Menguak Hubungan Waskita Karya dan Sederet Masjid Megah di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momentum tepat bagi umat Muslim dalam mengenang perjuangan Rasulullah SAW menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia. Masjid pun menjadi salah satu simbol perjuangan Rasulullah SAW, karena semasa beliau hidup dijadikan tempat berkumpul dan menyebarkan ajaran Islam.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk turut berkontribusi membangun tempat ibadah umat Muslim tersebut. Ada empat masjid ikonik yang dibangun perseroan, termasuk merenovasi masjid Istiqlal Jakarta.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita menuturkan, Masjid Istiqlal dapat menampung sebanyak 120 ribu jemaah. Berbagai fasilitas dibuat modern dan memperhatikan estetika sebagai penunjang ibadah yang aman serta nyaman bagi umat muslim.
“Masjid Istiqlal direnovasi pada tahun 2019 dan rampung pada Januari 2021. Dalam renovasinya, Waskita memperbarui aspek tata pencahayaan yang dilengkapi teknologi kekinian sebagai inovasi green building,” ungkap Ermy.
Selain pencahayaan di dalam bangunan, perseroan membenahi pula pencahayaan di luar Istiqlal. Di antaranya dengan menyinari bagian kubahnya, sehingga masjid ini terlihat lebih bersinar saat malam hari.
Renovasi tersebut merupakan yang pertama dilakukan sejak 42 tahun lalu. Selain merenovasi masjid, Waskita Karya juga membangun terowongan silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
Selain itu, Waskita Karya merenovasi Masjid Baiturrahman Aceh pada tahun 2015 dan telah selesai pembangunan pada tahun 2017. Masjid yang mampu menampung 24.405 jemaah ini dikembangkan menyerupai Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Masjid ini dihiasi 12 payung raksasa serta pohon kurmadi sekitar halaman masjid. Hingga kini, masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata religi dan budaya di Aceh.
Selanjutnya, Masjid Baiturrahman yang berlokasi di Alun-alun kota Semarang, Jawa Tengah. Waskita Karya hanya membutuhkan waktu 11 bulan untuk merenovasi masjid yang memiliki kapasitas 10 ribu jamaah ini.
Masjid Baiturrahman Semarang mulai di renovasi pada 24 Agustus 2021 dan selesai pada awal Agustus 2022. Masjid ini diresmikan oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin pada 23 September 2022.
“Masjid ini mengusung konsep smart building dan telah menjadi salah satu masterpiece Kota Semarang. Selain itu, menjadi pusat edukasi seni budaya serta pendidikan yang ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya,” tambah Ermy.
Terakhir Masjid Sheikh Zayed Solo yang dibangun dalam waktu 17 bulan dimulai bulan Mei 2021 hingga selesai pada Oktober 2022. Masjid ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan pada bulan November 2022.
Masjid Sheikh Zayed Solo dibangun menyerupai miniatur masjid Sheikh Zayed Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Masjid yang memiliki dua lantai ini mampu menampung 10 ribu jamaah.
“Meski memiliki gaya arsitektur Timur Tengah, Waskita Karya tetap memperhatikan ciri khas kota Solo dalam pembangunannya. Terutama dengan penggunaan motif batik kawung pada lantai dan pilar-pilar masjid, serta motif batik solo pada karpet yang terdapat di dalam masjid,” tutur dia.
Keempat masjid yang telah dibangun oleh Waskita Karya kini menjadi ikon sekaligus simbol keberadaan umat Islam di masing-masing daerah tersebut. Waskita Karya telah memperhatikan sejarah dan latar belakang berdirinya masjid-masjid tersebut.
Agar selaras dengan arsitektur bangunan masjid, dalam merenovasinya Waskita Karya tidak mengubah bentuknya secara signifikan. Hal ini dilakukan agar nilai sejarah tetap terlihat pada bangunan masjid. Sebagai infomasi, Waskita Karya turut membangun Masjid Nasional Al Akbar di Surabaya. Juga Masjid Agung di Jawa Tengah.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk turut berkontribusi membangun tempat ibadah umat Muslim tersebut. Ada empat masjid ikonik yang dibangun perseroan, termasuk merenovasi masjid Istiqlal Jakarta.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita menuturkan, Masjid Istiqlal dapat menampung sebanyak 120 ribu jemaah. Berbagai fasilitas dibuat modern dan memperhatikan estetika sebagai penunjang ibadah yang aman serta nyaman bagi umat muslim.
“Masjid Istiqlal direnovasi pada tahun 2019 dan rampung pada Januari 2021. Dalam renovasinya, Waskita memperbarui aspek tata pencahayaan yang dilengkapi teknologi kekinian sebagai inovasi green building,” ungkap Ermy.
Selain pencahayaan di dalam bangunan, perseroan membenahi pula pencahayaan di luar Istiqlal. Di antaranya dengan menyinari bagian kubahnya, sehingga masjid ini terlihat lebih bersinar saat malam hari.
Renovasi tersebut merupakan yang pertama dilakukan sejak 42 tahun lalu. Selain merenovasi masjid, Waskita Karya juga membangun terowongan silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
Selain itu, Waskita Karya merenovasi Masjid Baiturrahman Aceh pada tahun 2015 dan telah selesai pembangunan pada tahun 2017. Masjid yang mampu menampung 24.405 jemaah ini dikembangkan menyerupai Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Masjid ini dihiasi 12 payung raksasa serta pohon kurmadi sekitar halaman masjid. Hingga kini, masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata religi dan budaya di Aceh.
Selanjutnya, Masjid Baiturrahman yang berlokasi di Alun-alun kota Semarang, Jawa Tengah. Waskita Karya hanya membutuhkan waktu 11 bulan untuk merenovasi masjid yang memiliki kapasitas 10 ribu jamaah ini.
Masjid Baiturrahman Semarang mulai di renovasi pada 24 Agustus 2021 dan selesai pada awal Agustus 2022. Masjid ini diresmikan oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin pada 23 September 2022.
“Masjid ini mengusung konsep smart building dan telah menjadi salah satu masterpiece Kota Semarang. Selain itu, menjadi pusat edukasi seni budaya serta pendidikan yang ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya,” tambah Ermy.
Terakhir Masjid Sheikh Zayed Solo yang dibangun dalam waktu 17 bulan dimulai bulan Mei 2021 hingga selesai pada Oktober 2022. Masjid ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan pada bulan November 2022.
Masjid Sheikh Zayed Solo dibangun menyerupai miniatur masjid Sheikh Zayed Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Masjid yang memiliki dua lantai ini mampu menampung 10 ribu jamaah.
“Meski memiliki gaya arsitektur Timur Tengah, Waskita Karya tetap memperhatikan ciri khas kota Solo dalam pembangunannya. Terutama dengan penggunaan motif batik kawung pada lantai dan pilar-pilar masjid, serta motif batik solo pada karpet yang terdapat di dalam masjid,” tutur dia.
Keempat masjid yang telah dibangun oleh Waskita Karya kini menjadi ikon sekaligus simbol keberadaan umat Islam di masing-masing daerah tersebut. Waskita Karya telah memperhatikan sejarah dan latar belakang berdirinya masjid-masjid tersebut.
Agar selaras dengan arsitektur bangunan masjid, dalam merenovasinya Waskita Karya tidak mengubah bentuknya secara signifikan. Hal ini dilakukan agar nilai sejarah tetap terlihat pada bangunan masjid. Sebagai infomasi, Waskita Karya turut membangun Masjid Nasional Al Akbar di Surabaya. Juga Masjid Agung di Jawa Tengah.
(akr)