Gubernur BI: Berita Positif Bakal Bikin Rupiah Menguat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) meyakini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) dapat terus menguat, bahkan hingga ke bawah Rp15.000 per USD. Selain faktor teknikal, hal itu seiring dengan dan perkembangan ekonomi global.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, beberapa faktor global bakal mendorong penguatan rupiah pada hari ini. Selain itu, Perry mengatakan banyak berita positif yang bisa membuat mata uang Garuda makin perkasa.
"Hari ini banyak berita-berita positif yang Insyaallah akan membawa nilai tukar kita akan bergerak di bawah Rp15.000. Faktor-faktor positif itu apa antara lain ya bahwa di Amerika Serikat (AS) sejumlah wilayah di sana mulai akan dibuka kegiatan ekonominya, demikian juga di sejumlah wilayah Eropa," kata Perry di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
(Baca Juga: Rupiah Dibuka Loyo ke Rp15.127/USD Saat Yen Perkasa)
Perry menambahkan, pendapat pejabat bank sentral AS (The Fed) bahwa ekonomi Negeri Paman Sam itu bakal membaik di semester II/2020. Hal itu diyakininya juga bakal mendorong penguatan nilai tukar. Tak hanya itu, harga minyak yang mulai stabil juga diprediksi mendorong stabilitas ekonomi global.
"Meski begitu, saat ini faktor negatif juga masih membayangi nilai tukar diantaranya ketegangan AS dan China mengenai sumber dari virus Corona. Selain itu faktor ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara juga turut menahan penguatan rupiah hari ini," katanya.
Sebagai informasi, pada perdagangan pagi hari ini (6/5) Kurs Rupiah berada di level Rp15.075 per USD, menguat bila dibandingkan pada penutupan perdagangan kemarin (5/5) yang masih berada di level Rp15.080 per USD.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, beberapa faktor global bakal mendorong penguatan rupiah pada hari ini. Selain itu, Perry mengatakan banyak berita positif yang bisa membuat mata uang Garuda makin perkasa.
"Hari ini banyak berita-berita positif yang Insyaallah akan membawa nilai tukar kita akan bergerak di bawah Rp15.000. Faktor-faktor positif itu apa antara lain ya bahwa di Amerika Serikat (AS) sejumlah wilayah di sana mulai akan dibuka kegiatan ekonominya, demikian juga di sejumlah wilayah Eropa," kata Perry di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
(Baca Juga: Rupiah Dibuka Loyo ke Rp15.127/USD Saat Yen Perkasa)
Perry menambahkan, pendapat pejabat bank sentral AS (The Fed) bahwa ekonomi Negeri Paman Sam itu bakal membaik di semester II/2020. Hal itu diyakininya juga bakal mendorong penguatan nilai tukar. Tak hanya itu, harga minyak yang mulai stabil juga diprediksi mendorong stabilitas ekonomi global.
"Meski begitu, saat ini faktor negatif juga masih membayangi nilai tukar diantaranya ketegangan AS dan China mengenai sumber dari virus Corona. Selain itu faktor ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara juga turut menahan penguatan rupiah hari ini," katanya.
Sebagai informasi, pada perdagangan pagi hari ini (6/5) Kurs Rupiah berada di level Rp15.075 per USD, menguat bila dibandingkan pada penutupan perdagangan kemarin (5/5) yang masih berada di level Rp15.080 per USD.
(fai)