Penyuluhan Tidak Berhenti, Produksi Susu Sapi di Malang Terjaga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang terjadi secara global, tidak menghalangi aktivitas pertanian dan peternakan di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Geliat aktivitas penyuluhan dan pendampingan kepada peternak tetap dilakukan dengan semangat.
Seperti yang dilakukan oleh Asriningsih, Penyuluh Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang untuk wilayah kerja Kecamatan Pakis dan Jabung. Asriningsih aktif melakukan kunjungan ke kelompok peternak di wilayah binaannya. Ia memberikan penyuluhan mengenai praktik budidaya ternak secara optimal di masa pandemi Covid-19.
"Sebagai penyuluh, saya sangat menyadari tugas maupun peran sebagai garda terdepan pemberdayaan petani dan peternak. Penyuluh peternakan dituntut untuk selalu meng-update program kerja penyuluhan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlaku, tak terkecuali dalam kondisi pandemi yang memerlukan program penyuluhan tersendiri," ujarnya.
Asriningsih mengatakan, salah satu prioritas program penyuluhan yang disampaikan adalah pembuatan pakan silase yang baik untuk sapi perah.
"Mengingat pada bulan November-April, hijauan masih cukup banyak sehingga bisa dimanfaatkan sebagai silase sebagai cadangan pakan bulan berikutnya terutama saat di musim kering dan sekaligus untuk antisipasi kelangkaan pakan ternak sapi perah selama masa Covid-19 akibat kesulitan distribusi maupun faktor lain," ungkapnya.
Ketua Poktan Ternak Mandiri Pringadi, mengatakan sangat terbantu dengan teknologi pembuatan pakan silase yang baik yang diajarkan penyuluh, khususnya guna memperoleh penghematan pakan.
Menurut Pringadi, pada masa pandemi Covid-19, kegiatan produksi susu sapi perah di kelompoknya masih stabil, tidak mengalami penurunan produksi dan omsetnya juga tetap. Dijelaskannya, penggunaan pakan silase tidak berpengaruh ke jumlah produksi susu asalkan dilakukan dengan cara yang benar oleh peternak sesuai arahan penyuluh peternakan.
Sedangkan omset penjualan masih stabil karena petani menjalin kerjasama atau kemitraan dengan koperasi sapi perah yang ada di masing-masing wilayahnya. Koperasi akan menampung seluruh produksi susu yang dihasilkan oleh peternak yang menjadi anggotanya.
"Selanjutnya oleh koperasi susu tersebut dijual ke industri industri pengolahan susu sapi. Koperasi Sapi Perah merupakan lembaga kerakyatan yang secara nyata berkontribusi pada kesejahteraan peternak sapi perah di pedesaan," tegas Pringadi.
Dia juga menyatakan bahwa kelembagaan petani yang kuat termasuk koperasi peternak sapi perah, mampu menyelenggarakan manajemen yang lebih baik serta memperkuat daya saing peternak terutama peternak kecil.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak boleh tertunda apalagi berhenti.
"Begitu pula kegiatan budidaya ternak hingga tersedianya daging maupun sumber protein hewani lainnya seperti telur dan susu. Semua produksi harus tetap berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kerja sama dan komunikasi baik antara aparat penyuluh dan petani atau peternak sangat diperlukan untuk menggenjot produksi," paparnya di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Hal serupa ditegaskan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, pangan adalah masalah yang sangat utama, bahkan hidup matinya suatu bangsa ada di pangan.
"Oleh sebab itu, peran seluruh komponen pertanian sangat vital dalam mewujudkan ketahanan pangan, khususnya petani atau peternak bersama penyuluh pertanian yang selalu ada di lapangan," tegas Dedi.
Seperti yang dilakukan oleh Asriningsih, Penyuluh Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang untuk wilayah kerja Kecamatan Pakis dan Jabung. Asriningsih aktif melakukan kunjungan ke kelompok peternak di wilayah binaannya. Ia memberikan penyuluhan mengenai praktik budidaya ternak secara optimal di masa pandemi Covid-19.
"Sebagai penyuluh, saya sangat menyadari tugas maupun peran sebagai garda terdepan pemberdayaan petani dan peternak. Penyuluh peternakan dituntut untuk selalu meng-update program kerja penyuluhan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlaku, tak terkecuali dalam kondisi pandemi yang memerlukan program penyuluhan tersendiri," ujarnya.
Asriningsih mengatakan, salah satu prioritas program penyuluhan yang disampaikan adalah pembuatan pakan silase yang baik untuk sapi perah.
"Mengingat pada bulan November-April, hijauan masih cukup banyak sehingga bisa dimanfaatkan sebagai silase sebagai cadangan pakan bulan berikutnya terutama saat di musim kering dan sekaligus untuk antisipasi kelangkaan pakan ternak sapi perah selama masa Covid-19 akibat kesulitan distribusi maupun faktor lain," ungkapnya.
Ketua Poktan Ternak Mandiri Pringadi, mengatakan sangat terbantu dengan teknologi pembuatan pakan silase yang baik yang diajarkan penyuluh, khususnya guna memperoleh penghematan pakan.
Menurut Pringadi, pada masa pandemi Covid-19, kegiatan produksi susu sapi perah di kelompoknya masih stabil, tidak mengalami penurunan produksi dan omsetnya juga tetap. Dijelaskannya, penggunaan pakan silase tidak berpengaruh ke jumlah produksi susu asalkan dilakukan dengan cara yang benar oleh peternak sesuai arahan penyuluh peternakan.
Sedangkan omset penjualan masih stabil karena petani menjalin kerjasama atau kemitraan dengan koperasi sapi perah yang ada di masing-masing wilayahnya. Koperasi akan menampung seluruh produksi susu yang dihasilkan oleh peternak yang menjadi anggotanya.
"Selanjutnya oleh koperasi susu tersebut dijual ke industri industri pengolahan susu sapi. Koperasi Sapi Perah merupakan lembaga kerakyatan yang secara nyata berkontribusi pada kesejahteraan peternak sapi perah di pedesaan," tegas Pringadi.
Dia juga menyatakan bahwa kelembagaan petani yang kuat termasuk koperasi peternak sapi perah, mampu menyelenggarakan manajemen yang lebih baik serta memperkuat daya saing peternak terutama peternak kecil.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak boleh tertunda apalagi berhenti.
"Begitu pula kegiatan budidaya ternak hingga tersedianya daging maupun sumber protein hewani lainnya seperti telur dan susu. Semua produksi harus tetap berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kerja sama dan komunikasi baik antara aparat penyuluh dan petani atau peternak sangat diperlukan untuk menggenjot produksi," paparnya di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Hal serupa ditegaskan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, pangan adalah masalah yang sangat utama, bahkan hidup matinya suatu bangsa ada di pangan.
"Oleh sebab itu, peran seluruh komponen pertanian sangat vital dalam mewujudkan ketahanan pangan, khususnya petani atau peternak bersama penyuluh pertanian yang selalu ada di lapangan," tegas Dedi.
(bon)