PSBB Jilid II Ala Anies Kantongi Dukungan dari Kadin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia , Erwin Aksa menyambut baik kebijakan Pemprov DKI Jakarta terkait pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid II secara ketat. Dia mencatat, PSBB sebagai instrumen untuk mencegah penyebaran Covid-19.
(Baca Juga: Sindir PSBB Total Ala Anies, Pengusaha: Jangan Sebentar Ini, Sebentar Itu )
"Ingat status kita masih pandemi. Artinya infeksi dari virus (Covid-19) ini masih tinggi. Jadi, saya kira bagaimana ketika lockdown (PSBB) perlu dilakukan adalah langkah untuk menyetop orang masuk rumah sakit karena Covid-19," ujar dia dalam Webinar, Sabtu (12/9/2020).
Menurut Erwin di tengah situasi kedaruratan kesehatan yang kian membahayakan kesehatan warga Ibu Kota, sebaiknya berbagai aktivitas sosial maupun ekonomi masyarakat bisa ditunda terlebih dahulu. Apalagi sambung Erwin, saat ini banyak rumah sakit di Jakarta yang melaporkan bahwa kapasitas ruangan isolasi hingga ICU sudah hampir penuh.
"Jadi, sekali lagi perlu dilakukan langkah untuk menyetop orang masuk rumah sakit," kata dia.
Oleh karena itu, dia menilai PSBB jilid II ini tepat untuk segera diterapkan. Imbasnya Pemerintah bisa lebih memaksimalkan berbagai program penanganan pandemi Covid-19.
(Baca Juga: PSBB Total DKI Jakarta Engga Buat Kadin Panik, Hanya Sebatas Tantangan )
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempertimbangkan untuk memperketat PSBB dengan melihat situasi Covid-19 di Jakarta. Di mana positivity rate 13,2 persen dan kapasitas rumah sakit rujukan yang hampir penuh.
Dengan demikian, kata Anies, status PSBB Transisi di Jakarta seperti yang diterapkan saat ini akan dievaluasi lebih lanjut mengingat pertambahan kasus baru harian Covid-19 di Ibu Kota mencapai 800 hingga 1.000 orang per hari.
"Situasinya mengkhawatirkan dalam satu minggu terakhir, angka positivity rate di Jakarta itu 13,2 persen (di atas ketentuan aman PBB di angka lima persen)," ucap Anies di Jakarta, Rabu (9/9).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengaku bakal segera mengumpulkan seluruh anak buahnya untuk mengevaluasi penerapan masa transisi yang sudah diterapkan beberapa bulan terakhir ini.
PSBB masa transisi di ibu kota sendiri bakal berakhir pada 10 September 2020 mendatang atau hari Kamis besok. "Hari ini gugus tugas akan mengadakan rapat khusus mengevaluasi perkembangan terakhir kasus Covid-19 di Jakarta," katanya.
Anies mengaku telah menyiapkan sejumlah paket kebijakan baru yang nantinya bakal diterapkan demi menekan angka penularan Covid-19, meski ia tak mau membeberkan kebijakan tersebut dan baru akan mengumumkannya usai rapat.
"Nanti sore atau malam akan kita sampaikan hasilnya, saat ini kami review semua, kami rapatkan dulu, baru kami umumkan," kata Anies.
(Baca Juga: Sindir PSBB Total Ala Anies, Pengusaha: Jangan Sebentar Ini, Sebentar Itu )
"Ingat status kita masih pandemi. Artinya infeksi dari virus (Covid-19) ini masih tinggi. Jadi, saya kira bagaimana ketika lockdown (PSBB) perlu dilakukan adalah langkah untuk menyetop orang masuk rumah sakit karena Covid-19," ujar dia dalam Webinar, Sabtu (12/9/2020).
Menurut Erwin di tengah situasi kedaruratan kesehatan yang kian membahayakan kesehatan warga Ibu Kota, sebaiknya berbagai aktivitas sosial maupun ekonomi masyarakat bisa ditunda terlebih dahulu. Apalagi sambung Erwin, saat ini banyak rumah sakit di Jakarta yang melaporkan bahwa kapasitas ruangan isolasi hingga ICU sudah hampir penuh.
"Jadi, sekali lagi perlu dilakukan langkah untuk menyetop orang masuk rumah sakit," kata dia.
Oleh karena itu, dia menilai PSBB jilid II ini tepat untuk segera diterapkan. Imbasnya Pemerintah bisa lebih memaksimalkan berbagai program penanganan pandemi Covid-19.
(Baca Juga: PSBB Total DKI Jakarta Engga Buat Kadin Panik, Hanya Sebatas Tantangan )
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempertimbangkan untuk memperketat PSBB dengan melihat situasi Covid-19 di Jakarta. Di mana positivity rate 13,2 persen dan kapasitas rumah sakit rujukan yang hampir penuh.
Dengan demikian, kata Anies, status PSBB Transisi di Jakarta seperti yang diterapkan saat ini akan dievaluasi lebih lanjut mengingat pertambahan kasus baru harian Covid-19 di Ibu Kota mencapai 800 hingga 1.000 orang per hari.
"Situasinya mengkhawatirkan dalam satu minggu terakhir, angka positivity rate di Jakarta itu 13,2 persen (di atas ketentuan aman PBB di angka lima persen)," ucap Anies di Jakarta, Rabu (9/9).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengaku bakal segera mengumpulkan seluruh anak buahnya untuk mengevaluasi penerapan masa transisi yang sudah diterapkan beberapa bulan terakhir ini.
PSBB masa transisi di ibu kota sendiri bakal berakhir pada 10 September 2020 mendatang atau hari Kamis besok. "Hari ini gugus tugas akan mengadakan rapat khusus mengevaluasi perkembangan terakhir kasus Covid-19 di Jakarta," katanya.
Anies mengaku telah menyiapkan sejumlah paket kebijakan baru yang nantinya bakal diterapkan demi menekan angka penularan Covid-19, meski ia tak mau membeberkan kebijakan tersebut dan baru akan mengumumkannya usai rapat.
"Nanti sore atau malam akan kita sampaikan hasilnya, saat ini kami review semua, kami rapatkan dulu, baru kami umumkan," kata Anies.
(akr)