Restrukturisasi TPI Langkah Awal Lepas dari Ketergantungan Impor
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah akan meningkatkan produktivitas aset industri petrokimia yang sudah ada untuk menggenjot produksi produk petrokimian di dalam negeri. Salah satu langkah yang telah diambil adalah dengan melakukan restrukturisasi PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) atau TubanPetro.
"Restrukturisasi TubanPetro merupakan langkah awal bagi pemerintah untuk melepas ketergantungan impor produk-produk petrokimia," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna di Jakarta, Selasa (24/12/2019).
Dalam hal ini, anak perusahaan TubanPetro yaitu PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), PT Polytama Propindo, dan PT Petro Oxo Nusantara (PON) akan memiliki peran lebih penting dalam memberikan pasokan bahan baku industri petrokimia di dalam negeri.
"Langkah-langkah pengembangan industri petrokimia tersebut akan segera terlaksana dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2019 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham PT TPI," jelas Montty.
Data menyebutkan, saat ini Indonesia masih menjadi negara pengimpor untuk produk-produk petrokimia dan kimia dasar yang nilainya mencapai sekitar USD2,5 miliar per tahun sehingga menyumbang defisit neraca perdagangan tahun tersebut. Utamanya, berasal dari produk Polyethylene, Ethylene, dan Polypropylene (bahan dasar untuk pembuatan plastik, tekstil, mainan, karpet, tali plastik, serat plastik, pipa PVC, kantong plastik, botol plastik pipa, cat dan lain-lain).
Pada kunjungan ke Kilang TPPI belum lama ini, Presiden Joko Widodo meminta percepatan pelaksanaan pengembangan TPPI dan menyelesaikannya dalam waktu tiga tahun, sehingga dapat segera mengurangi defisit transaksi berjalan.
Pengembangan industri petrokimia nasional tersebut juga dilakukan dengan menggandeng PT Pertamina (Persero) dalam pengelolaan TubanPetro dan anak-anak usaha. Pasca-rights issue, TubanPetro yang akan memiliki struktur modal yang sehat dan kuat dapat segera mengeksekusi sejumlah rencana usaha.
Optimalisasi aset TubanPetro dalam jangka panjang diprediksi akan dapat menghemat devisa hingga USD6,6 miliar sampai tahun 2030. Dengan melakukan restrukturisasi TubanPetro, Indonesia juga akan menjadi salah satu pemain penting industri petrokimia di level regional maupun global.
"Yang paling utama adalah terjaminnya pasokan bahan baku bagi industri sehingga memperkuat industri kimia dan kimia dasar dalam negeri," tuturnya.
Berbagai dukungan yang diberikan dan percepatan proses penyelesaian masalah yang masih ada di TubanPetro, tegas dia, merupakan komitmen nyata Pemerintah untuk melakukan pengelolaan serta pengembangan dalam rangka memperkuat industri petrokimia nasional.
"Restrukturisasi TubanPetro merupakan langkah awal bagi pemerintah untuk melepas ketergantungan impor produk-produk petrokimia," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna di Jakarta, Selasa (24/12/2019).
Dalam hal ini, anak perusahaan TubanPetro yaitu PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), PT Polytama Propindo, dan PT Petro Oxo Nusantara (PON) akan memiliki peran lebih penting dalam memberikan pasokan bahan baku industri petrokimia di dalam negeri.
"Langkah-langkah pengembangan industri petrokimia tersebut akan segera terlaksana dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2019 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham PT TPI," jelas Montty.
Data menyebutkan, saat ini Indonesia masih menjadi negara pengimpor untuk produk-produk petrokimia dan kimia dasar yang nilainya mencapai sekitar USD2,5 miliar per tahun sehingga menyumbang defisit neraca perdagangan tahun tersebut. Utamanya, berasal dari produk Polyethylene, Ethylene, dan Polypropylene (bahan dasar untuk pembuatan plastik, tekstil, mainan, karpet, tali plastik, serat plastik, pipa PVC, kantong plastik, botol plastik pipa, cat dan lain-lain).
Pada kunjungan ke Kilang TPPI belum lama ini, Presiden Joko Widodo meminta percepatan pelaksanaan pengembangan TPPI dan menyelesaikannya dalam waktu tiga tahun, sehingga dapat segera mengurangi defisit transaksi berjalan.
Pengembangan industri petrokimia nasional tersebut juga dilakukan dengan menggandeng PT Pertamina (Persero) dalam pengelolaan TubanPetro dan anak-anak usaha. Pasca-rights issue, TubanPetro yang akan memiliki struktur modal yang sehat dan kuat dapat segera mengeksekusi sejumlah rencana usaha.
Optimalisasi aset TubanPetro dalam jangka panjang diprediksi akan dapat menghemat devisa hingga USD6,6 miliar sampai tahun 2030. Dengan melakukan restrukturisasi TubanPetro, Indonesia juga akan menjadi salah satu pemain penting industri petrokimia di level regional maupun global.
"Yang paling utama adalah terjaminnya pasokan bahan baku bagi industri sehingga memperkuat industri kimia dan kimia dasar dalam negeri," tuturnya.
Berbagai dukungan yang diberikan dan percepatan proses penyelesaian masalah yang masih ada di TubanPetro, tegas dia, merupakan komitmen nyata Pemerintah untuk melakukan pengelolaan serta pengembangan dalam rangka memperkuat industri petrokimia nasional.
(fjo)