Menyambut Bonus Demografi, Anak Muda Milenial Dirangkul Garap Sektor Pertanian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menghadapi bonus demografi yang diprediksi Bappenas, bakal terjadi pada tahun 2030 hingga 2040. Lantas bagaimana persepsi anak muda zaman sekarang atau sering disebut sebagai 'generasi milenial' terhadap sektor pertanian ?.
Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi yang sangat besar, usia kerja mencapai 64% dari proyeksi total jumlah penduduk yang mencapai angka 297 juta jiwa atau dengan kata lain mencapai angka 190 juta jiwa usia kerja. Namun sayangnya menurut data BPS, jumlah tenaga kerja di sektor pertanian terus mengalami penurunan selama 5 tahun terakhir.
(Baca Juga: Membangkitkan Petani Milenial )
Jumlahnya menyusut dari 38,97 juta orang pada 2014 menjadi sebanyak 34,58 juta orang pada 2019, turun cukup signifikan sebesar 11,28%. Fakta tersebut perlu menjadi perhatian penting, mengingat bahwa Program Pemerintah adalah mendorong terwujudnya Ketahanan Pangan dan bersiap akan adanya bencana kelaparan di masa yang akan datang berdasarkan hasil kajian FAO atau Organisasi Pangan Dunia.
Dalam hal ini, generasi milenial berperan penting sebagai bagian dari kemajuan pertanian di masa depan. Sebagai bagian dari generasi milenial, Stalino Saerang selaku Project Manager dari Nara Kupu Village (disingkat dengan NKV) turut ambil bagian untuk berpartisipasi mendukung program Pemerintah tersebut. Melalui NKV, peran milenial cukup dominan, dimana 60% pekerja merupakan generasi muda dan sisanya 40% berasal dari generasi tua.
(Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Kinerja Sektor Pertanian Meningkat Signifikan )
Komposisi ini kata Stalino Saerang, diharapkan dapat mengoptimalkan proses transfer knowledge antar generasi. Generasi muda dapat mengenalkan teknologi pertanian kepada yang tua, kemudian yang tua dapat mewariskan pengalaman kepada generasi muda.
"Dengan demikian, generasi muda dapat menerima tongkat estafet pertanian dengan baik, sehingga kita optimis Ketahanan Pangan di masa depan dapat terwujud secara bertahap," ucap Stalino Saerang.
(Baca Juga: Kebal dari Serangan Covid-19, Saatnya Berpaling ke Sektor Pertanian )
Lebih lanjut, Stalino Saerang yang juga aktif di kepengurusan organisasi pemuda FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia) itu mengatakan, bahwa salah satu strategi NKV dalam meningkatkan peran milenial adalah merekrut generasi muda lulusan Sekolah Pertanian, dengan tujuan petani muda tersebut dapat saling berbagi ilmu antar pekerja dan masyarakat sekitar.
"NKV, yaitu lahan yang dikelola swasta tidak hanya berjalan sendiri, akan tetapi turut membantu komunitas masyarakat sebagai upaya pendampingan, seperti membuat kelompok pertanian (Poktan), pemberian pupuk kompos, serta pemberian bibit. Ke depannya, NKV akan terus berinovasi untuk kemajuan sektor pertanian melalui sinergi petani antar generasi," tandas Stalino Saerang.
Lihat Juga: Prabowo Janji RI Swasembada Pangan 5 Tahun Lagi, Pakar Sarankan Genjot Komoditas non-Padi
Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi yang sangat besar, usia kerja mencapai 64% dari proyeksi total jumlah penduduk yang mencapai angka 297 juta jiwa atau dengan kata lain mencapai angka 190 juta jiwa usia kerja. Namun sayangnya menurut data BPS, jumlah tenaga kerja di sektor pertanian terus mengalami penurunan selama 5 tahun terakhir.
(Baca Juga: Membangkitkan Petani Milenial )
Jumlahnya menyusut dari 38,97 juta orang pada 2014 menjadi sebanyak 34,58 juta orang pada 2019, turun cukup signifikan sebesar 11,28%. Fakta tersebut perlu menjadi perhatian penting, mengingat bahwa Program Pemerintah adalah mendorong terwujudnya Ketahanan Pangan dan bersiap akan adanya bencana kelaparan di masa yang akan datang berdasarkan hasil kajian FAO atau Organisasi Pangan Dunia.
Dalam hal ini, generasi milenial berperan penting sebagai bagian dari kemajuan pertanian di masa depan. Sebagai bagian dari generasi milenial, Stalino Saerang selaku Project Manager dari Nara Kupu Village (disingkat dengan NKV) turut ambil bagian untuk berpartisipasi mendukung program Pemerintah tersebut. Melalui NKV, peran milenial cukup dominan, dimana 60% pekerja merupakan generasi muda dan sisanya 40% berasal dari generasi tua.
(Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Kinerja Sektor Pertanian Meningkat Signifikan )
Komposisi ini kata Stalino Saerang, diharapkan dapat mengoptimalkan proses transfer knowledge antar generasi. Generasi muda dapat mengenalkan teknologi pertanian kepada yang tua, kemudian yang tua dapat mewariskan pengalaman kepada generasi muda.
"Dengan demikian, generasi muda dapat menerima tongkat estafet pertanian dengan baik, sehingga kita optimis Ketahanan Pangan di masa depan dapat terwujud secara bertahap," ucap Stalino Saerang.
(Baca Juga: Kebal dari Serangan Covid-19, Saatnya Berpaling ke Sektor Pertanian )
Lebih lanjut, Stalino Saerang yang juga aktif di kepengurusan organisasi pemuda FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia) itu mengatakan, bahwa salah satu strategi NKV dalam meningkatkan peran milenial adalah merekrut generasi muda lulusan Sekolah Pertanian, dengan tujuan petani muda tersebut dapat saling berbagi ilmu antar pekerja dan masyarakat sekitar.
"NKV, yaitu lahan yang dikelola swasta tidak hanya berjalan sendiri, akan tetapi turut membantu komunitas masyarakat sebagai upaya pendampingan, seperti membuat kelompok pertanian (Poktan), pemberian pupuk kompos, serta pemberian bibit. Ke depannya, NKV akan terus berinovasi untuk kemajuan sektor pertanian melalui sinergi petani antar generasi," tandas Stalino Saerang.
Lihat Juga: Prabowo Janji RI Swasembada Pangan 5 Tahun Lagi, Pakar Sarankan Genjot Komoditas non-Padi
(akr)