Kebijakan Moneter BI di 2025 Diarahkan untuk Jaga Rupiah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya peran sentral Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi (pro stability) dan mendorong transformasi ekonomi nasional. Dia menyerukan sinergi yang kuat antara Bank Indonesia dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk sektor perbankan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan kebangkitan bangsa Indonesia.
“Sinergi, kolaborasi, kerjasama, persatuan, kerukunan, ini adalah rumus keberhasilan suatu bangsa. Ini adalah hasil dari sejarah,” kata Presiden Prabowo dalam sambutannya pada PTBI 2024 di Komplek Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 29 November 2024.
Kepala Negara mengapresiasi upaya Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Menurutnya, stabilitas mata uang merupakan wujud kedaulatan suatu negara. Presiden juga mengapresiasi seluruh sektor yang ikut bersinergi dan berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Semangat sinergitas ini tercermin dari tema PTBI 2024 yakni “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional”.
Sinergi BI Perkuat Stabilitas Ekonomi
Bank Indonesia berkomitmen untuk senantiasa bersinergi dalam memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional. Dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang cenderung stagnan dan dibayangi ketidakpastian seiring eskalasi tensi geopolitik. Sinergi erat kebijakan Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait akan mampu memitigasi dampak rambatan ketidakpastian global.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Foto: iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan)
Terkait tantangan global, BI terus mencermati dan mengantisipasi perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global, penurunan inflasi dunia yang lambat, suku bunga negara maju yang masih akan bertahan tinggi, kuatnya mata uang dolar AS, serta pelarian modal dariemerging marketske negara maju.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada kesempatan yang sama menyampaikan sinergi sebagai kunci untuk prospek kinerja ekonomi Indonesia dalam memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional dalam merespons masih tingginya ketidakpastian global.
“Dengan sinergi itu, insyaAllah ekonomi Indonesia tahun 2025-2026 akan menunjukkan kinerja yang cukup tinggi. Meski dunia terus menunjukkan gejolak, baik sisi ekonomi maupun geopolitik, konsumsi dan investasi diyakini akan terus meningkat,” ujarnya.
Dalam merespons tantangan tersebut dan menjaga stabilitas ekonomi, kebijakan moneter BI tahun 2025 akan tetap diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Kebijakan moneter akan ditempuh secara forward looking dan pre-emptive untuk mencapai sasaran inflasi, dengan tetap mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, serta stabilisasi nilai tukar Rupiah agar tetap sejalan dengan pencapaian sasaran inflasi dan terjaganya stabilitas eksternal dari rambatan global.
PTBI 2024 dirangkai dengan penganugerahan BI Award 2024. (Foto: iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan)
“Nilai tukar Rupiah tahun 2025 akan dijaga stabil dengan komitmen tinggi Bank Indonesia, juga fundamental yang baik, inflasi rendah, imbal hasil investasi menarik, dan pertumbuhan tinggi. Stabilitas eksternal juga terjaga, neraca pembayaran sehat, cadangan devisa meningkat,” kata Gubernur BI dua periode ini.
“Sinergi, kolaborasi, kerjasama, persatuan, kerukunan, ini adalah rumus keberhasilan suatu bangsa. Ini adalah hasil dari sejarah,” kata Presiden Prabowo dalam sambutannya pada PTBI 2024 di Komplek Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 29 November 2024.
Kepala Negara mengapresiasi upaya Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Menurutnya, stabilitas mata uang merupakan wujud kedaulatan suatu negara. Presiden juga mengapresiasi seluruh sektor yang ikut bersinergi dan berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Semangat sinergitas ini tercermin dari tema PTBI 2024 yakni “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional”.
Sinergi BI Perkuat Stabilitas Ekonomi
Bank Indonesia berkomitmen untuk senantiasa bersinergi dalam memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional. Dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang cenderung stagnan dan dibayangi ketidakpastian seiring eskalasi tensi geopolitik. Sinergi erat kebijakan Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait akan mampu memitigasi dampak rambatan ketidakpastian global.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Foto: iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan)
Terkait tantangan global, BI terus mencermati dan mengantisipasi perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global, penurunan inflasi dunia yang lambat, suku bunga negara maju yang masih akan bertahan tinggi, kuatnya mata uang dolar AS, serta pelarian modal dariemerging marketske negara maju.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada kesempatan yang sama menyampaikan sinergi sebagai kunci untuk prospek kinerja ekonomi Indonesia dalam memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional dalam merespons masih tingginya ketidakpastian global.
“Dengan sinergi itu, insyaAllah ekonomi Indonesia tahun 2025-2026 akan menunjukkan kinerja yang cukup tinggi. Meski dunia terus menunjukkan gejolak, baik sisi ekonomi maupun geopolitik, konsumsi dan investasi diyakini akan terus meningkat,” ujarnya.
Dalam merespons tantangan tersebut dan menjaga stabilitas ekonomi, kebijakan moneter BI tahun 2025 akan tetap diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Kebijakan moneter akan ditempuh secara forward looking dan pre-emptive untuk mencapai sasaran inflasi, dengan tetap mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, serta stabilisasi nilai tukar Rupiah agar tetap sejalan dengan pencapaian sasaran inflasi dan terjaganya stabilitas eksternal dari rambatan global.
PTBI 2024 dirangkai dengan penganugerahan BI Award 2024. (Foto: iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan)
“Nilai tukar Rupiah tahun 2025 akan dijaga stabil dengan komitmen tinggi Bank Indonesia, juga fundamental yang baik, inflasi rendah, imbal hasil investasi menarik, dan pertumbuhan tinggi. Stabilitas eksternal juga terjaga, neraca pembayaran sehat, cadangan devisa meningkat,” kata Gubernur BI dua periode ini.
(ars)