Bisnis Terintegrasi Jadi Andalan Widodo Makmur Unggas

Kamis, 15 Oktober 2020 - 21:55 WIB
loading...
Bisnis Terintegrasi...
Meningkatnya PDB atau Gross Domestik Product (GDP) setiap tahun mendorong daya beli. Hal ini menjadi peluang bagi PT Widodo Makmur Unggas (WMU) untuk mengambil ceruk dalam industri peternakan terintegrasi. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestik Product (GDP) setiap tahun mendorong daya beli masyarakat. Hal ini menjadi peluang bagi PT Widodo Makmur Unggas (WMU) untuk mengambil ceruk dalam industri peternakan terintegrasi.

"GDP Indonesia per kapita naik setiap tahun dan di 2020 ini sudah sekitar 4.100 USD per kapita. Dengan peningkatan GDP itu maka konsumsi daging ayam terus naik setiap tahun. Daging ayam adalah jenis daging yang paling diminati oleh orang Indonesia," kata Direktur Keuangan PT Widodo Makmur Unggas, Wahyu Andi Susilo.

(Baca Juga: Perkuat Posisi di Industri Unggas Nasional, WMU dan Agretail Teken MoU )

Untuk menjamin ketersediaan daging ayam, lebih lanjut kata Andi, keberadaan WMU menjawab peluang atas kebutuhan dan permintaan daging ayam dengan memiliki fasilitas rumah potong ayam terbesar di Indonesia, yang tentunya akan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan pangan nasional. Melalui integrasi vertikal mendorong terbentuknya peluang pada setiap titik di dalam satu rangkaian proses bisnis.

WMU akan menjadi pemain yang patut diperhitungkan di Indonesia, karena Perseroan memiliki model bisnis yang berbeda nyata dibandingkan dengan pemain yang lainnya yang sudah jauh lebih lama ada di industri unggas. "Diferensiasi yang jelas dari WMU, dengan fokus utama pada penyediaan daging ayam," ujar Andi.

Sebagai perusahaan yang masih muda, penerapan manajemen perusahaan yang agile, memastikan Perseroan akan terus tumbuh dan berkembang, akan semakin banyak kepercayaan yang akan diterima dari para pelanggan dan mitra bisnis.

Apalagi di tengah pandemi Covid-19, strategi khusus Perseroan justru akan semakin menguatkan kerja sama yang dilakukan serta menguatkan diferensiasinya sehingga semakin mengokohkan posisi Widodo Makmur Unggas di Indonesia.

(Baca Juga: Hatchery dan Breeding Farm Milik WMU di DIY Mampu Hasilkan 2 Juta Telur Ayam/Bulan )

Menangapi penambahan mitra kerja sama dengan UMKM, menurut Andi, manajemen memastikan target penambahan mitra UMKM, karena Perseroan memiliki proyeksi yang sangat menjanjikan. Di Indonesia 99 persen pelaku usaha berasal dari UMKM. Jumlah usaha di Indonesia ada 62 juta unit dan 99 persen merupakan UMKM, dan sisanya usaha berskala besar.

"Tentunya kita akan terus menambah mitra UMKM yang akan kami bina bersama. Apalagi WMU juga punya misi untuk berkontribusi terhadap negeri dengan menjadi jembatan kesejahteraan petani dan peternak di Indonesia, dan UMKM tentunya sebagai salah satu penopang perekonomian bangsa. Saat ini, yang sudah jadi mitra kami yang pasti di atas 10.000 UMKM," jelas Andi.

WMU dikelola secara profesional oleh tim manajemen yang paham akan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). WMU menciptakan operasi terstandarisasi berdasarkan kekuatan riset dalam menentukan genetika ternak terbaik, teknologi pakan dan pertanian, menerapkan bio-security dengan ketat dan memperhatikan kesejahteraan hewan (animal’s welfare) di peternakan.

Model bisnis ini menghubungkan berbagai produksi makanan untuk menciptakan rantai nilai, direplikasi di seluruh kategori produk di pasar target, dengan konsumsi protein didorong oleh pertumbuhan populasi, kondisi ekonomi dan preferensi masyarakat.

PT Widodo Makmur Unggas (WMU) bergerak di bidang peternakan ayam terintegrasi vertikal. WMU memiliki unit-unit bisnis meliputi breeding farm, hatchery, commercial broiler farm, commercial layer farm, slaughterhouse, dan feedmill di beberapa lokasi fasilitas yang tersebar di Pulau Jawa.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Prabowo: Kalau Pangan...
Prabowo: Kalau Pangan Aman, Nggak Usah Takut Saham Naik Turun
Prabowo Hapus Kuota...
Prabowo Hapus Kuota Impor Pangan, Wamentan Sebut Bukan Berarti Jor-joran
Gerakan Pangan Murah,...
Gerakan Pangan Murah, Kepala Bapanas: Kadin Luar Biasa Gabungkan Hulu dan Hilir
Prabowo Cuek Harga Saham...
Prabowo Cuek Harga Saham Naik Turun, yang Penting Pangan Aman Negara Aman
SIG Bantu Kelompok Peternak...
SIG Bantu Kelompok Peternak Puyuh Andalas Memproduksi 4.000 Telur per Hari
SRC dan Bulog Kolaborasi...
SRC dan Bulog Kolaborasi Perkuat Jaringan Distribusi Pangan
Bulog Bukan Lagi BUMN,...
Bulog Bukan Lagi BUMN, Bakal Langsung di Bawah Prabowo
Soal Industri Wajib...
Soal Industri Wajib Serap Susu Lokal, Peternak Ingin Perpres Segera Diterbitkan
Lebih dari 1 Dekade,...
Lebih dari 1 Dekade, Susu Mbok Darmi Berdayakan Peternak Lokal
Rekomendasi
Anggota DPRA Jalani...
Anggota DPRA Jalani Sidang Kasus Dugaan Penganiayaan Anak di Aceh Barat
7.000 Hektare Lahan...
7.000 Hektare Lahan TNBBS Dijadikan Perkebunan, 4.517 Orang Huni Kawasan Konservasi Hutan
Waketum Perindo Minta...
Waketum Perindo Minta Optimalisasi Dana Desa Rp71 Triliun Tepat Sasaran
Berita Terkini
19 Perusahaan Korsel...
19 Perusahaan Korsel Bakal Tambah Investasi Rp30 Triliun usai Bertemu Prabowo, Ini Daftarnya
34 menit yang lalu
Optimalkan Potensi KEK...
Optimalkan Potensi KEK Mandalika dengan Membangun Ekosistem Pariwisata Hijau
34 menit yang lalu
Penertiban Kawasan Hutan...
Penertiban Kawasan Hutan Diminta Utamakan Kepastian Hukum dan Data Valid
49 menit yang lalu
Mendorong Hilirisasi...
Mendorong Hilirisasi Industri Berbasis Sumber Daya Lokal di Maluku Utara
1 jam yang lalu
Perluas Portofolio,...
Perluas Portofolio, Home Credit Tawarkan Pembiayaan Modal Usaha hingga Rp50 Juta
1 jam yang lalu
Rekor Belanja Militer...
Rekor Belanja Militer Dunia Capai Rp45.356 Triliun, AS Sumbang 37%
1 jam yang lalu
Infografis
Sistem Perang Elektronik...
Sistem Perang Elektronik Rusia Bikin Senjata NATO Jadi Rongsokan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved