Waspada Penipuan, Kriminalitas Digital Terus Mengintai

Jum'at, 02 Oktober 2020 - 08:01 WIB
loading...
A A A
"Nomor kode OTP saya juga masuk SMS-nya ke nomor dia. Setelah itu, saldo GoPay saya dikuras semua dan juga pelaku sempat ambil dari rekening BCA saya karena terhubung dengan oneklikBCA. Semua uang itu dibelanjakan pulsa Axis. Saya langsung blokir akun BCA dan Gojek saat itu juga. Tapi total yang sudah diambil sekitar Rp1,7 juta," ungkapnya. (Baca juga: Penggunaan Masker Kurangi Resiko Tertular Covid-19)

Riana sempat melaporkan kasus ini ke polisi tapi ditolak. Menurut petugas, dia tidak bisa langsung melapor karena harus menyertakan rekening koran dan surat keterangan dari Gojek. Di hari yang sama, WhatsApp Riana tidak bisa diakses karena ada yang mencoba masuk. Di layar ponsel ada kode masuk dari pihak WhatsApp bahwa nomor ponsel Riana tidak bisa diakses masuk.

Hari berikutnya Riana mendatangi kantor Gojek untuk mengurus surat keterangan sekaligus meminta pertanggungjawaban Gojek. Pihak Gojek mengaku akan menyelidiki tapi tidak bertanggungjawab terhadap kerugian. Pihak Gojek hanya menyatakan memberi dukungan jika ingin melapor ke polisi.

"Tidak ngasih solusi blas. Padahal pas kasus Maia Estianty (Desember 2019) yang ketipu persis kayak saya, dibalikin tuh duitnya. Pada akhirnya, saya juga belum jadi melaporkan ke polisi karena nggak yakin juga bakal ditindak," katanya.

Atas kejadian tersebut, Riana bersama rekan-rekannya sempat menelisik ihwal sistem keamanan digital yang dimiliki Gojek. Faktanya sistem tersebut cukup rentan dimanipulasi. Dia mengaku tidak mengetahui informasi apakah saat ini sistemnya telah dibenahi Gojek atau tidak. Yang pasti, saat ini Riana memakai dua aplikasi pembelian dan pembayaran virtual selain Gojek/GoPay. (Baca juga: Navalny Sebut Putin di Balik Peracunan Dirinya)

Sebagai korban, Riana berharap Gojek maupun penyedia aplikasi lain sebaiknya menerapkan sistem pembayaran yang tidak masuk dulu ke atau melalui driver, tapi langsung ke restoran atau penyedia barang. Kedua, aplikasi digital apapun, maka penyedia aplikasi harus menerapkan proses otentifikasi dan verifikasi ulang serta berlapis. Tujuannya, untuk memastikan benar atau tidak orang yang masuk menggunakan akun adalah benar-benar identitas pemilik akun dan pemilik nomor ponsel.

Chief of Corporate Affairs Gojek Nila Marita menyatakan, pihaknya telah ada banyak perkembangan dalam mewujudkan ekosistem digital yang aman, inklusif, dan nyaman bagi konsumen atau pengguna layanan. Lebih dari itu, kata dia, untuk perbandingan sikap atau kebijakan Gojek pada kasus Riana Afifah dengan Maya Estianty maka seharusnya penanganannya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Gojek. "Penanganannya harus dengan SOP yang sama. Saya musti cek detailnya tentang penanganan kasus Riana dan Maya. Tapi untuk penanganan harusnya dengan SOP yang sama," ujar Nila.

Di kesempatan webinar Gojek dan AJI Indonesia, Nila mengungkapkan, Gojek telah dari terus berinovasi dan meningkatkan keamanan agar para mitra, para pengguna, dan para merchant (outlet usaha) agar semakin merasa aman dalam menggunakan platform Gojek. Apalagi di masa pandemi, aktivitas masyarakat banyak berpindah ke ranah digital.

Menurut dia, rangkaian sistem keamanan yang dibangun, dikembangkan dan dijalankan Gojek telah meningkatkan kepuasan pengguna, mitra driver, dan merchant. (Baca juga: Hore! Utang Motor Sekarang Nggak perlu Pakai Uang Muka)

"Kita baru-baru ini melakukan survei internal yang dilakukan kepada merchant dan kepada 23.000 driver. Hasilnya 92% mitra driver mengatakan puas dengan keamanan informasi dan akun driver mereka. Sementara untuk merchant 3.000 yang disurvei hampir 93% mengaku aman menggunakan platform Gobiz untuk berbisnis dan bertransaksi," tegas Nila.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2119 seconds (0.1#10.140)