Sekarang Ini Saat Tepat untuk Berinvestasi di Pasar Modal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meskipun sulit untuk keluar dari lembah resesi, namun ini momen yang tepat untuk berinvestasi di pasar modal . Pasalnya, harga saham yang murah bisa melonjak naik setelah ekonomi kembali pulih.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan indeks diperkirakan akan terus bergerak positif pada kuartal IV ini. Meskipun diakui saat ini IHSG masih tercatat minus 19% secara year to date (ytd), namun indeks sudah mulai perlahan-lahan pulih. Hal tersebut terlihat dari IHSG per 16 Oktober yang kini berada di level 5.100 setelah sebelumnya sempat mencapai titik terendahnya yakni 3.937. (Baca: Mereka Mati Megenaskan Setelah Menghina Nabi Muhammad SAW)
“Saya optimis sampai akhir 2020 ini pasar modal Indonesia akan terus membaik dan mencatatkan perkembangan yang positif,” kata Hoesen dalam acara Capital Market Fun Day 2020 secara virtual, kemarin.
Lebih lanjut Hoesen menjelaskan, OJK mengajak kepada seluruh pelaku pasar modal untuk tetap selalu optimis dan jangan berputus asa. Apalagi, tantangan ekonomi ini tidak hanya dialami Indonesia, tapi negara-negara lain di dunia juga merasakan hal yang sama.
“Oleh karena itu, saya berharap kepada seluruh insan pasar modal Indonesia untuk tetap optimis dan jangan berputus asa menghadapi berbagai tantangan tersebut. Karena tidak hanya kita yang mengalami ini tetapi seluruh dunia juga mengalami tantangan yang sama,” jelasnya. (Baca juga: Kemendikbud Akan Kembangkan SMK untuk Bangun Desa)
Apalagi, kondisi pasar modal Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lainnya. Beberapa contohnya adalah seperti Singapura, Filipina, hingga Thailand yang posisinya berada di bawah Indonesia.
Sebagai gambaran, indeks Singapura hingga saat ini masih -21,49%. Sementara untuk Filipina dan Thailand indeksnya masing-masing mengalami -24,53% dan -22,04%.
“Kondisi IHSG secara year to date masih lebih baik jika di dibandingkan dengan beberapa peer country ASEAN, seperti Singapura, Filipina dan Thailand,” tegasnya. (Baca juga: Cukupi Nutrisi si Kecil di Masa Pandemi)
Head Economist TanamDuit Ferry Latuhihin menilai pasar di Indonesia lebih kuat dibandingkan negara-negara lain di ASEAN. Pasalnya, ekspektasi pasar akan pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca-pandemi Covid-19 akan melesat lebih cepat daripada negara tetangga. Secara outlook juga stabil seperti yang dikatakan oleh lembaga-lembaga rating seperti Fitch dan S&P.
“Pertumbuhan ekonomi Singapura masih sangat volatile dibanding pertumbuhan ekonomi kita. Dan Thailand selalu lebih rendah,” jelas Ferry.
Secara struktur ekonomi Indonesia didominasi oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sehingga ikut mendukung stabilitas dan rendahnya volatilitas pertumbuhan. Di tengah krisis ini sektor perbankan nasional juga relatif aman dan likuiditasnya didukung oleh pemerintah. (Lihat videonya: Napi WNA Kabur dari Lapas Tangerang Ditemukan Tewas di Bogor)
“Bahkan pertumbuhan kredit sudah mulai positif lagi. Saya masih yakin indeks masih berpotensi ke level 5.750-6.000 akhir tahun ini dan ke 7.000 pada akhir 2021,” tambahnya. (Kunthi Fahmar Shandy/Giri Hartomo/Hafid Fuad)
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan indeks diperkirakan akan terus bergerak positif pada kuartal IV ini. Meskipun diakui saat ini IHSG masih tercatat minus 19% secara year to date (ytd), namun indeks sudah mulai perlahan-lahan pulih. Hal tersebut terlihat dari IHSG per 16 Oktober yang kini berada di level 5.100 setelah sebelumnya sempat mencapai titik terendahnya yakni 3.937. (Baca: Mereka Mati Megenaskan Setelah Menghina Nabi Muhammad SAW)
“Saya optimis sampai akhir 2020 ini pasar modal Indonesia akan terus membaik dan mencatatkan perkembangan yang positif,” kata Hoesen dalam acara Capital Market Fun Day 2020 secara virtual, kemarin.
Lebih lanjut Hoesen menjelaskan, OJK mengajak kepada seluruh pelaku pasar modal untuk tetap selalu optimis dan jangan berputus asa. Apalagi, tantangan ekonomi ini tidak hanya dialami Indonesia, tapi negara-negara lain di dunia juga merasakan hal yang sama.
“Oleh karena itu, saya berharap kepada seluruh insan pasar modal Indonesia untuk tetap optimis dan jangan berputus asa menghadapi berbagai tantangan tersebut. Karena tidak hanya kita yang mengalami ini tetapi seluruh dunia juga mengalami tantangan yang sama,” jelasnya. (Baca juga: Kemendikbud Akan Kembangkan SMK untuk Bangun Desa)
Apalagi, kondisi pasar modal Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lainnya. Beberapa contohnya adalah seperti Singapura, Filipina, hingga Thailand yang posisinya berada di bawah Indonesia.
Sebagai gambaran, indeks Singapura hingga saat ini masih -21,49%. Sementara untuk Filipina dan Thailand indeksnya masing-masing mengalami -24,53% dan -22,04%.
“Kondisi IHSG secara year to date masih lebih baik jika di dibandingkan dengan beberapa peer country ASEAN, seperti Singapura, Filipina dan Thailand,” tegasnya. (Baca juga: Cukupi Nutrisi si Kecil di Masa Pandemi)
Head Economist TanamDuit Ferry Latuhihin menilai pasar di Indonesia lebih kuat dibandingkan negara-negara lain di ASEAN. Pasalnya, ekspektasi pasar akan pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca-pandemi Covid-19 akan melesat lebih cepat daripada negara tetangga. Secara outlook juga stabil seperti yang dikatakan oleh lembaga-lembaga rating seperti Fitch dan S&P.
“Pertumbuhan ekonomi Singapura masih sangat volatile dibanding pertumbuhan ekonomi kita. Dan Thailand selalu lebih rendah,” jelas Ferry.
Secara struktur ekonomi Indonesia didominasi oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sehingga ikut mendukung stabilitas dan rendahnya volatilitas pertumbuhan. Di tengah krisis ini sektor perbankan nasional juga relatif aman dan likuiditasnya didukung oleh pemerintah. (Lihat videonya: Napi WNA Kabur dari Lapas Tangerang Ditemukan Tewas di Bogor)
“Bahkan pertumbuhan kredit sudah mulai positif lagi. Saya masih yakin indeks masih berpotensi ke level 5.750-6.000 akhir tahun ini dan ke 7.000 pada akhir 2021,” tambahnya. (Kunthi Fahmar Shandy/Giri Hartomo/Hafid Fuad)
(ysw)