IHSG Hari Ini Berpotensi Mixed, Sejumlah Sentimen Tahan Pergerakan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pada perdagangan hari ini diperkirakan cenderung mixed. Pergerakan indeks diperkirakan berada di kisaran 7.740–7.810.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project William Hartanto mengatakan, penguatan IHSG tampak tertahan di awal pekan ini karena pasar sudah mengantisipasi terlebih dulu sentimen pelantikan presiden. Sementara, window dressing di bulan Oktober pun identik dengan penguatan saham-saham baris kedua dan baris ketiga.
"Ini yang mendasari penguatan IHSG yang nampak berat dan sulit kembali ke level all time high," tulis William dalam analisisnya, Selasa (22/10/2024).
William melanjutkan, sempat terjadinya sentimen negatif dari stimulus ekonomi China, dan pembobotan IHSG yang tidak seimbang dengan penguatan saham-saham Prajogo Pangestu juga menjadi penyebab mengapa IHSG tidak bisa mencerminkan kondisi pasar lagi.
"Semua berakhir dengan efek bobot yang tidak seimbang. Sehingga saat ini, Anda mungkin akan melihat, atau merasakan bahwa IHSG tidak sanggup naik, namun trading masih mudah dilakukan," katanya.
Menurut dia, belum ada kenaikan signifikan pada pasar, dan indikasinya IHSG masih bisa melanjutkan penguatan, namun masih terbatas pada level all time high.
"Sementara, secara teknikal, berhasil mengkonfirmasi pembentukan pola bullish flag, sehingga IHSG berpotensi melanjutkan penguatan hingga 7.800–all time high," imbuhnya.
Berikut beberapa saham yang direkomendasikan William secara teknikal:
1. MARK, buy, support 1030, resistance 1165.
Potensi menguat setelah selesai membentuk demand zone pada area 1030 – 1085.
2. AVIA, buy, support 466, resistance 515.
Pergerakan harga membentuk demand zone pada area 466 – 515, posisi sedang menguji resistance.
3. TLKM, buy, support 3010, resistance 3190.
Pergerakan harga membentuk pola double bottom dengan neckline pada 3010 (pola sudah terkonfirmasi).
4. HRTA, buy, support 476, resistance 515.
Posisi candlestick menguat di atas MA5 dan MA20, dapat melakukan trend following pada saham ini. Namun pergerakan harga membentuk pola rising wedge. Belum terkonfirmasi selama belum menurun di bawah neckline pada 476.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project William Hartanto mengatakan, penguatan IHSG tampak tertahan di awal pekan ini karena pasar sudah mengantisipasi terlebih dulu sentimen pelantikan presiden. Sementara, window dressing di bulan Oktober pun identik dengan penguatan saham-saham baris kedua dan baris ketiga.
"Ini yang mendasari penguatan IHSG yang nampak berat dan sulit kembali ke level all time high," tulis William dalam analisisnya, Selasa (22/10/2024).
William melanjutkan, sempat terjadinya sentimen negatif dari stimulus ekonomi China, dan pembobotan IHSG yang tidak seimbang dengan penguatan saham-saham Prajogo Pangestu juga menjadi penyebab mengapa IHSG tidak bisa mencerminkan kondisi pasar lagi.
"Semua berakhir dengan efek bobot yang tidak seimbang. Sehingga saat ini, Anda mungkin akan melihat, atau merasakan bahwa IHSG tidak sanggup naik, namun trading masih mudah dilakukan," katanya.
Menurut dia, belum ada kenaikan signifikan pada pasar, dan indikasinya IHSG masih bisa melanjutkan penguatan, namun masih terbatas pada level all time high.
"Sementara, secara teknikal, berhasil mengkonfirmasi pembentukan pola bullish flag, sehingga IHSG berpotensi melanjutkan penguatan hingga 7.800–all time high," imbuhnya.
Berikut beberapa saham yang direkomendasikan William secara teknikal:
1. MARK, buy, support 1030, resistance 1165.
Potensi menguat setelah selesai membentuk demand zone pada area 1030 – 1085.
2. AVIA, buy, support 466, resistance 515.
Pergerakan harga membentuk demand zone pada area 466 – 515, posisi sedang menguji resistance.
3. TLKM, buy, support 3010, resistance 3190.
Pergerakan harga membentuk pola double bottom dengan neckline pada 3010 (pola sudah terkonfirmasi).
4. HRTA, buy, support 476, resistance 515.
Posisi candlestick menguat di atas MA5 dan MA20, dapat melakukan trend following pada saham ini. Namun pergerakan harga membentuk pola rising wedge. Belum terkonfirmasi selama belum menurun di bawah neckline pada 476.
(fjo)