Simak Baik-Baik! Begini Cara GoFood Jaga Makanan Agar Terhindar dari Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Situasi pandemi Covid-19 semakin memantapkan pilihan masyarakat menggunakan layanan digital. Di satu sisi, penggunaan layanan pesan antar makanan daring selama pandemi meningkat secara signifikan.
Di sisi lain, UMKM kuliner, termasuk para pengusaha pemula harus cepat bertransformasi go digital, termasuk memilih mengembangkan usahanya bersama GoFood . Menyikapi tren ini, GoFood, penyedia layanan pesan antar makanan online terbesar di Asia Tenggara, konsisten mengoptimalkan upaya penerapan protokol kebersihan dan kesehatan dalam produksi dan distribusi makanan sampai ke tangan pelanggan.
Hal ini dilakukan melalui dukungan kepada mitra usaha GoFood dalam mematuhi standar kebersihan dan kesehatan dan menjadikannya sebagai syarat mutlak dalam menjaga kepercayaan pelanggan. "Pelanggan selalu menjadi prioritas GoFood, dan di masa pandemi, kami semakin berupaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pelanggan dalam memesan makanan," VP Corporate Affairs, Food Ecosystem Gojek Rosel Lavina di Jakarta, Selasa (6/10/2020).
Dia mengatakan bahwa GoFood terus menerapkan protokol kesehatan dengan menerapkan J3K (Jaga Kebersihan, Jaga Kesehatan, dan Jaga Keamanan) berbentuk edukasi rutin kepada berbagai pihak, terutama mitra usaha, penerapan langkah kebersihan dan keamanan di berbagai lini sesuai pedoman BPOM, distribusi aset digital keamanan makanan (kartu penanda suhu tubuh, selotip, pengaturan jarak antrian), hingga ke pengembangan inovasi di aplikasi Gojek.
"Upaya ini konsisten kami lancarkan dan kami berharap dapat terus berkolaborasi dengan para mitra dan bagian ekosistem Gojek, termasuk mitra usaha GoFood, pembuat kebijakan, dan pelanggan, untuk bersama saling menjaga dan merawat dengan mendorong penerapan protokol kebersihan makanan," ujarnya.
Tidak Sendiri, GoFood juga sinergi dengan pemangku kepentingan terkait penerapan protokol kebersihan makanan. Hal itu disambut positif oleh Ketua Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Amanta. Pihaknya mengatakan kebijakan tentang keamanan pangan dan layanan pesan antar makanan layanan pesan antar makanan digital semakin digandrungi karena berbagai kemudahan yang ditawarkan. "Melalui tren ini, terlihat jelas kalau keamanan makanan adalah tanggung jawab seluruh pelaku yang terlibat di dalam proses, mulai dari penjual, jasa pengantaran, hingga konsumen sendiri," kata dia.
Dia menilai positif inisiatif yang dilakukan oleh penyedia layanan digital seperti GoFood, yang telah sejak awal responsif dan aktif memberikan dorongan untuk penerapan protokol kebersihan terhadap mitra usahanya. "Selanjutnya, agar pengawasan penerapan protokol kebersihan semakin optimal, salah satu rekomendasi kami adalah agar pemerintah menyederhanakan proses verifikasi hingga sertifikasi untuk usaha dan terus melibatkan pihak swasta dalam proses perencanaan kebijakan sampai implementasi. Mengedukasi konsumen secara rutin juga perlu terus dilakukan," jelasnya.
Di sisi lain, UMKM kuliner, termasuk para pengusaha pemula harus cepat bertransformasi go digital, termasuk memilih mengembangkan usahanya bersama GoFood . Menyikapi tren ini, GoFood, penyedia layanan pesan antar makanan online terbesar di Asia Tenggara, konsisten mengoptimalkan upaya penerapan protokol kebersihan dan kesehatan dalam produksi dan distribusi makanan sampai ke tangan pelanggan.
Hal ini dilakukan melalui dukungan kepada mitra usaha GoFood dalam mematuhi standar kebersihan dan kesehatan dan menjadikannya sebagai syarat mutlak dalam menjaga kepercayaan pelanggan. "Pelanggan selalu menjadi prioritas GoFood, dan di masa pandemi, kami semakin berupaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pelanggan dalam memesan makanan," VP Corporate Affairs, Food Ecosystem Gojek Rosel Lavina di Jakarta, Selasa (6/10/2020).
Dia mengatakan bahwa GoFood terus menerapkan protokol kesehatan dengan menerapkan J3K (Jaga Kebersihan, Jaga Kesehatan, dan Jaga Keamanan) berbentuk edukasi rutin kepada berbagai pihak, terutama mitra usaha, penerapan langkah kebersihan dan keamanan di berbagai lini sesuai pedoman BPOM, distribusi aset digital keamanan makanan (kartu penanda suhu tubuh, selotip, pengaturan jarak antrian), hingga ke pengembangan inovasi di aplikasi Gojek.
"Upaya ini konsisten kami lancarkan dan kami berharap dapat terus berkolaborasi dengan para mitra dan bagian ekosistem Gojek, termasuk mitra usaha GoFood, pembuat kebijakan, dan pelanggan, untuk bersama saling menjaga dan merawat dengan mendorong penerapan protokol kebersihan makanan," ujarnya.
Tidak Sendiri, GoFood juga sinergi dengan pemangku kepentingan terkait penerapan protokol kebersihan makanan. Hal itu disambut positif oleh Ketua Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Amanta. Pihaknya mengatakan kebijakan tentang keamanan pangan dan layanan pesan antar makanan layanan pesan antar makanan digital semakin digandrungi karena berbagai kemudahan yang ditawarkan. "Melalui tren ini, terlihat jelas kalau keamanan makanan adalah tanggung jawab seluruh pelaku yang terlibat di dalam proses, mulai dari penjual, jasa pengantaran, hingga konsumen sendiri," kata dia.
Dia menilai positif inisiatif yang dilakukan oleh penyedia layanan digital seperti GoFood, yang telah sejak awal responsif dan aktif memberikan dorongan untuk penerapan protokol kebersihan terhadap mitra usahanya. "Selanjutnya, agar pengawasan penerapan protokol kebersihan semakin optimal, salah satu rekomendasi kami adalah agar pemerintah menyederhanakan proses verifikasi hingga sertifikasi untuk usaha dan terus melibatkan pihak swasta dalam proses perencanaan kebijakan sampai implementasi. Mengedukasi konsumen secara rutin juga perlu terus dilakukan," jelasnya.
(nng)