Ratusan Hotel Berebut jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19, PHRI: 3.000 Kamar Itu Sedikit

Rabu, 16 September 2020 - 11:18 WIB
loading...
Ratusan Hotel Berebut jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19, PHRI: 3.000 Kamar Itu Sedikit
Ilustrasi kamar hotel. Foto/Dok SINDOphoto/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Rencana pemerintah untuk memanfaatkan hotel bintang dua dan tiga sebagai lokasi isolasi pasien Covid-19 bergejala ringan atau atau orang tanpa gejala (OTG) disambut antusias oleh pelaku perhotelan khususnya di DKI Jakarta. Lebih dari 100 hotel berminat untuk jadi tempat isolasi.

Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, pihaknya pada Selasa (15/9) telah melakukan rapat internal maupun rapat gabungan dengan pemerintah dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 guna membahas program tersebut.

"Dari data kami, baru dibuka sebentar saja sudah lebih dari 100 hotel yang ingin ikut mendaftar. Itu baru perhotelan di DKI Jakarta saja," kata Alan, sapaan akrab Maulana, saat dihubungi SINDOnews, Selasa (15/9/2020) malam.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas soal Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional pada Senin (14/9) menyebutkan pemerintah akan menyediakan sedikitnya 15 hotel bintang dua dan bintang tiga di sejumlah tempat di Jakarta. Diperkirakan semua hotel itu bisa menampung sekitar 3.000 pasien yang terpapar wabah mematikan itu. (Baca juga: Hotel Bintang Dua dan Bintang Tiga Disiapkan untuk Isolasi Mandiri Pasien COVID-19 )

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2018 saja jumlah hotel bintang dua dan tiga di Jakarta sebanyak 209 hotel dengan jumlah tempat tidur mencapai 41.240.

"Jadi kalau pemerintah bilang 3.000 kamar atau tempat tidur itu sedikit buat kami, karena di DKI ini pasokan kamar hotel banyak," tuturnya. (Baca: Pemkot Jakarta Pusat Siapkan 25 Hotel untuk Tempat Isolasi OTG Covid-19 )

Alan mengaku belum mengetahui kapan persisnya program baru pemerintah tersebut akan dimulai. Yang jelas, kata dia, penyedia akomodasi perhotelan standby dan siap kapan pun. Pihaknya juga mempersilakan semua hotel ataupun grup hotel lokal maupun internasional yang berminat untuk ikut mengajukan.

"Sejauh ini terbuka. Kami di PHRI membuka kesempatan buat semuanya, fair, tidak memihak ke satu dua brand atau grup hotel. Lokasi hotel yang disiapkan nantinya juga harus tersebar, jangan terpusat di satu wilayah," tukasnya.

Dia berharap pemanfaatan hotel sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 OTG di DKI ini menjadi pilot project untuk kemudian bisa diterapkan di daerah lain yang masih zona merah juga. Mengenai teknis dan kriteria, PHRI masih membahasnya dengan pemerintah dan satgas. (Baca juga: Peluang RS Swasta dan Hotel )

"Program ini yang pasti pertama basisnya kebutuhan, lalu ada price (harga), dan juga tentu dari satgas punya standardisasi apa lagi yang diminta. Kalau anggota kami sudah semua menerapkan protokol dasar, tinggal tambahan skill atau protokol yang harus diterapkan, nanti kan ada pelatihannya dari satgas," paparnya.

Sementara itu, operator hotel menyambut positif program pemerintah tersebut, salah satunya Omega Hotel Management (OHM), jaringan operator hotel lokal milik Alfaland Group.

"OHM turut mendukung dan berminat untuk berpartisipasi dalam program tersebut. Saat ini kami masih akan mempelajari syarat dan ketentuan dari pemerintah mengenai rencana tersebut," ujar Direktur Operasional OHM Aswin B. Drajat kepada SINDOnews.

OHM diketahui mengoperasikan sejumlah hotel bintang di berbagai kota yang bisa menjadi pilihan akomodasi, diantaranya Cordela Hotel Senen dan Cordex Hotel di Jakarta. Aswin pun menyebut semua hotel kelolaan OHM sudah menerapkan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat.

"Tentunya bila menjadi tempat isolasi mandiri, akan ada fasilitas yang perlu ditingkatkan dan disesuaikan dengan ketentuan yang diberikan oleh pemerintah. Namun, kami optimis, sudah memiliki kapasitas yang baik sebagai tempat isolasi mandiri ataupun pasien OTG," tuturnya.

Program pemerintah untuk menggandeng hotel sebagai tempat isolasi tentunya menjadi angin segar di tengah banyaknya hotel yang terpuruk akibat dihantam pandemi Covid-19.

Menurut PHRI, saat ini rata-rata tingkat hunian kamar hotel masih rendah, berkisar 20-25 persen. Ditambah lagi pengetatan PSBB di DKI Jakarta yang tentunya berdampak pada okupansi perhotelan.

"Dari data tiga hari terakhir, untuk unit hotel kami yang berada di Jakarta sudah mulai terkena dampak dengan adanya penurunan tingkat hunian sekitar 20%," ungkap Aswin.

Pihaknya berharap agar pandemi di dunia dapat segera berakhir, dan keadaan bisa kembali normal dan menjadi lebih kondusif. Tidak dapat dimungkiri bahwa industri pariwisata, termasuk perhotelan memang yang paling merasakan dampak luar biasa akibat adanya pandemi ini. (Baca juga: Kelas Menengah Susul Korsel, Erick Makin Pede RI Jadi Negara Besar )

"Sebagai operator hotel, kami berusaha keras agar jangan sampai ada hotel yang tutup. Dengan adanya PSBB, tentu tingkat hunian hotel hanya bisa mengharapkan kehadiran wisatawan lokal. Oleh karena itu pemerintah diharapkan dapat semakin membuka anggaran belanja untuk hotel," ucapnya.

Pihak OHM juga berharap pemerintah lebih gencar lagi melakukan aktivitas promosi terhadap hotel-hotel di Tanah Air, khususnya bagi yang sudah memiliki sertifikasi dan protokol Covid-19 yang ketat sehingga dapat menjamin keselamatan para tamunya untuk bisa tetap staycation ataupun meeting di dalam hotel.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1642 seconds (0.1#10.140)