BBM Rendah Sulfur Dukung Kualitas Udara Menjadi Lebih Baik

Selasa, 11 Februari 2025 - 22:21 WIB
loading...
BBM Rendah Sulfur Dukung...
Pembakaran BBM di sektor transportasi menjadi penyumbang utama polusi udara perkotaan. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pembakaran BBM di sektor transportasi menjadi penyumbang utama polusi udara perkotaan. Analis Senior Institute of Essential Services Reform (IESR) Julius Christian mengatakan, sebanyak 47 persen polusi udara disumbangkan oleh transportasi jalan raya.

Julius mengatakan sumber polusi udara transportasi bukan hanya dari debu yang ditimbulkan dari pembakaran, asap pembakaran namun juga dari bahan bakar, aus pengereman dan aktivitas-aktivitas lain.

"Di negara lain kebanyakan polusi disebabkan karena ban yang aus. Sebab, mereka sudah menggunakan mesin kendaraan yang teknologinya lebih advance sehingga polusi bukan berasal dari bahan bakar," ucap Julius dalam media workshop bertema Perbaikan Tata Kelola BBM untuk Mengatasi Persoalan Polusi Udara, Kesehatan dan Ekonomi, Selasa (11/2/2025).

Di Indonesia, kata Julius, lantaran kualitas BBM yang digunakan masih buruk, hal ini turut menyumbangkan terhadap polusi. Saat ini, Indonesia masih berupaya meningkatkan standar emisi Euro-4. Negara lain bahkan sudah banyak yang menerapkan standar Euro-6. Standar Euro-4 sendiri mensyaratkan emisi 50 ppm. Sementara, Indonesia masih banyak menggunakan BBM bersubsidi dengan emisi mencapai 500 ppm atau lebih.



Berdasarkan data Kementian ESDM pada 2024, Pertalite 90 subdisi yang digunakan sekitar 45% konsumsi BBM di Indonesia pada 2023 mengeluarkan baku mutu 500 ppm. Pertamax 92, juga belum mampu memenuhi standar Euro-4 karena masih mengeluarkan 400 ppm. Biosolar 48 subsidi dengan porsi konsumsi 26% konsumsi BBm pada 2023 mengeluarkan 2.500 ppm.

"Di kita mayoritas BBM yang beredar di pasar kualitas jelek. Baru Pertamax Green dan Pertamax Turbo yang sudah mencapai standar emisi 50 ppm, euro 4," kata dia.

Menurut Julius, penggunaan BBM euro 4 bisa menekan beban polusi udara Jabodetabek secara signifikan karena bisa menurunkan hampir 90 persen polutan. BBM bersih juga bisa menurukan 79 persen penyakit yang ditimbulkan akibat polusi udara. Julius mengatakan, jika tidak melakukan perubahan alias terus menggunakan BBM yang ada seperti sekarang, akan terjadi kenaikan polusi udara dan peningkatan penyakit sampai 30 persen hingga tahun 2030.

Namun, bukan hal mudah untuk mengganti BBM yang ada dengan BBM Euro-4 yang lebih rendah sulfur. Sebab, untuk mempertahankan harga jual BBM dengan kualitas yang lebih baik membutuhkan subdisi hingga 40 triliun sampai 2028. Sementara itu, untuk meningkatkan kualitas BBM membutuhkan invetasi yang cukup besar terhadap kilang-kilang Pertamina yang akan memproduksi BBM-nya.

"Yang membuat susah karena sekarang pemerintah sedang banyak melakukan efisiensi anggaran. Padahal kalau anggaran untuk meningkatkan kualitas BBM ini digunakan, juga bisa mengurangi dampak akibat penyakit-penyakit yang ditimbulkan," kata dia.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Pengamat: Imbauan Kejagung...
Pengamat: Imbauan Kejagung Bukti BBM Pertamina Sesuai Standar
Praktisi Migas: Tidak...
Praktisi Migas: Tidak Ada Bensin yang Tak Di-Blending
Gara-gara Sanksi AS...
Gara-gara Sanksi AS ke Rusia, Harga Solar Dunia Melonjak
Tekan Polusi Udara,...
Tekan Polusi Udara, Penerapan BBM Standar Euro IV Perlu Segera Dimulai
PIS Adopsi Bahan Bakar...
PIS Adopsi Bahan Bakar Hijau Percepat Target Nol Emisi Karbon
Kebijakan Berbasis Bukti...
Kebijakan Berbasis Bukti Didorong Atasi Masalah Polusi Udara
Tiga Strategi Terobosan...
Tiga Strategi Terobosan Pengendalian Polusi Udara di Indonesia
Tekan Polusi Udara,...
Tekan Polusi Udara, Pemprov Jakarta Didorong Perbanyak Bus Listrik
Kementerian BUMN Amini...
Kementerian BUMN Amini Kenaikan Pajak Motor Bensin 10% Bisa Kerek Harga BBM
Rekomendasi
Dharma Jaya Resmikan...
Dharma Jaya Resmikan Hub Channel Pertama di Cengkareng
Bikin Panik! Ikon MasterChef...
Bikin Panik! Ikon MasterChef Indonesia Muncul di Hadapan Para Kontestan
Respons Kejagung Soal...
Respons Kejagung Soal Pengaduan Jampidsus ke KPK Dinilai Arogan
Berita Terkini
14 Tahun Dipimpin Ririek,...
14 Tahun Dipimpin Ririek, Telkom Akselerasi Transformasi untuk Perkuat Ekosistem Digital Nasional
15 menit yang lalu
Konsolidasi Aset BUMN...
Konsolidasi Aset BUMN Masuk Tahap Akhir, Begini Bocoran CEO Danantara
30 menit yang lalu
Arsari Group Sangkal...
Arsari Group Sangkal Hashim Jabat Preskom di PT TMS
52 menit yang lalu
Efek FCTC Bikin Pelaku...
Efek FCTC Bikin Pelaku Industri Tembakau Was-was
54 menit yang lalu
Mudik Gratis PLN Bersama...
Mudik Gratis PLN Bersama BUMN Dibuka, Begini Cara Daftarnya
1 jam yang lalu
15 Bank dan Nonbank...
15 Bank dan Nonbank Siap Implementasikan QRIS Tap, Bayar Cukup Tempelkan HP
1 jam yang lalu
Infografis
Lebih Baik Minum Air...
Lebih Baik Minum Air Dingin atau Air Hangat saat Buka Puasa?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved