Sri Mulyani Akui Covid-19 Bikin Masalah Ekonomi Terekspos ke Publik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membenarkan bahwa akibat pandemi Covid-19 sejumlah persoalan ekonomi nasional terekspos ke publik. Salah satunya perihal utang negara.
Pernyataan tersebut merupakan respon atas argumen yang dilontarkan komedian asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Arie Kriting. Ari menyebut, ada sejumlah masalah ekonomi yang menjadi konsumsi masyarakat umum selama pandemi Covid-19 berlangsung di Tanah Air. Masalah itu, kata dia, yang sebelumnya hanya terkesan tertutup bagi publik.
"Kalau kondisi kayak gini kan penyakit ekonomi malah semakin terlihat, kalau dulu masih belum terlihat atau tertutupi kelemahan ekonomi kita. Kelemahan ekonomi kita itu di sektor apa sebenarnya, Ibu? Saya, kemarin melihat Ibu Sri mulyani sangat konsen sekali dengan utang-utang negara, sampai menahan beberapa tokoh yang mewajibkan membayar utang-utang negara," ujar Arie dalam sebuah tayangan di salah satu TV swasta, Jakarta, Sabtu (26/9/2020). (Baca: Lagi, Sri Mulyani Bakal Lelang Enam Surat Utang Syariah )
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menjelaskan, persoalan kelemahan ekonomi di Indonesia saat ini sudah dikoordinasikan dengan pihak berwenang agar tidak terkontraksi lebih dalam lagi.
"Pertama dengan Covid-19 ini banyak masalah ekonomi terekspos. Ini yang kita komunikasikan, yang tadi yang dikatakan Pak Erick (Menteri BUMN ERick Thohir), makanya Pak Erick menggunakan slogan Indonesia sehat, Indonesia tumbuh, Indonesia bekerja," ujar Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Sementara perihal utang negara dia tidak menjelaskan secara gamblang. Dia hanya menekan perihal penagihan utang negara melalui lembaga di Kementerian Keuangan dan masalah pengelolaan utang negara.
"Kalau masalah nagih utang itu bedah masalah dengan mengelola utang. Kalau masalah nagih utang ya negara punya piutang. Berarti ada pihak ketiga yang punya utang kepada negara yang ditagih. Biasanya kalau ditagih itu menggunakan Kementerian Keuangan karena kita memiliki lembaga untuk penagihan," kata dia. (Baca juga: Kuwait Desak Israel Hentikan Pendudukan di Palestina )
Dalam kesempatan itu, Menkeu juga mengutarakan ihwal domino efek pandemi Covid-19 yang luar biasa besarnya. Di mana, siklusnya berputar dari masalah kesehatan hingga ke persoalan sistem keuangan negara. Krisis kesehatan berdampak negatif pada sektor sosial, sektor ini kemudian memberi persoalan pada kondisi perekonomian nasional, bahkan berpotensi berdampak pada sistem keuangan.
"Kalau saya menggunakannya domino efek dari masalah kesehatan jadi masalah sosial, karena masyarakat kehilangan pekerjaan, karena mereka tidak lagi bekerja dengan penuh waktu dan kemudian membuat masalah ekonomi bahkan berpotensi membuat masalah keuangan kita," ujarnya.
Pernyataan tersebut merupakan respon atas argumen yang dilontarkan komedian asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Arie Kriting. Ari menyebut, ada sejumlah masalah ekonomi yang menjadi konsumsi masyarakat umum selama pandemi Covid-19 berlangsung di Tanah Air. Masalah itu, kata dia, yang sebelumnya hanya terkesan tertutup bagi publik.
"Kalau kondisi kayak gini kan penyakit ekonomi malah semakin terlihat, kalau dulu masih belum terlihat atau tertutupi kelemahan ekonomi kita. Kelemahan ekonomi kita itu di sektor apa sebenarnya, Ibu? Saya, kemarin melihat Ibu Sri mulyani sangat konsen sekali dengan utang-utang negara, sampai menahan beberapa tokoh yang mewajibkan membayar utang-utang negara," ujar Arie dalam sebuah tayangan di salah satu TV swasta, Jakarta, Sabtu (26/9/2020). (Baca: Lagi, Sri Mulyani Bakal Lelang Enam Surat Utang Syariah )
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menjelaskan, persoalan kelemahan ekonomi di Indonesia saat ini sudah dikoordinasikan dengan pihak berwenang agar tidak terkontraksi lebih dalam lagi.
"Pertama dengan Covid-19 ini banyak masalah ekonomi terekspos. Ini yang kita komunikasikan, yang tadi yang dikatakan Pak Erick (Menteri BUMN ERick Thohir), makanya Pak Erick menggunakan slogan Indonesia sehat, Indonesia tumbuh, Indonesia bekerja," ujar Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Sementara perihal utang negara dia tidak menjelaskan secara gamblang. Dia hanya menekan perihal penagihan utang negara melalui lembaga di Kementerian Keuangan dan masalah pengelolaan utang negara.
"Kalau masalah nagih utang itu bedah masalah dengan mengelola utang. Kalau masalah nagih utang ya negara punya piutang. Berarti ada pihak ketiga yang punya utang kepada negara yang ditagih. Biasanya kalau ditagih itu menggunakan Kementerian Keuangan karena kita memiliki lembaga untuk penagihan," kata dia. (Baca juga: Kuwait Desak Israel Hentikan Pendudukan di Palestina )
Dalam kesempatan itu, Menkeu juga mengutarakan ihwal domino efek pandemi Covid-19 yang luar biasa besarnya. Di mana, siklusnya berputar dari masalah kesehatan hingga ke persoalan sistem keuangan negara. Krisis kesehatan berdampak negatif pada sektor sosial, sektor ini kemudian memberi persoalan pada kondisi perekonomian nasional, bahkan berpotensi berdampak pada sistem keuangan.
"Kalau saya menggunakannya domino efek dari masalah kesehatan jadi masalah sosial, karena masyarakat kehilangan pekerjaan, karena mereka tidak lagi bekerja dengan penuh waktu dan kemudian membuat masalah ekonomi bahkan berpotensi membuat masalah keuangan kita," ujarnya.
(ind)