Defisit APBN 4,16%, Sri Mulyani: Tolong Diingat di Negara Lain Bahkan Belasan dan 20%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa defisit APBN mencapai Rp682,1 triliun atau 65,6% dari patokan dalam APBN 2020 senilai Rp1.039,2 triliun. Realisasi defisit anggaran itu setara dengan 4,16% PDB.
Rinciannya, realisasi pendapatan negara tercatat senilai Rp1.159,0 triliun atau terkontraksi 13,7% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu Rp1.342,25 triliun. Realisasi pendapatan negara itu setara dengan 61,99% dari target senilai Rp1.699,9 triliun. ( Baca juga:Mau Ikut Bantu Ekonomi? Nih 7 Seri SUN Siap Diborong )
Sedangkan belanja negara hingga akhir September 2020 tercatat senilai Rp1.841,1 triliun atau 67,2% dari pagu Rp2.739,2 triliun. Realisasi belanja negara itu tumbuh 15,5% dibandingkan penyerapan per akhir September tahun lalu yang senilai Rp1.594,66 triliun.
"Tolong diingat defisit di berbagai negara lain bahkan mencapai belasan dan 20%. Jadi, kalau Indonesia defisit 4,16%, kita berharap indonesia jauh lebih baik,” ujar Sri Mulyani dalam APBN Kita secara virtual, Senin (19/10/2020).
Dia melanjutkan terkontraksinya pendapatan negara, termasuk penerimaan pajak, masih lebih banyak dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi akibat pandemi virus Corona. ( Baca juga:Tekor! Sri Mulyani Sebut Defisit APBN 2020 Tembus Rp500 Triliun )
“Memang mengalami tekanan karena bisnis dan pembayar pajak mengalami tekanan," katanya.
Sementara itu, realisasi penerimaan pajak (termasuk pajak penghasilan migas) hingga akhir September 2020 senilai Rp750,6 triliun atau 62,6% terhadap target APBN 2020 yang sudah diubah sesuai Perpres No. 72/2020 senilai Rp1.198,8 triliun.
Rinciannya, realisasi pendapatan negara tercatat senilai Rp1.159,0 triliun atau terkontraksi 13,7% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu Rp1.342,25 triliun. Realisasi pendapatan negara itu setara dengan 61,99% dari target senilai Rp1.699,9 triliun. ( Baca juga:Mau Ikut Bantu Ekonomi? Nih 7 Seri SUN Siap Diborong )
Sedangkan belanja negara hingga akhir September 2020 tercatat senilai Rp1.841,1 triliun atau 67,2% dari pagu Rp2.739,2 triliun. Realisasi belanja negara itu tumbuh 15,5% dibandingkan penyerapan per akhir September tahun lalu yang senilai Rp1.594,66 triliun.
"Tolong diingat defisit di berbagai negara lain bahkan mencapai belasan dan 20%. Jadi, kalau Indonesia defisit 4,16%, kita berharap indonesia jauh lebih baik,” ujar Sri Mulyani dalam APBN Kita secara virtual, Senin (19/10/2020).
Dia melanjutkan terkontraksinya pendapatan negara, termasuk penerimaan pajak, masih lebih banyak dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi akibat pandemi virus Corona. ( Baca juga:Tekor! Sri Mulyani Sebut Defisit APBN 2020 Tembus Rp500 Triliun )
“Memang mengalami tekanan karena bisnis dan pembayar pajak mengalami tekanan," katanya.
Sementara itu, realisasi penerimaan pajak (termasuk pajak penghasilan migas) hingga akhir September 2020 senilai Rp750,6 triliun atau 62,6% terhadap target APBN 2020 yang sudah diubah sesuai Perpres No. 72/2020 senilai Rp1.198,8 triliun.
(uka)