3 Efek Jika Iran Gabung BRICS, Koalisi Anti Barat Semakin Menguat?
loading...
A
A
A
JAKARTA - BRICS secara resmi telah menggandeng Iran sebagai salah satu anggota baru mereka di awal tahun 2024. Banyak yang menilai jika kerjasama ini adalah upaya untuk mengatasi Amerika Serikat.
Iran memperoleh keanggotaan penuh dalam Organisasi Kerja Sama Shanghai pada bulan Juli 2022 dan pada saat yang sama berupaya untuk masuk ke dalam kelompok BRICS.
Setelah mendapat undangan resmi, Iran mengumumkan penerimaannya ke dalam BRICS pada tanggal 24 Agustus 2023, dengan keanggotaan resmi dimulai pada tanggal 1 Januari 2024.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengumumkan jika ini adalah pencapaian penting bagi Teheran, dengan menekankan potensi ekonomi yang dapat ditawarkan BRICS.
Dibalik ketergabungan Iran dengan BRICS, pastinya akan ada efek yang ditimbulkan baik untuk Teheran, Brics, atau untuk Dunia nantinya.
3 Efek Jika Iran Gabung BRICS
1. Mengurangi Beban atas Sanksi AS
Seperti yang diketahui jika Iran telah beberapa kali terkena sanksi dari AS. Keikutsertaan mereka ke BRICS saat ini diperkirakan akan dapat mengatasi dampak sanksi AS dan mengatasi isolasinya.
Ehsan Khandouzi, Menteri Keuangan dan Urusan Ekonomi Iran, menyampaikan harapannya untuk keterlibatan global dan peningkatan peluang perdagangan dengan negara-negara BRICS, meskipun ada sanksi AS.
Pejabat Iran, yang merasa perlu menenangkan kecemasan dalam negeri tentang krisis ekonomi yang mencengkeram negara itu sejak 2018, secara rutin memberi tahu warga negara bahwa BRICS dapat menentang dominasi dolar AS, dan meringankan krisis keuangan yang disebabkan oleh sanksi AS.
Kurangnya kepercayaan pada kebijakan luar negeri dan ekonomi pemerintah telah memainkan peran utama dalam devaluasi rial Iran sebanyak 12 kali lipat terhadap mata uang utama sejak 2018.
2. Peningkatan Legitimasi Iran
Dari sudut pandang politik, legitimasi pemerintah Iran telah banyak mengalami kemunduran signifikan di panggung internasional karena kelompok milisi dan berbagai pemberontakan yang mereka lakukan.
Meski begitu, Iran masih dianggap sebagai salah satu anggota penting dari BRICS. Membuat Teheran masih memiliki pamor di panggung politik dunia dalam rangka memulihkan legitimasinya.
Sedangkan dari sudut pandang ekonomi, Iran juga akan memperluas hubungan dagangnya dengan negara-negara anggota BRICS. Potensi ini akan sangat menguntungkan jika pemerintah Iran dapat menjual minyak sesuai dengan volume yang diinginkan.
3. Ciptakan Koalisi Anti Barat
Seperti yang diketahui jika Iran telah bermusuhan dengan Barat cukup lama, dan bahkan menjadi negara yang memusuhi Amerika Serikat. Bergabungnya Teheran bersama BRICS tentunya akan membuat suatu koalisi besar di luar Timur Tengah yang belum pernah dijangkau Iran sebelumnya.
Meski di dalam BRICS terdapat India dan Brazil yang masih pro-Barat, motor penggerak organisasi tersebut yakni China dan Rusia adalah dua negara yang dikenal paling anti-Barat.
Terlebih, BRICS selama beberapa tahun belakangan ini tengah menyerukan upaya dedolarisasi untuk melemahkan dolar AS. Ini tentunya akan jadi ancaman serius bagi AS.
Meski begitu AS hingga saat ini masih acuh terhadap apa yang mereka rencanakan dan perbuat. Atas bergabungnya Iran dengan BRICS, AS hanya menegaskan kembali keyakinannya bahwa negara mana pun dapat memilih mitra dan kelompok yang ingin mereka ajak berasosiasi.
Iran memperoleh keanggotaan penuh dalam Organisasi Kerja Sama Shanghai pada bulan Juli 2022 dan pada saat yang sama berupaya untuk masuk ke dalam kelompok BRICS.
Setelah mendapat undangan resmi, Iran mengumumkan penerimaannya ke dalam BRICS pada tanggal 24 Agustus 2023, dengan keanggotaan resmi dimulai pada tanggal 1 Januari 2024.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengumumkan jika ini adalah pencapaian penting bagi Teheran, dengan menekankan potensi ekonomi yang dapat ditawarkan BRICS.
Dibalik ketergabungan Iran dengan BRICS, pastinya akan ada efek yang ditimbulkan baik untuk Teheran, Brics, atau untuk Dunia nantinya.
3 Efek Jika Iran Gabung BRICS
1. Mengurangi Beban atas Sanksi AS
Seperti yang diketahui jika Iran telah beberapa kali terkena sanksi dari AS. Keikutsertaan mereka ke BRICS saat ini diperkirakan akan dapat mengatasi dampak sanksi AS dan mengatasi isolasinya.
Ehsan Khandouzi, Menteri Keuangan dan Urusan Ekonomi Iran, menyampaikan harapannya untuk keterlibatan global dan peningkatan peluang perdagangan dengan negara-negara BRICS, meskipun ada sanksi AS.
Pejabat Iran, yang merasa perlu menenangkan kecemasan dalam negeri tentang krisis ekonomi yang mencengkeram negara itu sejak 2018, secara rutin memberi tahu warga negara bahwa BRICS dapat menentang dominasi dolar AS, dan meringankan krisis keuangan yang disebabkan oleh sanksi AS.
Kurangnya kepercayaan pada kebijakan luar negeri dan ekonomi pemerintah telah memainkan peran utama dalam devaluasi rial Iran sebanyak 12 kali lipat terhadap mata uang utama sejak 2018.
2. Peningkatan Legitimasi Iran
Dari sudut pandang politik, legitimasi pemerintah Iran telah banyak mengalami kemunduran signifikan di panggung internasional karena kelompok milisi dan berbagai pemberontakan yang mereka lakukan.
Meski begitu, Iran masih dianggap sebagai salah satu anggota penting dari BRICS. Membuat Teheran masih memiliki pamor di panggung politik dunia dalam rangka memulihkan legitimasinya.
Sedangkan dari sudut pandang ekonomi, Iran juga akan memperluas hubungan dagangnya dengan negara-negara anggota BRICS. Potensi ini akan sangat menguntungkan jika pemerintah Iran dapat menjual minyak sesuai dengan volume yang diinginkan.
3. Ciptakan Koalisi Anti Barat
Seperti yang diketahui jika Iran telah bermusuhan dengan Barat cukup lama, dan bahkan menjadi negara yang memusuhi Amerika Serikat. Bergabungnya Teheran bersama BRICS tentunya akan membuat suatu koalisi besar di luar Timur Tengah yang belum pernah dijangkau Iran sebelumnya.
Meski di dalam BRICS terdapat India dan Brazil yang masih pro-Barat, motor penggerak organisasi tersebut yakni China dan Rusia adalah dua negara yang dikenal paling anti-Barat.
Terlebih, BRICS selama beberapa tahun belakangan ini tengah menyerukan upaya dedolarisasi untuk melemahkan dolar AS. Ini tentunya akan jadi ancaman serius bagi AS.
Meski begitu AS hingga saat ini masih acuh terhadap apa yang mereka rencanakan dan perbuat. Atas bergabungnya Iran dengan BRICS, AS hanya menegaskan kembali keyakinannya bahwa negara mana pun dapat memilih mitra dan kelompok yang ingin mereka ajak berasosiasi.
(fch)