Bukan Bitcoin, Komoditas Ini Cetak Pertumbuhan Tertinggi di 2024

Minggu, 19 Januari 2025 - 23:59 WIB
loading...
Bukan Bitcoin, Komoditas...
Kakao dinobatkan sebagai komoditas berkinerja terbaik pada sepanjang tahun 2024 lalu mengungguli Bitcoin. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Kakao dinobatkan sebagai komoditas berkinerja terbaik pada sepanjang tahun 2024 lalu mengungguli Bitcoin , menurut Bloomberg. Koin kripto bisa dibilang aset dengan pertumbuhan paling besar, usai menembus ambang batas USD100.000 pada awal Desember kemarin yang telah lama ditunggu-tunggu.

Harga Kakao yang menjadi bahan utama pembuatan cokelat itu terpantau meningkat hampir tiga kali lipat sejak awal 2024, salah satu penyebabnya karena ada gangguan produksi di Afrika Barat — wilayah dengan pertumbuhan terbesar di dunia —. Akibatnya terjadi kekurangan pasokan kakao secara besar-besaran, mengutip dari exchange data.

Pada awal Januari, kakao berjangka diperdagangkan pada kisaran USD4.000 per ton. Lalu pada pertengahan Desember, menyentuh level puncak diposisi USD12.700 per ton, menurut data dari Trading Economics.

Keuntungan Bitcoin "terlihat tidak bertenaga jika dibandingkan," tulis situs berita keuangan MarketWatch.

Bitcoin, mata uang kripto paling terkenal dan terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, naik hampir 128%, atau menguat lebih dari USD41.000 per koin pada awal Januari. Sampai pada pertengahan Desember, Bitcoin sampai menyentuh level tertinggi, USD 106.500 pada pertengahan Desember 2024.

Bitcoin telah reli sebagian karena ekspektasi investor akan kebijakan ramah kripto dari pemerintahan Presiden terpilih AS Donald Trump.

Sementara itu panen kakao yang buruk, kerap dikaitkan dengan cuaca ekstrem dan kekurangan pupuk. Kekeringan parah telah melanda Afrika Barat tahun ini, dengan suhu di atas 40 derajat Celcius memecahkan rekor di Pantai Gading dan Ghana, dua produsen biji kakao terbesar di dunia.

Panen kakao yang buruk dikaitkan dengan cuaca ekstrem dan kekurangan pupuk. Kekeringan parah telah melanda Afrika Barat tahun ini, dengan suhu di atas 40 derajat Celcius memecahkan rekor di Pantai Gading dan Ghana, dua produsen biji kakao terbesar di dunia.

Afrika Barat juga sedang berjuang dengan krisis kesehatan tanah yang parah dengan dua pertiga dari lahan di kawasan itu terdegradasi, dan tingkat aplikasi pupuk tertinggal jauh di belakang rata-rata global, menurut Institut Pertanian Tropis Internasional (IITA).

Banyak negara Afrika bergantung pada impor pupuk dari Rusia, Belarusia, dan Ukraina. Berkurangnya pasokan setelah eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022 telah mengakibatkan kekurangan dan kenaikan harga.



Menurut Trading Economics, tantangan pasokan yang sedang berlangsung, diperburuk oleh perubahan iklim dan kurangnya pupuk, diperkirakan akan menjaga harga kakao pada tingkat yang tinggi secara historis di tahun-tahun mendatang.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
ICP Maret 2025 Melorot,...
ICP Maret 2025 Melorot, Harga BBM Subsidi Berpeluang Turun?
Hampir 600.000 Produk...
Hampir 600.000 Produk Ilegal Diamankan, Nilainya Rp15 Miliar
BI Lapor Utang Luar...
BI Lapor Utang Luar Negeri Turun Jadi USD427,2 Miliar per Februari 2025
Harga Emas Sedikit Lagi...
Harga Emas Sedikit Lagi Rp2 Juta per Gram, Hari Ini Naik Rp32.000
Mengulik Besaran Utang...
Mengulik Besaran Utang Suriah ke Bank Dunia yang Ingin Dilunasi Arab Saudi
Begini Nasib Jalan Trans...
Begini Nasib Jalan Trans Papua, 4 Wilayah Pemekaran Jadi Fokus Pembangunan
IHSG Terus Menanjak...
IHSG Terus Menanjak Naik, Pagi Ini Dibuka Sentuh 6.452
Lonjakan Harga Emas...
Lonjakan Harga Emas Belum Selesai! Diprediksi Sentuh Rp2 Juta per Gram
Harga Emas Malas Bergerak...
Harga Emas Malas Bergerak Dibanderol Rp1.896.000/Gram, Berikut Rincian Lengkapnya
Rekomendasi
Its Family Time! Update...
It's Family Time! Update Makanan Viral Chef Approved Sambil Update Wawasan Kuliner di Rating 5 GTV!
Internal PDIP Solid...
Internal PDIP Solid Jelang Kongres, Yasonna: Mana Ada Beda-beda Sikap
Trump Tolak Rencana...
Trump Tolak Rencana Israel Menyerang Iran, Apa Alasannya?
Berita Terkini
Mentan Ungkap Ada Pengamat...
Mentan Ungkap Ada Pengamat Pertanian Terlibat Proyek Fiktif Senilai Rp5 Miliar
25 menit yang lalu
Pemanfaatan PLTS PNRE...
Pemanfaatan PLTS PNRE Dorong Kegiatan Hidroponik Berjalan Efisien
36 menit yang lalu
Menguat Tipis, Rupiah...
Menguat Tipis, Rupiah Ditutup ke Rp16.833 per Dolar AS Sore Ini
46 menit yang lalu
Mendunia! Euromoney...
Mendunia! Euromoney Akui Keunggulan Wealth Management BRI
1 jam yang lalu
Pemerintah Bakal Bentuk...
Pemerintah Bakal Bentuk Satgas Deregulasi Ekspor Impor, Ini Tugasnya
1 jam yang lalu
Salip IHSG, Saham TUGU...
Salip IHSG, Saham TUGU Rebound 10 Persen dalam 5 Hari
1 jam yang lalu
Infografis
Tegaskan Status Negara...
Tegaskan Status Negara Berdaulat, Taiwan Lawan China di PBB
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved