Picu Kerugian Ekonomi Rp551 T, Intip Urgensi Penanganan Susut dan Sisa Pangan di RI

Rabu, 11 Desember 2024 - 06:45 WIB
loading...
Picu Kerugian Ekonomi...
Workshop GRASP 2030 bertajuk Urgensi Penanganan Susut dan Sisa Pangan bagi Pelaku Bisnis mempertemukan sektor bisnis, pemerintah, food bank, dan organisasi masyarakat sipil. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), bekerja sama dengan Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) dan APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia), menyelenggarakan Workshop GRASP 2030 bertajuk “Urgensi Penanganan Susut dan Sisa Pangan bagi Pelaku Bisnis ” di Jakarta. Acara ini mempertemukan lebih dari 100 peserta yang hadir di lokasi maupun hadir secara daring, yang terdiri dari sektor bisnis, pemerintah, food bank, dan organisasi masyarakat sipil.

Pada rantai sektor pangan , seluruh sektor bisnis berpotensi menghasilkan susut dan sisa pangan (SSP). Data menunjukkan bahwa sekitar 33% makanan yang diproduksi secara global hilang atau terbuang, menurut FAO pada 2019. Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif IBCSD, Indah Budiani dalam sambutannya menekankan pentingnya sektor bisnis dalam menangani masalah SSP yang semakin mendesak.



“Susut dan sisa pangan bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga merupakan tantangan ekonomi besar. Sebagai sektor yang berperan penting dalam rantai pasok pangan, bisnis memiliki tanggung jawab untuk mengurangi dampak SSP ini. Kami berharap workshop ini dapat menjadi wadah untuk berbagi solusi dan mendorong aksi yang lebih terstruktur dari sektor bisnis dalam mengatasi masalah ini,” ujar Indah.

Acara ini merupakan bagian dari kegiatan GRASP 2030 (Gotong Royong Atas Susut dan Sisa Pangan di 2030), sebuah inisiatif perjanjian sukarela yang bertujuan mengurangi Susut dan Sisa Pangan (SSP) melalui kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat. Angelique Dewi, Chairwoman GRASP 2030, menyoroti peran penting GRASP 2030 dalammenciptakan kolaborasi lintas sektor.

“GRASP 2030 adalah inisiatif yang mengajak berbagai aktor multipihak dalam rantai pangan untuk berkolaborasi dalam mencapai pengurangan SSP. Kami percaya bahwa melalui kolaborasi yang erat dan dukungan bersama, kita dapat mengurangi susut dan sisa pangan secara lebih efektif dan berkelanjutan di Indonesia,” jelas Angelique.

Workshop ini menghadirkan berbagai narasumber dari sektor pemerintah, bisnis, serta actor penyelamat pangan untuk berbagi pengetahuan, praktik terbaik, dan solusi inovatif. Acara ini juga memberikan ruang untuk diskusi yang lebih mendalam tentang regulasi, kebijakan, dan strategi yang diperlukan untuk mendorong sektor bisnis dalam mengurangi SSP.

Wakil Ketua Umum APRINDO, Yuvlinda Susanta menegaskan, peran penting sektor ritel dalam upaya pengurangan SSP. “Sektor ritel, sebagai bagian dari rantai pasok pangan, sejatinya memiliki kekuatan untuk memengaruhi perilaku konsumen, mengoptimalkan manajemen inventaris, dan menerapkan solusi inovatif untuk meminimalkan sisa dan susut pangan. APRINDO ikut mendorong kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya mencapai efisiensi dan pengurangan SSP tersebut,” ujar Yuvlinda.

Bappenas mencatat bahwa di Indonesia, 115-184 kg pangan per kapita terbuang tiap tahun. Ini memicu kerugian ekonomi hingga Rp551 triliun, emisi GRK 7,29% dari total nasional, dan hilangnya nutrisi untuk 125 juta orang.

Hal ini semakin menekankan pentingnya sektor bisnis mengambil langkah konkret dalam mengatasi SSP. Dalam acara ini, pentingnya perusahaan di sektor pangan memiliki target penurunan SSP, melakukan pengukuran, serta menyusun strategi penurunan SSP melalui pendekatan Target-Menghitung-Aksi (Target-Measure-Act/TMA) disampaikan oleh Michael Jones, Senior International Partnership Manager WRAP.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Elnusa Perkuat Pengembangan...
Elnusa Perkuat Pengembangan Bisnis Berkelanjutan di Sektor Energi
Memacu Konsumsi Masyarakat...
Memacu Konsumsi Masyarakat saat Ramadan lewat Program Diskon Belanja
Terapkan Praktik Bisnis...
Terapkan Praktik Bisnis Keberlanjutan, Berikut Implementasi SDGs PTPN I di 2024
Bisnis Berkelanjutan,...
Bisnis Berkelanjutan, PPM Manajemen Beri Pelatihan Corporate Sustainability & ESG Integration
Kolaborasi Pengembangan...
Kolaborasi Pengembangan AI untuk Tata Kelola Bisnis Berkelanjutan
Gotong Royong Atasi...
Gotong Royong Atasi Susut dan Sisa Pangan 2030
Mendorong Bisnis Hotel...
Mendorong Bisnis Hotel Berkelanjutan melalui Paket Bundling Green Environment
Izin Pakai Air Tanah...
Izin Pakai Air Tanah Resmi Terbit, Pelaku Usaha Wajib Patuh
IDEA Expo 2024 Ciptakan...
IDEA Expo 2024 Ciptakan Wirausaha Industri Baru, Menperin: Kesempatan Berharga
Rekomendasi
Semarakkan Keberkahan...
Semarakkan Keberkahan Ramadan, iNews Gandeng Bank Mandiri Gelar Tabligh Akbar di Purwakarta
Puan Ajak Akhiri Perseteruan...
Puan Ajak Akhiri Perseteruan dengan PDIP, Jokowi: Yang Mulai Siapa?
Bank Mandiri Gelar Syiar...
Bank Mandiri Gelar Syiar Ramadan di Destinasi Wisata Religi Purwakarta
Berita Terkini
Top! RCTI+ dan Vision+...
Top! RCTI+ dan Vision+ dari MNC Digital MSIN Jadi Platform OTT Nomor Satu dan Terbesar di RI
26 menit yang lalu
Pemudik Dapat Beristirahat...
Pemudik Dapat Beristirahat di Serambi MyPertamina, Catat Lokasinya
45 menit yang lalu
Persatuan ASEAN-China...
Persatuan ASEAN-China Jadi Pertahanan Terbaik Asia dalam Hadapi Perang Dagang
56 menit yang lalu
Pabrik-pabrik Tutup,...
Pabrik-pabrik Tutup, PLN Prediksi Beban Listrik Turun 30% saat Libur Lebaran
1 jam yang lalu
Jelang Idulfitri, Pertagas...
Jelang Idulfitri, Pertagas Gelar Management Walkthrough dan Beri Santunan
1 jam yang lalu
Catat Kinerja OTT yang...
Catat Kinerja OTT yang Luar Biasa, Laba Bersih MSIN Melesat Jadi Rp399 Miliar
2 jam yang lalu
Infografis
Pertengkaran Trump dan...
Pertengkaran Trump dan Zelensky Picu Perpecahan NATO
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved