Pengelola Mal dan Tenant Sama-sama Susah, Hippindo Tak Mau Ngemis Minta Keringanan

Senin, 21 September 2020 - 12:56 WIB
loading...
Pengelola Mal dan Tenant Sama-sama Susah, Hippindo Tak Mau Ngemis Minta Keringanan
Ilustrasi pusat perbelanjaan (mal) di Jakarta. Foto/Dok SINDOphoto/Astra Bonardo
A A A
JAKARTA - Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menyampaikan bahwa tidak semua pengelola pusat perbelanjaan memberikan keringanan kepada para tenant penyewa. Tentu saja hal ini turut memengaruhi kinerja dari anggota Hippindo di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dewan Penasihat Hippindo, Tutum Rahanta mengatakan, pihaknya memaklumi bahwa sejak awal PSBB pertama, dengan berbagai persoalan pengelola pusat perbelanjaan ada yang memberikan keringanan dan ada yang tidak memberikan keringana kepada anggotanya.

Padahal, saat pertama kali PSBB diberlakukan, pihaknya telah memperkirakan bahwa pandemi ini tidak akan berlangsung cepat dan akan memakan waktu lama. Di sisi lain, kemampuan anggotanya terbatas. (Baca: Mal Tetap Buka Saat PSBB II Tapi Penyewa Pusat Belanja Malah Merana, Kok Bisa? )

"Hanya saya kira tiga bulan pertama setelah itu mereka perlu bantuan-bantuan, nah bantuan itu misalkan dari awal itu lah yang memperpanjang nafas anggota kita. Tapi kita tidak bisa memerintahkan begitu saja, karena pusat belanja ada permasalahannya, ada yang baru, ada yang lama sudah balik modal, ada yang masih pinjaman bank, ada yang bisa memberikan keringanan dan ada yang tidak bisa memberikan keringanan," ujar Tutum dalam acara Market Review IDX Channel, Senin (21/9/2020).

Dia menambahkan, pihaknya pun pasrah dengan keadaan tersebut dan tidak bisa memaksa terkait keringanan dari pengelola pusat belanja. Pasalnya, jika dipaksakan hanya akan mempercepat usia dari anggota Hippindo yang menyewa karena pasti mereka akan menutup outlet mereka yang tidak bisa menjanjikan dalam kurun waktu tertentu lantaran tidak mampu bertahan. (Baca juga: Pengguna Angkutan Umum di Jakarta Selama PSBB Turun 22% )

"Mereka hanya ingin mempertahankan outlet-outlet mereka yang kira-kira menjanjikan agar di kemudian hari membaik dan mereka masih punya nafas untuk bertahan," ucapnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1135 seconds (0.1#10.140)