Pengamat Kebijakan Publik: Tender TPPI Berjalan Transparan dan Bersih
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama ( TPPI ), perusahaan milik Pertamina , akan membangun pabrik petrokimia di Tuban, Jawa Timur. Proses tender telah berjalan dengan baik, bersih, dan transparan.
Pengamat Kebijakan Publik, Miftahul Adib menilai proyek ini untuk mewujudkan komitmen Indonesia untuk menekan defisit migas saat ini. "Pertamina tengah berusaha mempercepat pelaksanaan pembangunan proyek tersebut," kata Adib dalam keterangan persnya yang diterima SINDOnews, Jumat (25/9/2020). (Baca juga: Tuban Petro, TPPI, dan Masa Depan Industri Petrokimia Indonesia)
Menurut Adib, proyek ini mendapat pengawalan ketat dari Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung dan Bareskrim Polri. "Saya melihat Pertamina telah berhasil menyelesaikan proses tender DBC Olefin TPPI Tuban dengan bersih dan transparan," tuturnya. (Baca juga: Restrukturisasi TPI Langkah Awal Lepas dari Ketergantungan Impor)
Tender tersebut diikuti 4 konsorsium internasional. Mereka yaknu Konsorsium Daelim Industrial-Wijaya Karya-McDermott Indonesia (Konsorsium Daelim); JO Hyundai Engineering Co., Ltd-Saipem SpA-Rekayasa Industri-PT. Enviromate Technology International (JO Hyundai Engineering Co., Ltd.), Konsorsium GS E&C-Adhi Karya-Technimont SpA (Konsorsium GS E&C), serta Konsorsium Technip-Tripatra-Samsung Engineering (Konsorsium Technip).
Proses tender tersebut telah meloloskan 2 konsorsium sebagai penawar terbaik yaitu JO Hyundai Engineering Co., Ltd. dan Konsorsium Technip. Kedua memiliki pengalaman dalam membangun konstruksi olefin plant sampai selesai dalam 20 tahun terakhir. (Baca juga: Kemenkeu: Indonesia Sudah Resesi!)
Proyek dengan investasi Rp50 triliun dengan sebutan TPPI Olefin Complex ini bakal memproduksi High Density Polyethylene (HDPE) sebanyak 700.000 ton per tahun, Low Density Polyethylene (LDPE) sebanyak 300.000 ton per tahun, dan Polipropilena (PP) 600.000 ton per tahun.
Pemerintah menargetkan dapat menghemat devisa hingga USD1,2 miliar setara Rp16,8 triliun per tahun sejalan dengan meningkatnya kepemilikan pemerintah di saham TPPI menjadi 80%. Pertamina menargetkan pembangunan proyek tersebut akan berlangsung selama tiga tahun. Pembangunan dimulai pada Desember 2021 dan mulai berproduksi pada April 2024.
Pengamat Kebijakan Publik, Miftahul Adib menilai proyek ini untuk mewujudkan komitmen Indonesia untuk menekan defisit migas saat ini. "Pertamina tengah berusaha mempercepat pelaksanaan pembangunan proyek tersebut," kata Adib dalam keterangan persnya yang diterima SINDOnews, Jumat (25/9/2020). (Baca juga: Tuban Petro, TPPI, dan Masa Depan Industri Petrokimia Indonesia)
Menurut Adib, proyek ini mendapat pengawalan ketat dari Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung dan Bareskrim Polri. "Saya melihat Pertamina telah berhasil menyelesaikan proses tender DBC Olefin TPPI Tuban dengan bersih dan transparan," tuturnya. (Baca juga: Restrukturisasi TPI Langkah Awal Lepas dari Ketergantungan Impor)
Tender tersebut diikuti 4 konsorsium internasional. Mereka yaknu Konsorsium Daelim Industrial-Wijaya Karya-McDermott Indonesia (Konsorsium Daelim); JO Hyundai Engineering Co., Ltd-Saipem SpA-Rekayasa Industri-PT. Enviromate Technology International (JO Hyundai Engineering Co., Ltd.), Konsorsium GS E&C-Adhi Karya-Technimont SpA (Konsorsium GS E&C), serta Konsorsium Technip-Tripatra-Samsung Engineering (Konsorsium Technip).
Proses tender tersebut telah meloloskan 2 konsorsium sebagai penawar terbaik yaitu JO Hyundai Engineering Co., Ltd. dan Konsorsium Technip. Kedua memiliki pengalaman dalam membangun konstruksi olefin plant sampai selesai dalam 20 tahun terakhir. (Baca juga: Kemenkeu: Indonesia Sudah Resesi!)
Proyek dengan investasi Rp50 triliun dengan sebutan TPPI Olefin Complex ini bakal memproduksi High Density Polyethylene (HDPE) sebanyak 700.000 ton per tahun, Low Density Polyethylene (LDPE) sebanyak 300.000 ton per tahun, dan Polipropilena (PP) 600.000 ton per tahun.
Pemerintah menargetkan dapat menghemat devisa hingga USD1,2 miliar setara Rp16,8 triliun per tahun sejalan dengan meningkatnya kepemilikan pemerintah di saham TPPI menjadi 80%. Pertamina menargetkan pembangunan proyek tersebut akan berlangsung selama tiga tahun. Pembangunan dimulai pada Desember 2021 dan mulai berproduksi pada April 2024.
(poe)