Resesi Plus Musim Hujan Bisa Picu Lonjakan Harga Pangan, Ini Pinta Pedagang Pasar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pedagang pasar tradisional merupakan salah satu kelompok usaha yang terdampak bila Indonesia masuk ke jurang resesi pada kuartal III-2020. Pasalnya, selama pandemi Covid-19 melanda Tanah Air sejak Maret lalu, penjualan mereka sudah mengalami penurunan yang amat dalam.
Ketua Bidang Infokom DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan meminta kepada pemerintah untuk segera mengontrol harga pangan agar tak terjadi kenaikan.
Pasalnya, resesi nanti akan dimulai pada Oktober 2020, yang mana memasuki musim penghujan. Akhirnya, banyak hasil pertanian yang tidak panen hingga membuat suatu produk menjadi langka.
"Kami me-warning agar pemerintah hati-hati dalam harga pangan. Ini musim hujan sudah mulai, kondisi ekonomi sulit. Harus ada strategi untuk menjaga kondisi ekonomi, karena sangat berpengaruh pada produksi pangan," ujarnya saat dihubungi, Kamis (24/9/2020). (Baca juga: Akibat Hujan Deras di Cimahi, Arus Banjir Seret Motor Hingga ke Kolong Angkot )
Dia menjelaskan, bila harga pangan tak dikontrol oleh pemerintah perekonomian akan semakin lesu. "Ekonomi lesu maka daya beli menurun dan berpengaruh pada permintaan masyarakat, kemudian petani enggan untuk menanam. Akhirnya harga pangan meningkat besar-besaran," ujarnya.
Dia berharap kenaikan harga pangan tak terjadi saat resesi nanti. Oleh sebab itu, diperlukan peran serta dari pemerintah untuk melakukan pengawasan aga harga pangan tetap stabil. (Baca juga: 36.000 Petani Terlindungi, Pemprov Sulut dan BPJAMSOSTEK Cetak Rekor MURI )
"Kami berharap pemerintah terus berupaya agar pangan tetap aman dan terjaga. Tak hanya itu dia juga berharap agar pemerintah tetap menyalurkan stimulus kepada masyarakat," kata dia.
Ketua Bidang Infokom DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan meminta kepada pemerintah untuk segera mengontrol harga pangan agar tak terjadi kenaikan.
Pasalnya, resesi nanti akan dimulai pada Oktober 2020, yang mana memasuki musim penghujan. Akhirnya, banyak hasil pertanian yang tidak panen hingga membuat suatu produk menjadi langka.
"Kami me-warning agar pemerintah hati-hati dalam harga pangan. Ini musim hujan sudah mulai, kondisi ekonomi sulit. Harus ada strategi untuk menjaga kondisi ekonomi, karena sangat berpengaruh pada produksi pangan," ujarnya saat dihubungi, Kamis (24/9/2020). (Baca juga: Akibat Hujan Deras di Cimahi, Arus Banjir Seret Motor Hingga ke Kolong Angkot )
Dia menjelaskan, bila harga pangan tak dikontrol oleh pemerintah perekonomian akan semakin lesu. "Ekonomi lesu maka daya beli menurun dan berpengaruh pada permintaan masyarakat, kemudian petani enggan untuk menanam. Akhirnya harga pangan meningkat besar-besaran," ujarnya.
Dia berharap kenaikan harga pangan tak terjadi saat resesi nanti. Oleh sebab itu, diperlukan peran serta dari pemerintah untuk melakukan pengawasan aga harga pangan tetap stabil. (Baca juga: 36.000 Petani Terlindungi, Pemprov Sulut dan BPJAMSOSTEK Cetak Rekor MURI )
"Kami berharap pemerintah terus berupaya agar pangan tetap aman dan terjaga. Tak hanya itu dia juga berharap agar pemerintah tetap menyalurkan stimulus kepada masyarakat," kata dia.
(ind)