Waspada Kena Prank, IHSG Bisa Ambruk Akhir Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketidakpastian ekonomi global akibat terus meningkatnya kasus Covid-19 masih menjadi sentimen Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan pandemi Covid-19 masih mencatat 4.000 lebih kasus setiap harinya belum lagi ditambah gaduh demo menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja bisa menjadi pemicu gerak saham terjerumus di zona merah.
Tidak berhenti di situ, volatilitas global diperkirakan akan meningkat jelang pemilu AS pada November mendatang. Sejauh ini, investor asing masih melakukan jual bersih sebesar Rp12.6 triliun sejak satu bulan terakhir. Dari sisi stimulus, perbankan masih perlu merumuskan kembali strategi relaksasi agar tetap bertahan dari lonjakan kredit macet.
"Diperkirakan sampai akhir tahun IHSG akan berada di angka 4.500-5.000," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews, Minggu (18/10/2020).
Terpisah, Ekonom CORE Piter Abdullah mengungkapkan IHSG berpotensi untuk melanjutkan penguatan terutama ditopang oleh kabar baik terkait kemungkinan ketersediaan vaksin impor pada akhir tahun dan produksi vaksin awal tahun depan. "Adanya vaksin Covid-19 akan menjadi sentimen positif pasar kemudian mendorong IHSG terus meningkat," kata dia.
Namun demikian Piter melihat masih ada ancaman koreksi yang besar apabila keyakinan akan vaksin tersebut tidak terwujud. Sehingga memunculkan kekhawatiran baru bahwa pandemi ini akan terus berlangsung hingga akhir tahun depan. "Ketika Itu terjadi IHSG akan kembali terpuruk," ungkap dia.
Tidak berhenti di situ, volatilitas global diperkirakan akan meningkat jelang pemilu AS pada November mendatang. Sejauh ini, investor asing masih melakukan jual bersih sebesar Rp12.6 triliun sejak satu bulan terakhir. Dari sisi stimulus, perbankan masih perlu merumuskan kembali strategi relaksasi agar tetap bertahan dari lonjakan kredit macet.
"Diperkirakan sampai akhir tahun IHSG akan berada di angka 4.500-5.000," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews, Minggu (18/10/2020).
Terpisah, Ekonom CORE Piter Abdullah mengungkapkan IHSG berpotensi untuk melanjutkan penguatan terutama ditopang oleh kabar baik terkait kemungkinan ketersediaan vaksin impor pada akhir tahun dan produksi vaksin awal tahun depan. "Adanya vaksin Covid-19 akan menjadi sentimen positif pasar kemudian mendorong IHSG terus meningkat," kata dia.
Namun demikian Piter melihat masih ada ancaman koreksi yang besar apabila keyakinan akan vaksin tersebut tidak terwujud. Sehingga memunculkan kekhawatiran baru bahwa pandemi ini akan terus berlangsung hingga akhir tahun depan. "Ketika Itu terjadi IHSG akan kembali terpuruk," ungkap dia.
(nng)