Wujudkan Perkebunan Berkelanjutan Menuju Energi Hijau: Bunex 2024 Jadi Momentum Penting
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) kali ketiga kembali digelar Kementerian Pertanian (Kementan) yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kamis (12/9) di ICE BSD Tangerang. Salah satunya, melalui Focus Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema, Perkebunan Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan dan Energi Menuju Indonesia Emas 2045.
Hadir pada Bunex, Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan, Muhammad Rizal Ismail mengatakan, Indonesia saat ini menghadapi dua tantangan besar, tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional, namun juga mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Disinilah perkebunan memiliki peran yang sangat vital.
Komoditas perkebunan tak hanya sekedar sumber bahan pangan, tetapi juga sebagai sumber energi terbarukan yang semakin penting. Rizal menekankan, Perkebunan memiliki potensi besar dalam menyediakan bahan baku biofuel yang bisa menjadi solusi dalam upaya transisi menuju energi hijau.
Lebih lanjut Rizal mengatakan, nilai tambah produk perkebunan tidak hanya dari produk utamanya saja, karena pemanfaatan dari produk samping maupun limbah perkebunan juga dapat dioptimalkan untuk memiliki nilai tambah .
Ia juga menerangkan, produk-produk tersebut saat ini sangat butuh perhatian khusus untuk dikembangkan karena Indonesia memiliki potensi sangat besar. Nilai tambah sektor pertanian termasuk perkebunan memberikan pengaruh yang berarti pada penyerapan tenaga kerja dan sekaligus perkembangan kesejahteraan masyarakat.
Ini membutuhkan kolaborasi bersama, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Sinergi dan kolaborasi sangat diperlukan dari berbagai pihak yaitu pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat. Karena sub sektor perkebunan, jika dikelola dengan bijaksana dan berkelanjutan, akan menjadi salah satu pilar utama yang memastikan ketersediaan pangan dan energi bagi bangsa kita.
Tidak hanya itu, sektor ini juga berpotensi besar untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pedesaan.
“Saya berharap melalui FGD ini kita dapat berdiskusi lebih dalam, berbagi gagasan, dan merumuskan solusi konkret untuk tantangan yang kita hadapi. Semoga dari sini lahir strategi-strategi inovatif yang dapat diimplementasikan untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi, membuka peluang bisnis baru, serta menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang,” harapnya.
Kementan memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi serta berperan aktif dalam penyelenggaraan Bunex kali ketiga ini. Diharapkan pertemuan ini menjadi momentum penting dalam mewujudkan perkebunan yang lebih berkelanjutan, inovatif, dan berdampak positif bagi masyarakat serta lingkungan
Hadir pada Bunex, Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan, Muhammad Rizal Ismail mengatakan, Indonesia saat ini menghadapi dua tantangan besar, tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional, namun juga mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Disinilah perkebunan memiliki peran yang sangat vital.
Komoditas perkebunan tak hanya sekedar sumber bahan pangan, tetapi juga sebagai sumber energi terbarukan yang semakin penting. Rizal menekankan, Perkebunan memiliki potensi besar dalam menyediakan bahan baku biofuel yang bisa menjadi solusi dalam upaya transisi menuju energi hijau.
Lebih lanjut Rizal mengatakan, nilai tambah produk perkebunan tidak hanya dari produk utamanya saja, karena pemanfaatan dari produk samping maupun limbah perkebunan juga dapat dioptimalkan untuk memiliki nilai tambah .
Ia juga menerangkan, produk-produk tersebut saat ini sangat butuh perhatian khusus untuk dikembangkan karena Indonesia memiliki potensi sangat besar. Nilai tambah sektor pertanian termasuk perkebunan memberikan pengaruh yang berarti pada penyerapan tenaga kerja dan sekaligus perkembangan kesejahteraan masyarakat.
Ini membutuhkan kolaborasi bersama, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Sinergi dan kolaborasi sangat diperlukan dari berbagai pihak yaitu pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat. Karena sub sektor perkebunan, jika dikelola dengan bijaksana dan berkelanjutan, akan menjadi salah satu pilar utama yang memastikan ketersediaan pangan dan energi bagi bangsa kita.
Tidak hanya itu, sektor ini juga berpotensi besar untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pedesaan.
“Saya berharap melalui FGD ini kita dapat berdiskusi lebih dalam, berbagi gagasan, dan merumuskan solusi konkret untuk tantangan yang kita hadapi. Semoga dari sini lahir strategi-strategi inovatif yang dapat diimplementasikan untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi, membuka peluang bisnis baru, serta menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang,” harapnya.
Kementan memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi serta berperan aktif dalam penyelenggaraan Bunex kali ketiga ini. Diharapkan pertemuan ini menjadi momentum penting dalam mewujudkan perkebunan yang lebih berkelanjutan, inovatif, dan berdampak positif bagi masyarakat serta lingkungan
(akr)