Investasi Anjlok, Bahlil: Tak Ada Satu Negara Manapun Punya Strategi Pas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengakui realisasi investasi di Indonesia anjlok pada semester pertama 2020. Tercatat realisasi investasi dalam negeri hanya mencapai Rp191,9 triliun atau turun 8,9% jika dibandingkan dengan kuartal I tahun ini.
(Baca Juga: Jurus Merawat Iklim Investasi, Bahlil: Kami Tidak Lagi Duduk di Belakang Meja )
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, anjloknya realisasi investasi tidak hanya dialami Indonesia. Adapun kinerja investasi loyo juga dialami oleh banyak negara.
"Kita semua tahu bahwa efek covid untuk Indonesia di kuartal satu di pertengahan Maret landai. Kemudian kuartal kedua, kita mulai menurun realisasi investasi kita. Bahkan saya ingin mengatakan tidak ada satu negara manapun yang bisa melakukan sebuah strategi yang pas untuk menghadapi kondisi seperti sekarang ini," kata Bahlil dalam webinar, Rabu (16/9/2020).
Dia mengatakan, beberapa negara kompak untuk menerapkan kebijakan proteksionisme justru dianggap semakin menekan perekonomian global. Sehingga menimbulkan situasi serba tidak pasti, termasuk dalam aktivitas investasi.
(Baca Juga: Wuih! Airlangga Bilang RI Bakal Gantikan China Jadi Tujuan Investasi )
Alhasil sejumlah lembaga survei dunia mengumumkan bahwa FDA global terpangkas antara 30 sampai 40%. "Kita tahu semua bahwa semua negara melakukan kebijakan proteksionisme terhadap negaranya, dan hampir semuanya," tandasnya.
Sebagai informasi, BKPM mencatat realisasi investasi sepanjang kuartal II-2020 mencapai Rp191,9 triliun, turun 4,3% dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 200,5 triliun. Jika dibandingkan dengan kuartal I-2020 yang mencapai Rp 210,7 triliun, maka mengalami penurunan 8,9% .
(Baca Juga: Jurus Merawat Iklim Investasi, Bahlil: Kami Tidak Lagi Duduk di Belakang Meja )
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, anjloknya realisasi investasi tidak hanya dialami Indonesia. Adapun kinerja investasi loyo juga dialami oleh banyak negara.
"Kita semua tahu bahwa efek covid untuk Indonesia di kuartal satu di pertengahan Maret landai. Kemudian kuartal kedua, kita mulai menurun realisasi investasi kita. Bahkan saya ingin mengatakan tidak ada satu negara manapun yang bisa melakukan sebuah strategi yang pas untuk menghadapi kondisi seperti sekarang ini," kata Bahlil dalam webinar, Rabu (16/9/2020).
Dia mengatakan, beberapa negara kompak untuk menerapkan kebijakan proteksionisme justru dianggap semakin menekan perekonomian global. Sehingga menimbulkan situasi serba tidak pasti, termasuk dalam aktivitas investasi.
(Baca Juga: Wuih! Airlangga Bilang RI Bakal Gantikan China Jadi Tujuan Investasi )
Alhasil sejumlah lembaga survei dunia mengumumkan bahwa FDA global terpangkas antara 30 sampai 40%. "Kita tahu semua bahwa semua negara melakukan kebijakan proteksionisme terhadap negaranya, dan hampir semuanya," tandasnya.
Sebagai informasi, BKPM mencatat realisasi investasi sepanjang kuartal II-2020 mencapai Rp191,9 triliun, turun 4,3% dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 200,5 triliun. Jika dibandingkan dengan kuartal I-2020 yang mencapai Rp 210,7 triliun, maka mengalami penurunan 8,9% .
(akr)