Pandemi Bikin Orang Lebih Memilih Nabung daripada Ngutang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kinerja perbankan memang mengalami perlambatan pertumbuhan kredit karena permintaannya jauh berkurang di masa pandemi . Namun, pertumbuhan kredit yang melambat tidak membuat kondisi perbankan melemah. Pasalnya, berbagai stimulus yang diluncurkan oleh pemerintah dan otoritas moneter mampu menjaga kondisi likuiditas dan kualitas aset perbankan.
Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tinggi membuat kondisi likuiditas akan relatif melimpah pada tahun ini. Sementara, rasio kredit macet (NPL) memang akan mengalami peningkatan antara 3,5%-4%, namun peningkatan ini dapat diredam karena stimulus pemerintah dan OJK. ( Resesi Datang, Siap-siap Gelombang PHK Bisa Menjulang )
"Pertumbuhan kredit diperkirakan hanya mencapai 1,5% dibandingkan tahun lalu, sementara DPK dapat tumbuh sebesar 8,3% seiring makin banyaknya penabung dengan nominal besar," ujar Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro dalam diskusi virtual, Kamis (24/9/2020).
Selanjutnya, kinerja beberapa industri akan mengalami perbaikan pada kuartal III dibandingkan kuartal II. Karena kondisi di kuartal II yang merupakan titik terendah akibat penerapan PSBB ketat.
"Pada Kuartal III ini, khususnya bulan Juli dan Agustus, berbagai indikator telah menunjukan perbaikan kegiatan ekonomi dibandingkan bulan April dan Mei 2020," katanya. ( Baca juga:Jelang Piala Super Eropa, Sevilla Termotivasi Kalahkan Bayern Muenchen )
Ke depan, perkembangan ekonomi sektoral kuartal III dan IV dibayangi risiko dampak penerapan PSBB di wilayah DKI Jakarta sejak tanggal 14 September, dan risiko akibat peningkatan kasus Covid-19. Secara sektoral, sektor-sektor jasa-jasa seperti, perdagangan, transportasi, hotel, restoran, dan jasa-jasa perusahaan akan mengalami pemulihan yang relatif lambat dari perkiraaan semula akibat peningkatan kasus positif Covid-19.
Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tinggi membuat kondisi likuiditas akan relatif melimpah pada tahun ini. Sementara, rasio kredit macet (NPL) memang akan mengalami peningkatan antara 3,5%-4%, namun peningkatan ini dapat diredam karena stimulus pemerintah dan OJK. ( Resesi Datang, Siap-siap Gelombang PHK Bisa Menjulang )
"Pertumbuhan kredit diperkirakan hanya mencapai 1,5% dibandingkan tahun lalu, sementara DPK dapat tumbuh sebesar 8,3% seiring makin banyaknya penabung dengan nominal besar," ujar Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro dalam diskusi virtual, Kamis (24/9/2020).
Selanjutnya, kinerja beberapa industri akan mengalami perbaikan pada kuartal III dibandingkan kuartal II. Karena kondisi di kuartal II yang merupakan titik terendah akibat penerapan PSBB ketat.
"Pada Kuartal III ini, khususnya bulan Juli dan Agustus, berbagai indikator telah menunjukan perbaikan kegiatan ekonomi dibandingkan bulan April dan Mei 2020," katanya. ( Baca juga:Jelang Piala Super Eropa, Sevilla Termotivasi Kalahkan Bayern Muenchen )
Ke depan, perkembangan ekonomi sektoral kuartal III dan IV dibayangi risiko dampak penerapan PSBB di wilayah DKI Jakarta sejak tanggal 14 September, dan risiko akibat peningkatan kasus Covid-19. Secara sektoral, sektor-sektor jasa-jasa seperti, perdagangan, transportasi, hotel, restoran, dan jasa-jasa perusahaan akan mengalami pemulihan yang relatif lambat dari perkiraaan semula akibat peningkatan kasus positif Covid-19.
(uka)