Pengecoran Pembesian Bangunan

Rabu, 26 Februari 2020 - 10:29 WIB
Pengecoran Pembesian Bangunan
Pengecoran Pembesian Bangunan
A A A
Agus Kriswandi Basyari
Pitaloka Land

Setelah minggu kemarin membahas tentang pembesian bangunan, tahapan selanjutnya adalah pengerjaan pengecoran pada pembesian. Pekerjaan pengecoran memerlukan material, antara lain, kayu papan yang digunakan untuk alas pekerjaan atau dalam bahasa proyek disebut dengan “bekisting”. Bahan lainnya adalah semen, pasir, pasir kasar/batu split, dan air.

Kayu papan merupakan alas kerja atau bekisting yang disusun sedemikian rupa pada pekerjaan slup, kolom praktis, dan ring balk. Ukuran pemasangan papan disesuaikan dengan ukuran rangkaian slup, kolom praktis, dan ring balk yang sudah dikerjakan terlebih dahulu. Tentu saja ukurannya ditambah untuk media pengecoran. Contoh seandainya ukuran rangkaian slup selebar 18 cm, maka papan yang disusun biasanya ditambah 6 cm baik sisi sebelah kiri maupun sebelah kanan sehingga hasil pengecoran menjadi selebar 30 cm.

Untuk membuat campuran adukan bahan cor diperlukan material semen, pasir, pasir kasar/batu split, dan air. Semua bahan tersebut dicampur dengan komposisi yang disesuaikan dengan kekuatan yang diinginkan.

Sebagai contoh, komposisi adukan bisa dilakukan dengan pola 1, 2, dan 3. Artinya, campuran yang dilakukan 1 semen, 2 pasir, dan 3 batu split. Kalau seandainya ukuran material memakai ember, maka komposisinya berdasarkan jumlah ember tersebut.

Komposisi yang lain bisa dilakukan dengan pola 2, 3, dan 5. Komposisi ini pun disesuaikan dengan jumlah dan ukuran material yang sama. Kalau menggunakan ember berarti 2 ember semen, 3 ember pasir, dan 5 ember batu split.

Setelah bekisting, sebagai alas kerja coran terpasang, langkah selanjutnya adalah mencampur bahan material, semen, pasir, dan batu split menjadi adonan cor. Pengerjaan pencampuran material bisa dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin, yang disebut dengan mesin molen. Tentu saja pekerjaan ini bila dilakukan dengan mesin hasilnya lebih merata dibandingkan dengan cara manual. Itu karena cara manual dikerjakan oleh manusia dengan menggunakan alat cangkul atau sekop yang hasilnya tergantung dari keahlian si pekerja.

Pekerjaan selanjutnya adalah melakukan pengecoran pada pembesian yang dimulai dengan mengecor bagian cakar ayam. Dilanjutkan dengan mengecor pekerjaan slup. Setelah dua pekerjaan pengecoran ini, pekerjaan selanjutnya akan dilakukan setelah cor dirasa cukup kering. Biasanya waktu yang diperlukan selama 2 hari. Setelah coran cakar ayam dan slup kering, tahap berikutnya melakukan pengecoran kolom praktis.

Pengecoran kolom praktis dilakukan secara vertikal, mengikuti posisi kolom praktis yang berdiri tegak. Proses pengeringan pengecoran kolom praktis biasanya memakan waktu 5 -7 hari.

Proses terakhir pekerjaan pengecoran pembesian adalah pengecoran ring balk. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pasangan bata selesai dikerjakan. Hal ini karena pekerjaan ring balk dilaksanakan di atas pekerjaan pasangan bata. Proses pengecoran ring balk tidak berbeda dengan pengecoran slup, yaitu dikerjakan secara horizontal dan menggunakan bekisting sesuai dengan ukuran ring balk yang sudah dipasang. Untuk masalah pengeringan, biasanya memerlukan waktu 2 sampai 3 hari.
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9006 seconds (0.1#10.140)