75 Tahun Hari Pertambangan, Energi Bersih Masih Sebatas Cita-Cita

Senin, 28 September 2020 - 10:03 WIB
loading...
75 Tahun Hari Pertambangan, Energi Bersih Masih Sebatas Cita-Cita
Pandemi Covid-19 menjadi momentum revolusi hijau. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Tepat pada hari ini 75 tahun Hari Jadi Pertambangan dan Energi kembali diperingati. Namun demikian, pengembangan energi bersih masih sebatas cita-cita dan tantangan yang harus dihadapi ke depan. Sebab itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus bekerja membangun sektor ESDM lebih baik, progresif dan lebih cepat lagi, mewujudkan cita-cita energi berkelanjutan untuk Indonesia Maju.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan bahwa momentum 75 tahun Hari Jadi Pertambangan dan Energi dijadikan pijakan bagi semua untuk mengimplementasikan kebijakan sektor ESDM serta gerakan secara dinamis mengimbangi perkembangan dunia yang begitu pesat. "Akselerasi pengembangan energi bersih menjadi tantangan kami selanjutnya," kata Arifin di Jakarta, Senin (28/9/2020).



Dia mendukung komitmen global dalam mengurangi emisi, dengan target 23% energi terbarukan dalam bauran energi Indonesia tahun 2025, serta komitmen pengurangan emisi hingga 29% pada 2030 dengan usaha sendiri, sesuai skenario mitigasi. "Kali ini harus kita lakukan dengan bersahaja, mengingat saat ini Indonesia dan seluruh dunia tengah dihadapkan dengan tantangan luar biasa, pandemi Covid-19," katanya.

Dia melanjutkan tantangan yang membuat berpikir lebih kreatif dan inovatif dalam mengawal dan melakukan mitigasi sektor energi di tengah pandemi. "Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan dan semangat agar bisa melalui masa yang sulit ini," katanya.

Dia pun merefleksikan semangat insan pertambangan dan energi untuk bangkit bersama menghadapi tantangan pandemi. "Meski target tahun ini sedikit terkoreksi, saya harap tidak akan mengendorkan semangat untuk tetap memberikan yang terbaik, terus menorehkan prestasi, mewujudkan Indonesia Maju," lanjutnya.

Arifin mengakui turunnya permintaan energi telah menyebabkan lesunya beberapa komoditas di pasar global, namun berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah guna mengerek kembali permintaan dan daya beli masyarakat, salah satunya melalui stimulus tarif listrik yang diberikan kepada lebih dari 33 juta pelanggan PLN, sesuai ketentuan yang ditetapkan. "Stimulus ekonomi ini bersifat sementara, menjadi pengejawantahan dari wujud kehadiran negara bagi masyarakat terdampak," tegas Arifin.



Selama setahun terakhir, berbagai catatan kinerja juga telah dicapai oleh Kementerian ESDM antara lain ditetapkannya UU Minerba baru, harga gas industri turun menjadi USD 6 per MMBTU, regulasi kontrak migas yang lebih fleksibel, hingga regulasi harga EBT yang siap diterbitkan. Meneruskan jejak keberhasilan penerapan B30, Kementerian ESDM juga tengah mengkaji penerapan B40 yang diharapkan selesai akhir tahun ini.

Dalam penyediaan listrik, rasio elektrifikasi telah meningkat menjadi 98,8 persen, sementara kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional hingga saat ini telah mencapai lebih dari 71 Giga Watt (GW). Angka ini naik 1,3 GW dibandingkan akhir tahun 2019 lalu sebesar 69,7 GW.

Dalam rangka melindungi ekonomi rakyat, kebijakan pro rakyat di sektor energi pun terus digalakkan. BBM Satu Harga, pembagian konverter kit LPG untuk petani dan nelayan kecil, pembangunan jaringan gas kota, sumur bor air bersih hingga penyediaan akses listrik masyarakat yang belum menikmati listrik sama sekali. Sekitar 50% anggaran Kementerian ESDM dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur yang dinikmati langsung oleh rakyat kecil. Uang rakyat kembali ke rakyat.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1989 seconds (0.1#10.140)