Wahai Bos-Bos, Cegahlah PHK dengan The Power of Kepepet
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonom senior Aviliani mengatakan bahwa pemerintah harus mengantisipasi angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kemungkinan meningkat pasca- pandemi Covid-19 . Antisipasi PHK itu juga bergantung pada seberapa "kreatif" perusahaan dalam menghadapi kondisi sulit akibat pandemi.
"Kalau perusahaan kreatif, mereka bisa memanfaatkan peluang yang ada. The power of kepepet, mereka yang punya ide dan bisa mengembangkannya akan survive," ujar Aviliani dalam Webinar The 2nd Series Industry Roundtable bertemakan "Actualizing The Post Normal: 2021 and Beyond-Banking Industry Perspective" di Jakarta, Selasa (29/9/2020).( Baca juga:Dengan Laba yang Kontet, Inalum Punya Capex Segede Gaban )
Dia mengatakan perusahaan yang kreatif akan mengambil keuntungan tanpa perlu mem-PHK karyawan. Kondisi itu bertolak belakang dengan perusahaan yang tidak kreatif. (Baca juga : 5 Tsunami Terdahsyat yang Pernah Terjadi Sepanjang Sejarah )
"Kalau tidak kreatif, ya mereka cenderung ke cost efficiency, kenanya di-PHK karyawan. Memang angkanya belum signifikan, masih kecil," tambahnya. ( Baca juga:KPK Tahan Manajer Wilayah PT WK Terkait Kasus Jembatan di Riau )
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa angka PHK bisa meningkat bukan hanya karena pandemi, tapi juga karena perubahan perilaku atau kebiasaan masyarakat secara permanen. Untuk itu, dia menilai bahwa pemerintah butuh menyiapkan langkah antisipatif.
"Pandemi ini mempercepat digitalisasi. Jadi perusahaan yang rencana awalnya memangkas jumlah karyawan dalam lima tahun ke depan, ternyata malah dipercepat," tukas Aviliani.
"Kalau perusahaan kreatif, mereka bisa memanfaatkan peluang yang ada. The power of kepepet, mereka yang punya ide dan bisa mengembangkannya akan survive," ujar Aviliani dalam Webinar The 2nd Series Industry Roundtable bertemakan "Actualizing The Post Normal: 2021 and Beyond-Banking Industry Perspective" di Jakarta, Selasa (29/9/2020).( Baca juga:Dengan Laba yang Kontet, Inalum Punya Capex Segede Gaban )
Dia mengatakan perusahaan yang kreatif akan mengambil keuntungan tanpa perlu mem-PHK karyawan. Kondisi itu bertolak belakang dengan perusahaan yang tidak kreatif. (Baca juga : 5 Tsunami Terdahsyat yang Pernah Terjadi Sepanjang Sejarah )
"Kalau tidak kreatif, ya mereka cenderung ke cost efficiency, kenanya di-PHK karyawan. Memang angkanya belum signifikan, masih kecil," tambahnya. ( Baca juga:KPK Tahan Manajer Wilayah PT WK Terkait Kasus Jembatan di Riau )
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa angka PHK bisa meningkat bukan hanya karena pandemi, tapi juga karena perubahan perilaku atau kebiasaan masyarakat secara permanen. Untuk itu, dia menilai bahwa pemerintah butuh menyiapkan langkah antisipatif.
"Pandemi ini mempercepat digitalisasi. Jadi perusahaan yang rencana awalnya memangkas jumlah karyawan dalam lima tahun ke depan, ternyata malah dipercepat," tukas Aviliani.
(uka)