Investor Pasar Modal Terus Tumbuh di Tengah Pandemi

Jum'at, 18 September 2020 - 09:02 WIB
loading...
Investor Pasar Modal Terus Tumbuh di Tengah Pandemi
Jumlah investor pasar modal per Juli 2020 telah mencapai lebih dari 3 juta investor. Bahkan sejak awal tahun peningkatan single investor identification (SID) mencapai 21,77%. Foto: dok/Koran SINDO/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Perkembangan digital di pasar modal Indonesia dipengaruhi kebijakan regulator maupun inovasi yang dilakukan secara berkelanjutan oleh anggota bursa (AB). Selama masa pandemi, ternyata investor pasar modal di Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal per Juli 2020 telah mencapai lebih dari 3 juta investor. Bahkan sejak awal tahun peningkatan single investor identification (SID) mencapai 21,77%. (Baca: Pejabat Publik Diminta Terbuka Apabila Terpapar Covid-19)

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan, bila dibandingkan dengan investor asing, saat ini investor lokal jumlahnya sudah mendominasi pasar modal di Tanah Air. Hal itu baik karena investor lokal lebih menopang pertumbuhan pasar modal di Indonesia daripada investor asing yang bisa datang dan pergi.

“Investor lokal sudah dominan sekitar 70%, ini sungguh luar biasa. Pasar modal harus ditopang investor lokal karena investor asing hanya sementara,” kata Hary Tanoesoedibjo saat membuka acara webinar Inspiration Talk dengan tema “Digitalisasi di Pasar Modal Indonesia” kemarin di Jakarta.

Menurut Hary Tanoe, pelaku pasar modal di Indonesia juga harus bisa mengantisipasi perkembangan era digital seperti saat ini. Industri pasar modal juga dimudahkan dengan adanya layanan online trading. Melalui online trading, proses birokrasi yang biasanya panjang menjadi terpotong. Online trading lebih menjadi pilihan karena kredibilitasnya dan dilakukan tanpa batas karena bisa diterapkan kapan saja, di mana saja.

“Saat ini arahnya semua lebih ke digital. Tujuh besar perusahaan terbesar di dunia itu berbasis digital. Ini merupakan karakteristik industri 4.0 yang menyalip industri lainnya,” tegas dia. (Baca juga: Meremehkan Dosa Awal Datangnya Musibah dan Bencana)

Sementara itu Direktur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina mengungkapkan, pertumbuhan investor pasar modal Indonesia dalam masa physical distancing ini didukung oleh tersedianya produk dan layanan digital sehingga masyarakat tidak perlu ke kantor cabang atau menyerahkan dokumen fisik. Inilah yang menjadi alasan utama MNC Sekuritas menyelenggarakan webinar Inspiration Talk itu.

“Saat ini beragam produk digital yang kami miliki cukup bervariasi, mulai dari aplikasi online trading MNC Trade & MNC Trade Syariah, layanan pembelajaran saham untuk pemula MNC Virtual Trading, aplikasi stock-screening MNC StockRadars, MNC Filantropi untuk berwakaf, berzakat, dan berinfak saham, serta yang terbaru MNC Research untuk mengakses berita ekonomi dan rekomendasi saham secara berkala dari tim riset MNC Sekuritas,” urai Susy.

Pelayanan digital untuk pembukaan rekening saham MNC Sekuritas, lanjut Susy, sudah tersedia secara full online. Digitalisasi yang dilakukan ternyata mulai membuahkan hasil yang impresif. Selama pandemi, pembukaan rekening saham full online melalui aplikasi MNC Trade New tercatat secara rata-rata naik 58% selama bulan April–Agustus 2020 bila dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Tak hanya itu, nilai transaksi dari platform online trading MNC Trade New mencapai 50% dari total transaksi nasabah ritel per Agustus 2020, meningkat 32% dari periode yang sama sebelumnya. (Baca juga: Karpet Merah Terbentang untuk Kampus Asing)

Di sisi lain Bursa Efek Indonesia juga aktif melakukan utilisasi teknologi untuk kegiatan edukasi dan pengembangan pasar. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi juga mengungkapkan dukungannya kepada MNC Sekuritas terkait upaya pengembangan pasar modal yang dilakukan.

“Bursa Efek Indonesia sangat mengapresiasi partisipasi aktif MNC Sekuritas dalam upaya peningkatan literasi Pasar Modal Indonesia, terutama di masa Covid-19,” tutur Inarno.

Lebih lanjut Inarno menjelaskan, sejak awal tahun 2020, pandemi Covid-19 telah menjadi isu besar dalam pergerakan roda ekonomi di seluruh dunia dan mayoritas negara di dunia terkena dampak negatif dari pandemi ini.

“Tak terkecuali di pasar modal kita (Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG) yang sampai Senin, 14 September 2020, masih tercatat turun 18% dibandingkan posisi penutupan akhir tahun 2019,” ujar Inarno. (Baca juga: Tidur Buruk Terkait dengan Penambahan berat Badan)

Meskipun IHSG masih mengalami penurunan selama pandemi, Inarno menyebut, selama masa pandemi terjadi peningkatan jumlah online trading, dengan penggunaan online trading meningkat sebesar 50%.

“Luar biasa online trading naik 50%, jadi sekarang porsinya 50%, ini luar biasa perkembangannya setelah ada pandemi, digitalisasi merupakan hal yang mudah untuk kita terima bersama,” kata dia.

Dia menjelaskan, selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), BEI tidak menghentikan operasional maupun layanan ke publik termasuk edukasi kepada calon investor, investor, calon emiten, dan emiten.

“Kegiatan operasional tetap dapat berjalan melalui pemanfaatan teknologi dan media digital. Sampai dengan akhir Agustus 2020, BEI telah menjalankan lebih dari 3.500 kegiatan edukasi pasar modal secara online dengan peserta hampir 800.000 orang,” ucap Inarno. (Lihat videonya: Longsor 18 Meter, 5 Kios di Jagakarsa Ambruk)

Komisaris Bursa Efek Indonesia Pandu Patria Sjahrir yang menjadi pembicara tunggal Inspiration Talk mengungkapkan pentingnya literasi mengenai pasar modal untuk terus mengembangkan potensi investasi, terutama dari investor ritel.

“Investor pasar modal tumbuh sekitar 20% bila dibandingkan tahun lalu. Tapi jika dibandingkan populasi penduduk Indonesia, jumlah investor kita masih sangat kecil, kurang dari 2% atau sekitar 3,1 juta bila dibandingkan dengan 270 juta penduduk Indonesia. Di sinilah peran penting seluruh pihak untuk memberikan kontribusi dalam kapasitas masing-masing dalam memberikan literasi yang baik kepada masyarakat mengenai pasar modal Indonesia,” sebut Pandu. (Aditya Pratama/Heru Febrianto/Hafid Fuad)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1431 seconds (0.1#10.140)