Impor Loyo, Neraca Dagang Diproyeksi Surplus USD2,33 Miliar

Kamis, 15 Oktober 2020 - 08:36 WIB
loading...
Impor Loyo, Neraca Dagang Diproyeksi Surplus USD2,33 Miliar
Ilustrasi Foto/Dok SINDOphoto/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Neraca perdagangan bulan September 2020 diperkirakan surplus USD2,53 miliar dari bulan sebelumnya yang tercatat surplus USD2,33 miliar.

Ekonom Josua Pardede mengatakan meningkatnya surplus perdagangan bulan September dipengaruhi oleh laju tahunan impor yang terkontraksi lebih dalam dibandingkan laju tahunan ekspor.

"Kinerja ekspor Indonesia pada bulan September diperkirakan terkontraksi 8,09% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 8,36% yoy," kata Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (15/10/2020).

( )

Dia merinci ekspor bulan September dipengaruhi oleh kenaikan beberapa harga komoditas ekspor secara bulanan (month-to-month/mtm) seperti CPO (4,7%), batubara (3,0%), Karet alam (4,2%). Perbaikan ekspor bulanan juga didukung oleh peningkatan aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia seperti EuroZone, AS, Jepang, India, Korea.

Sementara itu di sisi lain, impor bulan September diperkirakan terkontraksi 26,99% yoy dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 24,19% yoy. Laju impor bulanan cenderung melambat mempertimbangkan aktivitas manufaktur Indonesia pada bulan September yang kembali masuk ke fase kontraksi sedemikian sehingga mengindikasikan impor non-migas cenderung melambat.

Dia melanjutkan, kontraksi aktivitas manufaktur domestik juga turut dipengaruhi oleh pemberlakuan PSBB di DKI Jakarta. Sementara itu, tren penurunan harga minyak mentah yakni sebesar 7% mtm, mengindikasikan impor migas pun juga melambat.

Dengan demikian, ungkapnya, secara keseluruhan neraca perdagangan pada kuarta III/2020 diperkirakan surplus USD8,12 miliar dari kuartal sebelumnya yang tercatat surplus USD2,89 miliar.

( )

"Meskipun pemulihan ekonomi domestik mulai terindikasi pada kuartal III tahun 2020, namun masih lemahnya tingkat konsumsi masyarakat serta rendahnya belanja modal dari sisi produksi mendorong lemahnya impor khususnya impor non-migas," tandasnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini akan mengumumkan data perekonomian bulan September, salah satunya terkait kinerja ekspor-impor dan neraca perdagangan.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1857 seconds (0.1#10.140)