Kebal, Jasa Pengiriman Barang Domestik Berkibar di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 tidak hanya membuat krisis di sektor kesehatan, tetapi juga membuat dunia usaha terseok-seok. Namun, ternyata ada bisnis yang justru tumbuh, yakni jasa pengiriman barang.
VP of Marketing PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Eri Palgunadi mengatakan, kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa pengiriman barang semakin tinggi di masa pandemi Covid-19. Penurunan hanya terjadi pada pengiriman barang crossborder karena adanya pembatasan penerbangan baik ke dalam maupun luar negeri.
(Baca Juga: Kemudi Bisnis Logistik Terletak di Penanganan Covid-19)
Dia menyebutkan, peningkatan signifikan berasal dari pengiriman barang hasil transaksi e-commerce domestik. Jasa pengiriman barang merupakan salah satu sektor yang tetap diperbolehkan beroperasi secara penuh.
Dari sisi permintaan, masa pandemi ini membuat pengiriman barang dari individu meningkat. Hal itu dipengaruhi beberapa hal, seperti perubahan perilaku pembelian dari langsung ke toko menjadi secara daring.
"Pembatasan wilayah membuat orang tidak bisa saling berkunjung. Mereka akhirnya saling mengirim barang, baik itu kebutuhan pokok, makanan, fashion, obat-obatan, dan lain-lain," ujar Eri kepada SINDOnews.
(Baca Juga: Edan, JNE Bakal Bisa Kirim Sebanyak 48 Ribu Paket Per Jam)
Di saat bisnis lain lesu, lanjut dia, jasa pengiriman barang justru semakin sibuk. Eri menerangkan, volume pengiriman barang domestik, dalam kota, antarkota, maupun antarprovinsi meningkat. Peningkatan kiriman sebagian besar terjadi untuk paket-paket dengan tujuan akhirnya masyarakat sebagai end user.
Namun, jasa pengiriman yang berbasis korporat atau pemerintah mengalami penurunan. "Peningkatan pengiriman masih didominasi di beberapa kota besar di Pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan Kalimantan," imbuhnya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
VP of Marketing PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Eri Palgunadi mengatakan, kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa pengiriman barang semakin tinggi di masa pandemi Covid-19. Penurunan hanya terjadi pada pengiriman barang crossborder karena adanya pembatasan penerbangan baik ke dalam maupun luar negeri.
(Baca Juga: Kemudi Bisnis Logistik Terletak di Penanganan Covid-19)
Dia menyebutkan, peningkatan signifikan berasal dari pengiriman barang hasil transaksi e-commerce domestik. Jasa pengiriman barang merupakan salah satu sektor yang tetap diperbolehkan beroperasi secara penuh.
Dari sisi permintaan, masa pandemi ini membuat pengiriman barang dari individu meningkat. Hal itu dipengaruhi beberapa hal, seperti perubahan perilaku pembelian dari langsung ke toko menjadi secara daring.
"Pembatasan wilayah membuat orang tidak bisa saling berkunjung. Mereka akhirnya saling mengirim barang, baik itu kebutuhan pokok, makanan, fashion, obat-obatan, dan lain-lain," ujar Eri kepada SINDOnews.
(Baca Juga: Edan, JNE Bakal Bisa Kirim Sebanyak 48 Ribu Paket Per Jam)
Di saat bisnis lain lesu, lanjut dia, jasa pengiriman barang justru semakin sibuk. Eri menerangkan, volume pengiriman barang domestik, dalam kota, antarkota, maupun antarprovinsi meningkat. Peningkatan kiriman sebagian besar terjadi untuk paket-paket dengan tujuan akhirnya masyarakat sebagai end user.
Namun, jasa pengiriman yang berbasis korporat atau pemerintah mengalami penurunan. "Peningkatan pengiriman masih didominasi di beberapa kota besar di Pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan Kalimantan," imbuhnya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(fai)