Yakinkan Investor, Bahlil Roadshow ke China, Korsel dan Jerman

Selasa, 19 November 2019 - 22:10 WIB
Yakinkan Investor, Bahlil Roadshow ke China, Korsel dan Jerman
Yakinkan Investor, Bahlil Roadshow ke China, Korsel dan Jerman
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, berupaya meyakinkan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dalam rangka itu, Bahlil bakal melakukan roadshow atau kunjungan kerja ke China, Korea Selatan, dan Jerman, mulai tanggal 20-29 November 2019.

"Kepala BKPM akan meyakinkan calon investor di China dan Korea Selatan," ujar anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi BKPM Rizal Calvary Marimbo dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Rizal mengatakan, Bahlil akan berjumpa dengan pengusaha setempat secara one-on-one di Beijing, China pada 20-22 November 2019. Setelah itu, Sabtu (23/11), Kepala BKPM akan bertemu sejumlah investor di Seoul, Korea Selatan pada Minggu hingga Selasa 24-26 November 2019,

Kepala BKPM akan berada di Seoul dan Busan, Korea Selatan. Selama tiga hari, Kepala BKPM akan bergabung dengan rombongan Presiden Joko Widodo dan para Menteri lainnya untuk mengikuti Forum ASEAN-Republic of Korea CEO Summit di Busan.

"Kepala BKPM juga direncanakan akan meneken nota kesepahaman dengan Hyundai Motor Company (HMC) di kompleks pabrik Hyundai yang berlokasi di Ulsan, Korea Selatan," ucapnya.

Selanjutnya, Rabu hingga Sabtu 27-30 November, tim Kepala BKPM akan bertolak ke Munich, Jerman. Di Jerman, Kepala BKPM bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan melakukan one-on-one meeting dengan perusahaan asal Jerman BASF dan VW Wolfsburg.

Rizal mengatakan, posisi Indonesia sebagai tujuan investasi sangat strategis ke depan. "Mengingat ada ancaman gejolak dan instabilitas yang sedang terjadi di beberapa negara tujuan investasi utama, misalnya di Amerika Selatan ada masalah di Meksiko, Bolivia, dan Venezuela," katanya.

Dia pun melanjutkan adapun masalah di Hong Kong. Di Eropa ada Brexit. Negara-negara maju di Asia seperti Jepang dan Singapura menghadapi ancaman resesi. Ada juga ancaman negative rate pada sektor keuangan di negara-negara maju itu.

"Saatnya Indonesia meningkatkan daya saingnya untuk menarik dana-dana investasi dari negara-negara tersebut. Kita rayu masuk ke Indonesia,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, stabilitas politik dan ekonomi Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. Selain itu, Indonesia juga memiliki pasar yang besar serta ketersediaan bahan baku untuk industri.

"Kita yakin sekali. Apalagi Kepala BKPM dan pemerintah sedang bekerja keras melakukan penyederhanaan prosedur, regulasi, perizinan, dan perpajakan agar investor menjadikan Indonesia sebagai surga investasi dunia," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4470 seconds (0.1#10.140)