Konsep Eco Green Living Elevee Menjadi Tren Baru Hunian Ramah Lingkungan

Minggu, 29 September 2024 - 23:27 WIB
loading...
A A A
Pengembangan proyek skala kota di koridor barat Jakarta sudah direncanakan secara matang sejak pertama kali dikembangkan pada 30 tahun silam. “Pengembang properti di koridor barat seperti Alam Sutera sudah memiliki visi masa depan. Sehingga sekarang kawasan yang dikembangkan menjadi pilihan masyarakat karena menyodorkan beragam fasilitas yang dibutuhkan masyarakat,”paparnya.

Senada dengan Ronny, Pengamat Properti F Rach Suherman menilai, konsep green living sudah harus menjadi perhatian utama industri properti nasional. Untuk mengakselerasi penerapan green living tersebut, Suherman menilai perlu kolaborasi dengan stakeholder lain. “Pengmbang tak bisa sendirian. Harus ada kolaborasi dari produsen material misalnya, harus menghadirkan produk yang ramah lingkungan. Juga dri pemerintah, harus mendukung dengan regulasi yang memudahkan pengembang,”tuturnya kepada SINDOnews.

Proses pembangunan properti ramah lingkungan sendiri umumnya menerapkan teknologi dan praktik-praktik dengan prinsip berkelanjutan. Mulai dari proses perencanaan, konstruksi, hingga saat produk properti sudah dihuni oleh masyarakat. Selain menggunakan material ramah lingkungan, memanfaatkan energi terbarukan, dan efisiensi penggunaan sumber daya, properti ramah lingkungan juga memperhatikan aspek pengelolaan limbah, pemanfaatan lahan, dan kualitas udara.

Suherman menilai, sebagai pengembang besar di Koridor Barat Jakarta, Alam Sutera dinilai sudah menerapkan kaidah-kaidah ESG dalam pengembangan produk propertinya. “Alam Sutera sudah berkembang sangat pesat. Koridor barat menjadi kawasan baru yang diminati masyarakat,”tegasnya.

Menurut Suherman, dengan membaiknya kondisi ekonomi terlebih stabilnya kondisi politik nasional, permintaan hunian residensial termasuk hunian vertikal akan meningkat. “Setelah pandemi orang yang punya uang tentu akan membeli properti. Terlebih bagi masyarakat yang ingin hidup di kawasan yang memiliki beragam fasilitas,”katanya.

Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer pada triwulan II 2024 meningkat terbatas. Hal ini tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II 2024 tercatat sebesar 1,76% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I 2024 sebesar 1,89% (yoy).

Penjualan properti residensial di pasar primer tercatat tumbuh sebesar 7,30% (yoy), melambat dibandingkan penjualan triwulan sebelumnya sebesar 31,16% (yoy). Perlambatan penjualan rumah primer tersebut terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama pada rumah tipe kecil.

Dari sisi pembiayaan, hasil survei menunjukkan pembiayaan pembangunan properti residensial terutama bersumber dari dana internal pengembang dengan pangsa sebesar 74,69%. Sementara dari sisi konsumen, pembelian rumah primer mayoritas dilakukan melalui skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 75,52% dari total pembiayaan. “Sekarang kuncinya adalah bagaimana pengembang menghadirkan produk yang sesuai dengan ekspektasi konsumen,”tutup Suherman.

Komitmen Menghadirkan Properti Ramah Lingkungan

Di industri properti, untuk mewujudkan eco city atau eco living ada empat pilar yang harus dijalankan. Pertama, membuat kondisi yang nyaman untuk mobilisasi masyarakat dengan mengurangi jumlah kendaraan bermotor untuk menuju satu tempat ke tempat lainnya, misalkan ke sekolah, pasar dan fasilitas lainnya. Kedua, kawasan yang dikembangkan harus mengakomodasi dengan lingkungan yang sehat, dari air dan udaranya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0812 seconds (0.1#10.140)