Emiten Farmasi Optimistis Tumbuh Dua Digit di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Phapros Tbk, salah satu emiten farmasi nasional, optimistis pertumbuhan bisnis tahun ini masih mencapai dua digit meskipun di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Utama PT Phapros Tbk Hadi Kardoko mengakui industri farmasi saat ini sudah berubah jauh lebih kompetitif dan dinamis. Namun demikian perseroan yakin masih mampu terus tumbuh dan memiliki keunggulan dalam persaingan industri.
Menurut dia, kondisi perseroan kini harus menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah kondisi tidak menentu yang terjadi saat ini. Karena itu, emiten ini telah menyiapkan berbagai strategi guna bisa bertahan di berbagai kondisi.
"Kami tata kembali portofolio produk berdasarkan pada kondisi pasar farmasi saat ini. Dengan mempertimbangankan kondisi dari internal dan eksternal. Melakukan efisiensi di berbagai aspek dengan tetap mengutamakan produktivitas meskipun tetap mengutamakan adaptasi kebiasaan baru. Kami bertekad tetap berkomitmen mengejar target pertumbuhan dobel digit," ujar Hadi di Jakarta, Senin (28/9/2020). (Baca juga: Pemerintah Jamin Ketersediaan Obat untuk Perawatan Pasien Corona )
Meski dihadapkan pada pandemi Covid-19, Phapros masih menunjukkan performa yang positif. Ini karena komitmen untuk terus berinovasi dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga bisa tumbuh menjadi salah satu perusahaan farmasi nasional yang besar.
"Phapros tak akan bisa bertahan hingga kini tanpa kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan, menjaga tingkat kepuasan dan kualitas hubungan dengan pelanggan dan stakeholder. Bagi kami, pelanggan dan stakeholder adalah yang utama,” terangnya. (Baca juga: Langgar PSBB, Lokasi UMKM Binaan Pemprov DKI Ditutup Selama 3 Hari )
Saat ini Phapros memproduksi lebih dari 250 item obat, diantaranya adalah obat hasil pengembangan sendiri. Salah satu produk unggulan Phapros yang menjadi pemimpin pasar di katagorinya adalah produk Antimo.
Perseroan didirikan sejak 21 Juni 1954. Dengan komposisi saham sebesar 56,7% dimiliki oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk sedangkan sisanya dimiliki oleh publik.
Direktur Utama PT Phapros Tbk Hadi Kardoko mengakui industri farmasi saat ini sudah berubah jauh lebih kompetitif dan dinamis. Namun demikian perseroan yakin masih mampu terus tumbuh dan memiliki keunggulan dalam persaingan industri.
Menurut dia, kondisi perseroan kini harus menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah kondisi tidak menentu yang terjadi saat ini. Karena itu, emiten ini telah menyiapkan berbagai strategi guna bisa bertahan di berbagai kondisi.
"Kami tata kembali portofolio produk berdasarkan pada kondisi pasar farmasi saat ini. Dengan mempertimbangankan kondisi dari internal dan eksternal. Melakukan efisiensi di berbagai aspek dengan tetap mengutamakan produktivitas meskipun tetap mengutamakan adaptasi kebiasaan baru. Kami bertekad tetap berkomitmen mengejar target pertumbuhan dobel digit," ujar Hadi di Jakarta, Senin (28/9/2020). (Baca juga: Pemerintah Jamin Ketersediaan Obat untuk Perawatan Pasien Corona )
Meski dihadapkan pada pandemi Covid-19, Phapros masih menunjukkan performa yang positif. Ini karena komitmen untuk terus berinovasi dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga bisa tumbuh menjadi salah satu perusahaan farmasi nasional yang besar.
"Phapros tak akan bisa bertahan hingga kini tanpa kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan, menjaga tingkat kepuasan dan kualitas hubungan dengan pelanggan dan stakeholder. Bagi kami, pelanggan dan stakeholder adalah yang utama,” terangnya. (Baca juga: Langgar PSBB, Lokasi UMKM Binaan Pemprov DKI Ditutup Selama 3 Hari )
Saat ini Phapros memproduksi lebih dari 250 item obat, diantaranya adalah obat hasil pengembangan sendiri. Salah satu produk unggulan Phapros yang menjadi pemimpin pasar di katagorinya adalah produk Antimo.
Perseroan didirikan sejak 21 Juni 1954. Dengan komposisi saham sebesar 56,7% dimiliki oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk sedangkan sisanya dimiliki oleh publik.
(ind)