dengan BRICS dalam sebuah wawancara pada bulan Juni lalu. Namun, Flake menambahkan bahwa langkah seperti itu tidak akan mengubah keberpihakan Ankara kepada Barat.
"Saya rasa mereka menyadari bahwa ekonomi Rusia sedang beralih ke ekonomi masa perang. Tidak banyak masa depan di sana, terutama dengan sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh Barat," kata Flake kepada Reuters pada Juni.
Rusia mengatakan bahwa negara-negara anggota BRICS akan mempertimbangkan aplikasi resmi Turki untuk keanggotaan penuh.
"Turki telah mengajukan permohonan keanggotaan penuh. Kami akan mempertimbangkan tawaran ini," kata ajudan Kremlin Yury Ushakov kepada para wartawan di Vladivostok, dilansir dari Daily Sabah, Rabu (11/9/2024).
Seorang juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) yang berkuasa di Turki mengkonfirmasi niatnya untuk bergabung dengan BRICS pada awal minggu ini, dan menambahkan bahwa belum ada tindakan konkret yang diambil.
Dorongan diplomatik baru negara ini mencerminkan aspirasi untuk membina hubungan dengan semua pihak di dunia yang multipolar sambil tetap memenuhi kewajibannya sebagai anggota utama NATO, sumber-sumber mengatakan kepada Bloomberg awal minggu ini.
Berada di antara Eropa dan Asia, TĂĽrkiye mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS beberapa bulan yang lalu di tengah-tengah rasa frustasi karena kurangnya kemajuan dalam upayanya selama beberapa dekade untuk bergabung dengan Uni Eropa, sumber-sumber tersebut menambahkan.