Jumlah Tenaga Kerja AS Capai 128.000, Lebih Tinggi dari Perkiraan

Sabtu, 02 November 2019 - 10:01 WIB
Jumlah Tenaga Kerja AS Capai 128.000, Lebih Tinggi dari Perkiraan
Jumlah Tenaga Kerja AS Capai 128.000, Lebih Tinggi dari Perkiraan
A A A
WASHINGTON - Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat merilis jumlah tenaga kerja pada Oktober kemarin, bertambah sebesar 128.000 orang. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones, yaitu sebanyak 75.000 orang.

Melansir dari CNBC, Sabtu (2/11/2019), para ekonom khawatir pemogokan di industri otomotif General Motors (GM) selama 40 hari, akan menjadi hambatan besar terhadap penyerapan tenaga kerja.

Memang dibandingkan bulan September sebelumnya, angka tenaga kerja di Oktober lebih rendah. September lalu, penyerapan tenaga kerja AS (non-farm payroll/NFP) mencapai 180.000 orang.

Dengan penambahan tenaga kerja yang hanya 128.000 orang ini, membuat tingkat pengangguran di AS naik tipis menjadi 3,6%. Tetapi angka ini masih di bawah level terendah selama 50 tahun.

Sementara itu, tingkat pengangguran untuk warga AS keturunan Afrika turun ke rekor terendah 5,4%. Sedangkan, tingkat pengangguran orang AS keturunan Asia, melonjak 0,4% menjadi 2,9%.

Adapun tingkat pendapatan alias upah rata-rata per jam, naik tipis 0,1%. Dengan ini, maka tingkat upah rata-rata per jam di AS telah naik 3% secara tahunan (year on year). Dan rata-rata jumlah bekerja selama seminggu, tidak berubah yaitu 34,4 jam.

"Laporan ini menunjukkan bahwa ekonomi AS masih kuat saat ini. Kekuatan pasar tenaga kerja ini seiring dengan pertumbuhan pasar perumahan yang solid di kuartal III," ujar Kepala Ekonom di CUNA Mutual Group, Steve Rick.

Jumlah tenaga kerja yang lebih tinggi dari perkiraan membantu memadamkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS sedang menuju resesi.

Para pejabat bank sentral, Federal Reserve lantas memuji keadaan ekonomi AS, dibandingkan negara-negara lain di dunia. The Fed sendiri pada awal pekan ini, telah menurunkan suku bunga acuan seperempat poin, menjadi penurunan suku bunga ketiga di tahun 2019.

Ketua The Fed, Jerome Powell, memberi sinyal bahwa pemotongan suku bunga itu akan menajdi pemotongan terakhir di 2019, kecuali bila kondisinya berubah secara signifikan.

"Laporan pekerjaan bulan Oktober jelas positif untuk prospek ekonomi AS. Meski pertumbuhan pekerjaan tahun ini lebih lambat dibandingkan tahun 2018, tapi secara rata-rata, pertumbuhan tenaga kerja mencapai 150.000 per bulan. Dan pertumbuhan upah sudah mencapai 3,0%, sehingga mendorong konsumsi," tukas ekonom Citigroup, Andrew Hollenhorst.

Sebagai rincian, pertumbuhan tenaga kerja sebesar 128.000 orang ini, paling besar dating dari bidang jasa makanan dan minuman, yang bertambah 48.000 orang. Layanan profesional dan bisnis menambahkan 22.000 orang, sektor keuangan naik 16.000 orang, dan sektor kesehatan bertambah 15.000 orang.

Sementara itu, sektor manufaktur mengalami kontraksi akibat pemogokan dari General Motors. Sektor manufaktur mengalami kehilangan 36.000 tenaga kerja.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5260 seconds (0.1#10.140)